= Gengsi ; 19 =

83 9 0
                                    

Love The Way You Lie – Skylar Grey

...

"Gue pulang bareng lo."

Wajah Arga berubah. Cowok itu menatap Rara tidak mengerti.

Tapi kenapa, hatinya jadi cenat-cenut gini, ya?

Rara mendongak, menatap Arga. Rara yang mengerti raut wajah Arga itu, hanya menghela nafas.

"Please, untuk kali ini aja gue minta bantuan lo. Lain kali, gue gak gini lagi sama lo," pinta Rara memelas.

Arga terdiam. Cowok itu menatap Rara lekat. Mendengar ucapan Rara tadi, membuat jantungnya berdegup cepat. Mendengar ucapan memohon Rara, membuatnya gemas entah kenapa.

Lagi-lagi ia akui, Rara memang beda.

Dan karena Tamara Alizka-lah, seorang Arga Angkasa bisa berubah seperti ini.

Arga menarik sudut bibirnya keatas, membentuk sabit kecil yang jika siapapun melihatnya akan meleleh ditempat. Arga mengangguk, mengiyakan permintaan Rara. Rara yang melihat itu jadi tersenyum. Tangannya terangkat, lalu mengacak rambut Arga gemas.

"Makasih, Tuan Arga." Ucap Rara sambil terkekeh geli. Ia belum sadar, apa yang ia lakukan ini berdampak besar bagi dirinya dan jantung Arga.

Arga yang melihat wajah Rara dengan jarak sedekat ini, refleks menahan nafas. Cowok itu tidak mengalihkan wajahnya sama sekali. Ia menikmati setiap usapan lembut tangan kecil Rara dipucuk kepalanya, juga menikmati senyum Rara yang manis.

Tuhan, izinkan waktu berhenti sekali saja.

Rara yang menyadari hal itu, mendadak jadi kicep sendiri. Cewek itu menarik tangannya kembali, lantas menjauhkan diri dari Arga. Arga yang menyadari hal itu juga segera membuang wajah, menahan untuk tidak bersemu saat itu juga. Cowok itu berdehem kecil, sedangkan Rara sudah sibuk membuang wajah dari Arga, menutupi wajahnya yang memerah.

"Lo gila, Ra." Batin Rara pada dirinya sendiri.

Arga berdehem kecil. Cowok itu memainkan jarinya, lalu mendadak terkekeh sendiri. Membuat Rara bingung juga takut melihat Arga seperti itu, takut dia kesambet.

"Usapan lo tadi– enak. Lagi dong?" Ucap Arga menggoda, sambil memajukan wajahnya. Cowok itu menarik tangan Rara, lalu meletakkannya dipucuk kepalanya. "Nah, disitu. Usap lagi dong, Babu-nya Arga."

Rara mendelik, lalu menarik tangannya. Ia lupa, Arga ya Arga! Menyebalkannya cowok itu tidak akan pernah hilang, sudah mendarah daging!

"Ck, apasih lo?! Yaudah, pergi sana! Nanti kalo pulang ketemuan diparkiran!" Seru Rara sambil menahan malu.

Arga tersenyum miring, "udah kayak orang pacaran, ya? Janjian ketemuan... pulang bareng... nge-date... lalu ni– JIR, SAKIT WOY!" Ucapan Arga terpotong karena Rara lebih dulu mencubit lengan Arga keras.

"Apa lo, hah? Mau ngomong apa tadi? Sebelum lo ngomong, gue pastiin mulut lo gue lakban dulu!"

"Iya-iya! Lepasin, Ra! Sakit nih, bisa copot daging gue!"

Rara melepas cubitannya. Arga memegang lengannya yang tadi dicubit keras oleh Rara.

"Yaudah, sana pergi! Enek gue ngeliat muka lo,"

"Enek tapi suka, kan?" Goda Arga, sambil menaik-turunkan sebelah alisnya.

Rara menatap Arga sinis, "gila ya lo? Ck, sana pergiiii! Bel mau bunyi tau gak?" Titah cewek itu tegas.


Tapi dimata Arga malah gemesin.


Rara yang melihat Arga belum beranjak sama sekali, jadi berdecak kesal. "Pergi atau gue bikin daging lo copot?"

Arga terkejut, buru-buru ia bangkit, lantas berlari kecil meninggalkan kelas Rara.

Saat diambang pintu, cowok itu berhenti. Rara yang melihat itu kembali menggerutu, hendak bertanya tapi ucapannya sudah dipotong lebih dulu oleh Arga.

"Sampai jumpa diparkiran, sayang! Eh, sayang sebagai tuan dan babunya, hehehehehe."

"ARGA MONYEEEEETTTTT!"

🌻🌻🌻

Rifal : Jadi, lo mau pulang bareng?

Itu chat kedua dari Rifal. Rara menatap itu sejenak, lalu memutuskan untuk segera membalasnya.

Rara : Maaf ya, gue udah bareng yang lain.
Sent.

Rara menghembuskan nafasnya pelan. Dibayang-bayangi bayangan mantan itu gak enak sama sekali. Lagian, Rifal tuh kenapa sih? Dulu yang ninggalin jelas-jelasan dia, dengan alasan "sibuk" tapi nyatanya "sibuk"nya itu adalah "sibuk selingkuh." Itulah yang membuat Rara muak dengan semua cowok.

Karena menurutnya semua cowok itu sama aja.

Padahal, jika ia mau membuka hati secara perlahan, ia akan menemukan cowok yang tidak seperti itu.

Hanya saja, Rara belum mau.

Atau lebih tepatnya, belum siap?

Ting!

Rara menunduk, menatap layar hapenya yang menyala akibat ada notif masuk. Lagi-lagi, dari Rifal.

Rifal : Ooh, oke. Sama Fani, ya? Yang kata lo temen baru lo itu? Jangan ngebut ya

Rara menggigit bibir bawahnya, lalu segera mengetikkan pesan balasan.

Rara : Iya, sama Fani. Makasih, Fal.
Sent.

Rara tersenyum miris, "sekali-kali gue bohong ke elo, Fal."

...

Voment dung.

GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang