4. Malam Itu

364 26 0
                                    

Jungkook duduk disebelah Rosé, matanya mengamati ekspresi gadis itu. Jungkook tersenyum tipis, namun ada orang yang menyadari itu. Ya Jimin.

Jimin meringis melihat Jungkook tersenyum menatap Rosé yang mendadak kikuk memainkan hape setelah kaget akan kedatangannya.

Jimin menatap Rosé, cinta pertamanya waktu SMA. Jimin tak pernah mengungkapkannya karena Rosé sudah memiliki tambatan hati lain, bahkan selama mereka berteman Rosé banyak menceritakan kisahnya. Demi melihat Rosé, Jimin menahan untuk mengungkapkan perasaannya. Dan sekarang ia kembali harus dihadapkan oleh pria yang tertarik juga kepada Rosé.

Jimin dengan mudah menebak bahwa Jungkook menaruh ketertarikan pada Rosé. Caranya menatap berbeda dengan gadis-gadis yang biasanya Jungkook bawa ke apartemennya. Jimin menghela nafas.

"Rosé, kenalin dia temen jurusan gua. Jungkook. Yang lu siram sup rumput laut tempo lalu" Kata Jimin memecah suasana canggung.

"Hah?" Ucap Rosé lirih. Ia menatap Jimin jengkel karena bukannya menyuruhnya pergi malah memperkenalkannya.

"Hallo Rosé, gua Jungkook tetangga lu" Jungkook memberikan tangannya menunggu Rosé menerima dan resmi berkenalan dengannya.

Rosé menghela nafas, seharusnya makanan akan segera datang ia tak boleh merusak suasana makannya.

"Oh hai Jungkook, salam kenal gua Rosé" Rosé menerima jabatan tangan Jungkook dan tersenyum.

"Lu udah ga marah kan sama gua? Gua bisa apa nih buat ngeganti kesalahan gua tadi pagi" Kata Jungkook masih menatap Rosé.

Kemudian makanan pesanan Rosé sudah datang, meja mendadak penuh. Rosé tersenyum gembira iya menyiapkan piringnya dan menaruh beberapa makanan di piring dan mangkoknya.

"Kak saya pesen winger 1 lagi ya sm kopi" Kata Jungkook.

"Eh wait! Kak wingernya ga usah dia makan ini aja" Kata Rosé menyela.

"Ah yasuda, americano tanpa gula 1"

Jungkook tersenyum dan menatap kembali Rosé.

"Gua udah gak marah kok, biasa ajah. Btw ambil aja wingernya"

"Ah baguslah" gumam Jungkook.

"Kalian emang ada masalah apa?" Jimin bertanya.

Rosé pun menceritkan bagaimana tadi pagi Jungkook merusak presentasinya dan bagian mendetail seperti makin dosen dan dadanya yang sakit pun ia ceritakan. Sampai klimaksnya adalah siraman sup rumput laut tadi siang.

Matanya menatap Jimin, bercerita sungguh-sungguh sambil tangannya memegang garpu yang berisi makanan.

Jungkook memperhatikan Rosé, rasa bersalahnya muncul ketika ia tau bahwa Rosé mendapat makian dosen karena perbuatannya. Kadangkali Jungkook ikut tertawa dengan Jimin mendengar bagaimana Rosé bercerita.

Rosé melirik sekilas saat Jungkook tertawa. Hoodienya terlepas, terdapat tatto tangannya.

Jimin memperhatikan Jungkook dan Rosé bergantian. Hatinya leleh mendengar tawa Rosé, namun terkadang pula Jimin panas melihat tatapan Jungkook ke Rosé. Tapi Jimin lega karena Rosé tidak banyak memperhatikan Jungkook.

Saat Rosé sedang sibuk makan, Jimin dan Jungkook sedikit bercerita tentang tugas kuliahnya. Jungkook pindah duduk di depan Rosé, memberikan portofolio dan menjelaskan detailnya kepada Jimin.

Rosé memperhatikan, Jimin memakai kemeja krem rapih rambutnya sedikit berantakan namun tertaga. Sementara Jungkook hanya memakai t-shirt oblong hitam dengan rambut berponi dan tindik. Tak lupa tatto dipergelangan tangannya. Rosé memperhatikan perbedaan tersebut dan meringis.

Setelah selesai makan dan bercerita, Jimin pamit pulang. Jungkook dan Rosé-pun kembali ke kamarnya. Rosé berniat membeli beberapa minuman untuk persediaan lalu Jungkook mengikutinya. Rosé masih diam.

Saat Rosé keluar dari minimarket seseorang memanggilnya.

"Rosé?" Suaranya teduh. Rosé kaget melihat Haneul keluar dari mobil di depan minimarket.

"Ah kak Haneul. Apa kabar?" Itu begitu canggung teriak Rosé dalam hati.

"Boleh ngobrol sebentar?"

Ditariknya Rosé ke dekat mobilnya. Haneul mengambil sesuatu dari mobil dan memberikannya kepada Rosé.

"Aku akan menikah bulan depan. Aku ingin mengantar ini buat kamu." Ucap Haneul lirih. Hatinya masih sakit mengingat pertengkaran hebat mereka tahun lalu. Rosé selalu menolak jika mengumumkan hubungan mereka ke teman temannya. Sementara Haneul sangat menyayangi Rosé sehingga ia terus memaksa Rosé untuk serius dengannya.

Rosé menatap undangan tersebut. Hatinya mendadak sakit.
"Hah cinta" ucapnya dalam hati. Matanya berlinang. Air matanya jatuh sendirinya. Jungkook yang sedari tadi mengamati mendadak berdiri dan akan menghampiri mereka melihat Rosé menangis.

Langkahnya terhenti saat Haneul memeluk Rosé yang menangis. Hampir 20 menit Rosé menangis dipelukan lelaki itu. Jungkook sudah tidak sabaran ia gusar.

Haneul melepaskan pelukannya ketika Rosé sudah mulai diam. Ia menatap Rosé dalam dalam. Matanya merah, namun Rosé tak ada keinginan untuk menatapnya kembali. Hati Haneul meringis sakit, sebegitukan Rosé membencinya hingga tak sudi menatapnya.

Haneul merapikan rambut Rosé, mengusap air matanya. Sedangkan Rosé masih menatap kebawah tak berani melihat Haneul. Hatinya sudah terlanjur sakit, orang yang ia benar benar sayangi sepenuh hati benar benar pergi. Dan itu adalah untuk kebahagiannya sendiri, pikir Rosé dalam hati.

Haneul mencium kening Rosé, mengelus rambutnya memegang jemarinya.

"Are you okay?" Tanya Haneul.
Rosé mengangguk masih diam. Dari awal Haneul bertemu Rosé, tidak ada sepatah kata apapun keluar dari mulutnya.

Haneul bersender ke mobil, masih menggenggam tangan Rosé. Ia tau Rosé sedang berfikir kata apa yang akan ia ucapkan. Haneul tersenyum.

"Kak, aku udah gak papa kok. Selamat ya akhirnya kakak udah akan menikah. Aku ikut bahagia." Ucap Rosé sambil tersenyum. Hatinya perih tapi ia harus segera menyelesaikan pertemuan laknat ini pikirnya.

Haneul tersenyum mendengarkan suara beludru Rosé. Haneul memeluk Rosé kembali, tak ada perlawanan atau tak ada respon. Haneul mencium kening dan mengusap pipi Rosé untuk terakhir kali.

"I love you sé. Perasaan sayang gua ke lu pasti masih tersisa. Makasih untuk segalanya. Datang ya ke pernikahanku"

Rosé tak bergeming mendengengar ucapan tersebut. Bullshit. Hatinya sakit kepalanya pusing karena menangis.

Kak Haneul mengantar Rosé ke Jungkook, ia tersenyum dan pamit pergi. Rosé masih diam duduk. Jungkook tetap memperhatikan, bagaimana ia mengatas situasi ini pikir Jungkook.

"Aku mau minum" ucap Rosé tiba-tiba.
"Gua ikut" ucap Jungkook.

Rosé baru sadar akan kehadiran Jungkook. Ia menunggunya sedari tadi? Ah masa bodoh lucky Rosé punya teman minum pikirnya.

BERDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang