13. Pacaran

243 21 0
                                    

JungKook benar benar tinggal di apartemen Rosé. Ia membawa peralatan mandinya, pakaiannya dan ruang bacaku menjadi ruang kerjanya saat ini. JungKook juga tidur bersamaku setiap malam sejak pernyataan itu.

"Yang, beli kasur baru ya?" Tanya JungKook memeluk Rosé.
"Yauda beli aja"
"Ke EKIA? Sekarang yuk, kamu ga ad acara kan hari ini?" JungKook bersikap manja.

Rosé bangun dari kasur dan melepaskan tangan JungKook.

"Yaudah buruan mandi" Rosé langsung bangun dan masuk ke kamar mandinya. Lalu menguncinya.

Jungkook tertawa melihat perilaku Rosé yang masih malu malu. Jungkook terdiam sejenak, ia memikirkan bagaimana bisa ia benar-benar tidak menginginkan sex cepat bersama Rosé. Jungkook sabar menunggu Rosé benar benar mau melakukannya.

"Buruan mandi!!!!!" Rosé melongok di pintu berteriak melihat JungKook masih dikasur.

JungKook bangun dan berlari ke kamar mandi Rosé. Rosé kalah cepat, JungKook menahan pintunya. Dibukanya pintu lalu ditariknya Rosé yang hanya menggunakan handuk dipelukannya.

"Aku mau mandiiiii" kata Rosé.

Sikapnya manja membuat gemas JungKook.

"Aku gabole mandi sama kamu yang?" Goda JungKook.

"Udahan ah udah bercandanya" Rosé mencoba melepaskan pelukan JungKook.

Jungkook tertawa mengecup lalu pergi ke kamar mandi di dekat dapur.

Sementara muka Rosé memerah dan panas. Ia selelu tersipu dengan perlakuan JungKook.

Setelah selesai mandi, JungKook menonton televisi. Ia tau Rosé membutuhkab waktu untuk memilih pakaiannya. Rosé memilih crop tea dan kulot pants kesukaannya. JungKook menghampiri Rosé dikamar yang sedang berkaca. Memeluknya dari belakang kemudian berbisik

"Bawa jaket yang dingin" Bisik JungKook.

Melihat siluet mereka di kaca, Rosé tersipu. JungKook benar-benar tampan. Tapi ia tertidur seperti bayi. Mendadak Rosé tertawa geli.

Rosé terkadang jengah dengan perlakuan Jungkook. Ia seakan tidak mau lepas darinya. Menggandeng, memeluk, merangkul. Tangannya tidak pernah lepas dalam situasi apapun itu. Saat lift sedang ramai orang pun, Jungkook menyempatkan diri mengecup Rosé.

"Apaaan sih kamu cium2 !" Rosé berjalan mendahului Jungkook ke mobilnya.

"Pake mobilku aja yang," Kata Jungkook berjalan ke arah yang berbeda. Rosé tak bergeming. Ia masih sebal dengan perilaku Jungkook. Bahkan semua orang di lift tau bahwa Jungkook menciumnya. Rosé masuk kedalam mobil menguncinya.

Melihat Rosé yang benar-benar kesal, akhirnya Jungkook menyerah. Ia menghampiri mobil Rosé, namun masih terkunci. Jungkook mengetuk kaca, memohon dimaafkan oleh Rosé.

"Maaf yaaa, jangan ngambek dong. Aku yg nyetir sini" kata Jungkook.

Rosé menyerah ia juga lelah dengan perdebatan. Rosé yang berada di kemudi, keluar membuka pintu bertukar tempat dengan Jungkook.

Jungkook menyetir ke EKIA, Rosé masih diam. Ia tidak mood berbicara. Jungkook tidak banyak berfikir, memang seringkali Rosé suka melamum dan diam bukan berarti dia marah.

Sampai di EKIA, tanpa perlu Jungkook memintanya. Rosé menggandeng tangannya, Jungkool tersenyum. Rosé tidak terlalu suka keramaian, apalagi ini weekend. Rosé mengencangkan gandengannya takut terpisah.

Setelah hampir 2 jam berputar-putar dan berdebat memilih perabotan. Rosé dan Jungkook masih berdebat dikasir tentang siapa yang membayar.

"Aku aja yang bayar" Kata Jungkook.
"Ih gamau ah, aku juga mau bayar"

Akhirnya Jungkook dan Rosé bersepakat membayar sesuai jumlah barang dibagi dua. Adil! Pikir Rosé.

"Rosé???" Tiba-tiba suara wanita memanggil Rosé dari depan.

Ia adalah kak IU, teman kakaknya. Dan tentu saja ia menggandel kak Haneul. Melihat hal itu Rosé mengeratkan gandengannya.

Keluar dari bilik kasir, Rosé memberanikan diri menyapanya. Kapan lagi aku bisa memarken ke kak Haneul bahwa aku baik-baik saja.

"Kak IU apakabar?" Rosé tersenyum tangannya menerima jabatan IU.

Selagi Rosé berbasa-basi dengan IU. Jungkook memperkenalkan diri kepada kak Haneul.

"Jungkook" katanya singkat menyodorkan tangannya.

"Ah salam kenal, gua Haneul" Haneul menyambut jabatan tangan Jungkook yang keras. Haneul tertawa tipis melihat lelaki yang digandeng Rosé saat ini.

"Kakak hamil?" Tanya Rosé mendadak setelah mengamati perubahan di badan IU.

"Ah iya sudah masuk empat bulan" Mukanya tersipu malu menatap kak Haneul.

Melihat hal itu mendadak Rosé ingin kabur. Jungkook merasakan gandengan Rosé yang mengeras.

"Ah yasudah kak, kami pamit dulu." Jawab Rosé cepat. Lalu berpamitan dengan keduanya.

Tangan Rosé dingin, karena cuaca dan melihat wajah kak Haneul tadi. Jungkook yang melihat Rosé gusar dimobil mencari tangannya dan menggenggamnya.

"Are you okay?" Tanya Jungkook. Rosé hanya mengangguk.

........

Esoknya perabotan EKIA datang, dengan membayar uang lebih mereka dibantu membangun dan memindahkan perabotan. Sehingga Jungkook dan Rosé sangat terbantu.

Malamnya, Rosé tiba-tiba mengajak keluar untuk makan dan minum. Hyeri dan JunYeol ikut diundang oleh Rosé.

"Hyeriiiiiiii... i miss you" Rosé berlari kecil menghampiri Hyeri.

Selagi Hyeri dan Rosé bercerita, Junyeol dan Jungkook memilih tempat duduk dan mulai memesan.

"Gimana project kalian dengan Suho?" Tanya Junyeol.
"Ah lancar kok, gua kan skg satu atep sm Rosé jadi gampang mau diskusi" Jawab JK bercanda.
"Project gua dong kapan lu ambil" Kata Junyeol mengingatkan.

JK tertawa dan menawarkan waktu yang tepat untuk memulai project baru. Akhirnya mereka malah berdiskusi mengenai pekerjaan.

Sementara Rosé yang awalnya bercerita tentang Jungkook. Setelah ia mabuk, ia bercerita tentang Haneul.

"Gua kemarin ketemu Haneul" kata Rosé.
Hyeri mendengarkan dengan seksama.

"Kenapa gua masih sakit ya liat dia, gua gasukaaa" Rosé tiba-tiba menangis.

Mendengad hal itu, dada Jungkook sakit. Bahkan setelah 1 bulan berlalu sejak mereka pacaran. Rosé masih memiliki perasaan untuk Haneul.

Mendengar hal itu Hyeri mencoba menyadarkan Rosé yang mabuk.
"Rosé ayo ke kamar mandi!" Ajak Hyeri.

Mata Rosé tiba-tiba bertemu dengan Jungkook.

"Kenapa kau tidak melakukan itu dengankuuuu!???? Kau merindukan wanita club itu hah????" Rosé menunjuk-nunjuk Jungkook kemudian menghilang ditarik hyeri ke kamar mandi.

"Lu masih ke club?" Tanya Junyeol.
"Ah gak sama sekali, tiap malem gua tidur biasa kok sm Rosé. Cuma emg gua kan gamau 1 side kalo masalah kek gitu" Kata Jungkook meneguk alkoholnya.

Hyeri memaksa Rosé untuk memuntahkan alkohol agar segera sadar. Perlahan kesadaran Rosé mulai penuh. Ia kembali dengan muka muram ke meja.

"Ayo pulang" ajak Junyeol.

Mereka berempat pun pulang. Rosé masih diam, Jungkook pun masih sakit hati dengan perkataan Rosé tentang perasaannya.

Sesampainya di apartemen, Rosé berganti pakaian dan ke tempat tidur. Jungkook tidak langsung tidur, ia memilih bekerja terlebih dahulu sampai matanya benar-benar lelah.

Tiba-tiba ia mendengar Rosé menangis. Jungkook langsung menghampirinya, menghapus air matanya.

"Sorry" kata Rosé menangis

BERDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang