5. Sentuhan

411 32 0
                                    

Rosé membeli 4 botol soju dan Jungkook membeli 1. Rosé masih diam dari ia membeli soju sampai pintu lift lantai 14 terbuka. Rosé menoleh kepada Jungkook.

"If you want to drink with me. Dont touch me ever!" Ucap Rosé.

Jungkook mengikuti langkah Rosé, masih diam Jungkook duduk di kursi depan televisi. Rosé mengambil makanan dan gelas soju. Ia masih diam sampai botol ketiga.

Jungkook takjub dengan Rosé yang mampu minum sebanyak itu. Rosé menunduk mabuk bergumam tidak jelas. Kehadiran Jungkook saat ini tidak jelas, dari awal masuk ke apartemen. Rosé hanya berkata Minum! Minum! ia terkadang termenung lalu kembali minum sampai dia akan membuka botol keempat.

Matanya sembab karena menangis, bibirnya bergumam lucu. Jungkook sedikit tersipu memperhatikan Rosé yang sedang mabuk.

Mengingat percakapan Jimin dan Rosé tadi saat makan malam. Jungkook tidak habis pikir dengan perilaku Rosé saat ini, apa dia punya 2 kepribadian pikir Jungkook.

Rosé kesulitan membuka botol keempatnya, ia sudah mabuk berat. Rosé yang terus gagal membuka botol pun marah dan ingin memecahkan botol tersebut. Jungkook dengan sigap menahan tangan lemah Rosé.

"Iya sini gua bukain!" Gemas Jungkook.
"OHHH Siapa disini?" Ucap Rosé mulai menatap Jungkook lekat-lekat.

Jungkook yang diperhatikan langsung salting.
"Haneul?" Ucapnya. Rosé mengampiri Jungkook yang berada diseberang meja. Didorongnya meja mundur. Rosé duduk dipangkuan Jungkook. Matanya masih menatap mata Jungkook. Bau alkohol keras dimulutnya.

TLANG! Botol terbuka. Rosé yang melihat itu langsung meraih botol dan meminumnya.

"STOP!" Jungkook berdiri dan duduk dikursi merebut botol yang dipegang Rosé.
"Udahan minumnya besok lu kuliah!" Jungkook mengingatkan.

Mata Rosé menatap botol soju, mencoba merebut dan tentu saja gagal. Jungkook berdiri dan mengangkat tinggi-tinggi botol tersebut. Rosé lelah, ia duduk dan melihat botol soju milik Jungkook yang masih tersisa. Ia memenium seluruhnya dari soju yang tersisa pada botol itu.

Jungkook kaget dan sigap mengambil botol kedua itu. Meletakkannya sejauh mungkin ketika Rosé masih diam tak bergeming.

Rose tidur dengan kepala diatas meja. Tiba-tiba menangis. Jungkook menghampirinya dan melihatnya menangis dimeja. Tangisannya kecil namun menyayat hati. Jungkook sampai tak tega membiarkannya terus menangis.

"SOJU!" Ucap Rosé.
"1 gelas" Balas Jungkook. Rosé menatap Jungkook dan mengangguk.

Jungkook mengambilkan sedikit pada gelas dan memberikannya kepada Rosé. Rosé meminta 3 kali gelas dan tertidur kembali. Jungkook melihat sudah pukul 2 pagi. Ia berdiri dan mengangkat Rosé ke kamarnya. Rosé masih bergumam tidak jelas, setelah meletakkan Rosé ke kasur. Jungkook berbisik.

"Gua balim dulu ya, tidur yang nyenyak" kata Jungkook pada telinga Rosé.

Langkahnya terhenti saat Rosé mengenggam tangannya.
"Jangan pergi" katanya. Bersembunyi dibawah selimut ia memohon kepada Jungkook.
Jungkook duduk dibawah kasur menggenggam erat tangan Rosé.
"Tidur disini" katanya.

Jungkook kaget mengingat perkataan Rosé untuk tidak menyentuhnya awal tadi.

"Gak cukup sé. Udah gua temenin dari sini"
"Cukup kok" Rosé bergeser ke arah tembok dan menyisakan space untuk Jungkook menemaninya.

Jungkook menatap Rosé, ia gadis baik dan Jungkook berfikir apakah tega ia melakukan itu dengannya. Mata Rosé tidak menunjukkan keraguan, wajahnya hanya sedih. Ia ingin ditemani.

Jungkook pun mendesah dan menyerah. Untuk kali ini saja pikirnya. Ia melepaskan celana jeansnya dan menyisakan celana pendek selutut. Rosé masih diam. Jungkook duduk dipinggir kasur. Kemudian Rosé meraihnya tangannya.

"Jangan pergi" ucap Rosé masih sama.

Jungkook pun masuk kedalam selimut, memeluk Rosé. Tak ada perlawanan malah Jungkook merasakan tangan Rosé bergerak membalas pelukannya.

Jungkook sudah lelah dengan rutinitas hari ini. Saat ia akan menutup mata, tiba2 Rosé menciumnya. Jungkook melepaskan ciuman tersebut dan menatap Rosé. Gadis itu mengalihkan pandangannya seakan malu.

Apakah dia sudah sadar? Pikir Jungkook.

Tangan Rosé bergerak kembali memeluknya, kali ini Rosé menatapnya. Jungkook masih berfikir apakah dia sudah sadar? Tiba-tiba tatapan Rosé berubah sendu seakan ingin dihibur.

Jungkook mengusap mata kemudian pipi dan bibirnya. Jungkook mulai menciumnya. Rose membalas. Dan malam itu Rosé menyerah, ia kesepian pikirnya.

Jungkook mendengar alarm pukul 9, pertanda mulainya rutinitas paginya. Jungkook terperanjat mengingat kejadian semalam. Tapi tempat tidur sudah sepi ia hanya sendiri.

Jungkook memakai kembali bajunya dan keluar dari kamar. Terdapat makanan hangover serta notes dari Rosé.

Makanlah.

Jungkook tersenyum dan melihat makanan tersebut. Ah lapar sekali pikirnya. Lucky!

Jungkook mengemasi barang-barangnya keluar dari apartemen Rosé. Saat ia keluar, Suho sudah berada didepan pintu apartemennya. Jungkook menghampiri sultan termuda di Korea tersebut.

Mendengar suara pintu Suho menoleh dan melihat Jungkook keluar dari pintu apartemen lain. Baru bangun tidur pikir Suho. Kemudian Suho tersenyum.

"Terhormat sekali sultan satu ini mengampiriku" canda JK.
"Apakah kau menyewa apartemen lagi untuk tidur bersama gadis lain?" Goda Suho
"Hahahahahaha tidak itu apartemen temanku, luapakanlah. Ada apa pagi-pagi kemari bosQu?"

Suho mengeluarkan rancang bangun sistem yang ditawarkan ke JK kemarin. JK tersenyum dan mengajaknya masuk. Moodnya masih bagus mengingat kejadian kemarin.

..........

"Ngelamun aja sist" Hyeri menghampiri Rosé dan duduk disampingnya.

Rosé memengang lengannya, tadi pagi saat ia terbangun. Jungkook memeluknya. Hampir saja Rosé berteriak membangunkan lelaki itu. Rosé mengingat dengan jelas apa yang mereka lakukan dikamarnya. Rosé menatap lelaki itu, sabar sekali pikirnya. Menunggu dan menemaninya minum semalaman bahkan tidur dengannya. Rosé tersenyum.

Segera Rosé mandi dan memasak untuk sarapannya. Bahkan saat ia memasak JK tidak terbangun dan masih tidur nyenyak. Rosé memutuskan untuk tidak membangunkannya dan meninggalkan sup dan notes di dapus.

.......

Gambaran Ilustrasi Chapter ini

Gambaran Ilustrasi Chapter ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BERDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang