—Na💛
...
Arga merunduk melihat hape-nya. Sesekali, ia meminum minuman milik Erza, membuat Erza berteriak tidak terima.
Geng cowok itu tengah menunggu Reno, yang katanya ada rapat sebentar. Sekalian ketemuan sama Clara juga, katanya.
"Ga, bisa gak lo berhenti malakin minum gue?" Erza bersungut-sungut, menatap gelas minumannya yang tersisa setengah.
"Hm, bisa." Sahut Arga dengan mata masih tertuju pada hape-nya.
Wajah Erza merekah. Ia menarik gelas minumannya dari tangan Arga, tapi Arga lebih dahulu menahannya.
Erza menatap Arga bingung. "Woy, minum gue!"
"Beliin gue minum dulu." Arga memasukkan hape-nya ke kantong celana, lalu menatap Erza santai.
"Lah, kok gue?"
"Lo kan bilang bisa gak gue berhenti malakin minum lo? Gue jawab, bisa. Asalkan lo beliin gue minum." Jawab Arga santai.
"Sialan lo, Ga." Desis Erza. Cowok itu mau tak mau beranjak, memesankan minum untuk ketua geng-nya itu.
Arga terkekeh. "Yang sama kayak lo, ya!" Serunya pada Erza.
"Iya, bawel."
Arga kembali terkekeh geli. Setelah Erza hilang dari pandangannya, cowok itu memperbaiki posisi duduknya.
"Reno kemana? Lama bener rapatnya." Celetuk Arga sambil melihat kesana-kemari.
"Rapat OSIS emang gitu, Ga. Apalagi, si Reno mau ketemuan dulu sama Clara. Ya tambah lama, lah." Sahut Hito, yang asyik dengan mie-nya.
Arga masih melihat seisi kantin, kali-kali ia menemukan Reno.
Tapi, bukannya Reno yang ia temukan, matanya malah berhenti pada satu cewek.
Arga menatap cewek itu lama, hingga sebuah senyum tipis terukir di wajahnya. Igo yang duduk di sampingnya jadi merinding. Kenapa cowok disebelahnya ini tiba-tiba senyum, pikirnya.
Matt yang mengerti pandangan Igo, ikut melirik ke arah Arga. Matt menyerngit, lalu cowok itu berbalik, mencari ke arah mana pandangan Arga tertuju.
Hito tidak peduli, ia masih asyik menyantap mie-nya.
🌻🌻🌻
Rara yang tengah berdiri mengantri mie ayam, tiba-tiba merasa merinding. Tiba-tiba ia merasa ada yang sedang memperhatikannya. Gadis itu pelan-pelan menoleh, hingga matanya sedikit melebar karena bertemu dengan cowok itu, yang juga balas menatapnya sambil tersenyum tipis.
Rara jadi salah tingkah. Ia berlagak kesal, lalu segera berbalik, kembali menghadap gerobak mie ayam didepannya.
"Ra, gue disana ya." Fani menoel lengan Rara, membuat Rara menoleh. Rara menatap meja yang di tunjuk Fani, lalu gadis itu segera mengangguk.
Rara kembali menghadap gerobak mie ayam, tapi tiba-tiba matanya seakan bergerak sendiri. Gadis itu melirik lewat ekor matanya, mencari keberadaan cowok yang tadi terus menatapnya sambil tersenyum tipis itu.
Mata Rara bertemu dengan mata cowok itu. Pandangannya masih sama, misterius. Mereka berpandangan, hingga akhirnya cowok itu tersenyum semakin lebar pada Rara, membuat Rara semakin merinding.
"Tu cowok kenapa, dah? Sehat kagak sih?!" Gerutu Rara dalam hati.
Rara merunduk, merutuk sendiri kenapa ia harus melirik pada cowok itu?
Melirik pada... cowok bernama Arga itu.
🌻🌻🌻
"Itu siapa?"
Arga tersadar. Cowok itu berdehem, lalu kembali sok sibuk.
"Itu siapa, Ga?"
Arga berdecak. "Bukan siapa-siapa."
Igo berdecih keras. "Cih, lo bohong ketauan banget."
Matt dan Hito saling pandang, hingga Matt mengajak Hito mabar, dan Hito menyetujuinya.
"Heyyo wassap bro!"
Arga yang hampir mengumpat, segera menelan umpatannya. Igo yang disebelahnya sudah mengumpat pelan, sedangkan Matt dan Hito tidak banyak peduli.
"Hehehe, sorry lama bro. Ngantri bener tadi." Erza terkekeh. Cowok itu menyerahkan segelas minuman pada Arga. Arga menatap itu, lalu segera meraihnya dengan kesal.
"Upah gue ma–"
"Diem lo." Desis Arga. Erza menelan ludah kesal, lalu segera beringsut menjauh dari Arga.
"Eh, itu temen-temen kamu,"
Arga menoleh, Erza yang sedang menunduk masih merasa kesal dan sedih atas nasibnya itu mendongak, Matt dan Hito mengalihkan pandangan mereka dari hape masing-masing, sedangkan Igo uring-uringan menatap orang itu.
"Hm, iya." Reno beranjak tanpa banyak bicara, segera menghampiri geng-nya.
Reno duduk tepat di sebelah Erza. Reno menatap Clara yang tadi ikut menemaninya itu, masih berdiri didepan sana dengan senyum manis yang terukir.
Erza menatap Reno, lalu beralih menatap Clara. Seketika, hati nya meleleh saat melihat senyum manis Clara.
"Manis bener senyumnya, neng." Erza bersuara tanpa berkedip. Cowok itu tersenyum, geli sendiri ntah kenapa.
"Cewek gue, bege!" Reno menimpuk kepala Erza keras-keras, dan Erza refleks mengaduh.
Pandangan Reno beralih, ia kembali menatap Clara. Matanya sedikit menyipit, menatap sang kekasih yang masih diam di tempat itu.
"Udah, jangan disitu mulu. Aku gak mau berbagi manis-nya kamu sama temen-temen aku. Cukup aku aja yang ngerasain." Ucap Reno. Dan teman-temannya refleks mengumpat tanpa suara.
Clara mendadak jadi salting. Cewek itu berdehem pelan. "Ya udah, aku... pergi dulu, ya?"
"Hm, hati-hati. Jangan senyum manis lagi ke cowok lain, aku gak suka."
"Iya iya, Renoku."
"Ya udah, hati-hati."
Clara melambaikan tangan pelan pada Reno, lalu segera beranjak meninggalkan tempat itu tanpa harus berpamitan pada teman-teman Reno.
Takut Reno marah.
"Cih, si bucin." Ledek Erza pelan, dan langsung dapat jitakan spesial dari Reno.
...
Kapal RenoClara-ku, terus belayar ya. Jangan karam <3
—Na💛
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSI
Teen Fiction"Lo naksir dia, kan? Ngaku aja lah, bangke!" "Dih, apaan? Naksir adek kelas? Mau ditaroh dimana muka gue?" ~~~ "Tau gak?" "Hm, apaan?" "Ada kakel yang naksir lo, katanya." "Hah?" ~~~ Kisah tentang dua murid yang tak saling kenal, tak saling tahu men...