÷ Budayakan follow sebelum baca! ÷
÷ Voment kalo udah selese baca, ya! ÷
💕 LopLop 💕...
Arga melangkahkan kakinya pelan, sambil bersiul santai. Hati cowok itu sedang berbahagia, entah karena apa. Ia juga tidak tau. Tapi, rasa ini membuat Arga nyaman.
"Eh? Babu gue mana?" Arga memelankan langkah kakinya, sambil menoleh kesana kemari, mencari seseorang.
Siapa lagi kalau bukan Rara? Babu baru Arga.
"Sialan, kirain dia nungguin gue," Arga berjalan lagi, tapi mendadak ia kembali menghentikan langkahnya. "Jir, ngapain gue mikirin dia? Ngapain juga gue berharap dia nungguin gue?" Ucap cowok itu, kembali bermonolog sendiri.
"Arga!"
"Erza monyet!" Seru Arga latah. Ia refleks menoleh kebelakang, hendak memaki siapa yang baru saja menganggunya.
"Abang Arga ya, dimana-mana selalu aja nistain gue," sindir Erza, yang berdiri disebelah Igo. Sedangkan Igo yang baru saja mengagetkan Arga itu tertawa saat mendengar Arga latah seperti itu.
"Ck, ngapain lo pada?" Tanya Arga sambil menatap tajam Erza dan Igo.
Igo segera menyahut, "baru nyampe sekolah kita, ternyata ketemu elo. Yaudah mau ngajak bareng,"
Arga mengusap wajah pelan, lalu segera menyisyaratkan Erza dan Igo mengikuti langkahnya. Igo segera mengangguk dengan semangat, sedangkan Erza masih menata hatinya yang tadi hancur akibat mendengar latah Arga.
Lagi-lagi, Erza drama.
🌻🌻🌻
"Ren,"
Reno berdehem. Cowok itu tetap sibuk dengan bukunya, membolak-balik halamannya dengan serius.
"Em– lo ada nomor hape Rara?"
Reno kali ini menoleh, memusatkan perhatiannya pada sahabatnya yang kini duduk disebelahnya. Arga yang melihat ekspresi wajah Reno yang seperti itu, mendadak jadi canggung sendiri.
Satu alis Reno terangkat, "ngapain lo nanya gue? Lo pikir gue punya nomor seluruh murid disekolah ini?" Tanyanya, menatap Arga kesal sekaligus heran. Pasalnya, baru pertama kali ini ia mendengar Arga meminta nomor cewek pada dirinya. Biasanya, para cewek yang gencar meminta nomor Arga pada Reno.
Arga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung hendak menjelaskan apa. Arga juga tidak tau, mengapa ia tiba-tiba bodoh seperti ini? Buat apa ia menanyakan nomor Rara pada Reno? Jelas-jelas Reno tidak punya.
"Ya kali kan elo punya," sahut Arga. Cowok itu melirik kearah lain, lalu kembali melirik Reno yang ternyata masih menatapnya. Arga berdehem, bergerak pelan hendak beringsut pergi.
"Buat apa emangnya?"
Perkataan Reno menghentikan gerakan Arga. Arga diam, lantas berlagak seperti orang yang tengah berpikir.
"Bener juga, ya? Buat apa gue minta nomor dia?" Pikir Arga.
Reno menatap Arga curiga. "Lo mau jadiin dia korban baru elo?"
"Sejak kapan gue jadiin cewek korban, nyet?" Ucap Arga pelan sambil mengumpat. Arga menghela nafas pelan, "elo tau gue kan, Ren? Gue gak pernah pacaran sama siapapun, para cewek aja yang ngaku-ngaku. Padahal, gue nembak aja kaga pernah. Gue pernahnya naksir, bukan pacaran," jelas Arga.
Reno mengangguk, ia jelas tau seorang Arga Angkasa itu seperti apa. Cowok itu memang tidak pernah menjalin hubungan serius dengan siapapun. Cowok itu hanya pernah menyukai seseorang, tapi rasa suka itu perlahan hilang dengan sendirinya. Arga memang suka menggoda cewek, tapi tak pernah serius untuk menembak cewek itu langsung.
"Nanti gue cariin, kali dapet,"
Wajah Arga berbinar, tapi dengan segera ia menutupi itu.
"Thanks, Ren! Gue yakin bisa ngeandalin elo!"
Reno hanya mengangguk, lantas segera melanjutkan membaca bukunya.
...
Hari ini fokus ke Arga dulu aja kali, ya? Rara-nya pinggirin dulu, biarin aja dia sibuk curhat ke Fani tentang Arga :v
Mau bonus curhatan Rara ke Fani gak?
Oke, Nana kasih deh! Wkwk.
[ Part Bonus ]
Rara : Arga monyet! Kenapa sih tu cowo harus lahir ke dunia yang indah ini? Bukannya melestarikan bumi, malah bumi tercemar gara-gara napas dia!
Fani : *menghela nafas* jangan gitu, Ra. Lo naksir sama dia tau rasa.
Rara : *nabok Fani* AMIT-AMIT GUE SUKA SAMA SETAN JAHANNAM!
Ditempat lain.
Arga : Kok kayak ada yang ngatain gue?
^^
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSI
Teen Fiction"Lo naksir dia, kan? Ngaku aja lah, bangke!" "Dih, apaan? Naksir adek kelas? Mau ditaroh dimana muka gue?" ~~~ "Tau gak?" "Hm, apaan?" "Ada kakel yang naksir lo, katanya." "Hah?" ~~~ Kisah tentang dua murid yang tak saling kenal, tak saling tahu men...