10. Secret deep inside

21.7K 1.5K 160
                                    

Gue mau jadi salah satu alasan lo bertahan hidup, layaknya gue yang selalu menjadikan lo alasan untuk tetap tersenyum.
***

Maaf kalo masih ada typo bisa dikoreksi...

"Assalamualaikum tante, om." Seru Rangga dan kawan-kawan hampir serempak.

"Waalaikumsalam." Jawab wanita parubaya yang nampak anggun itu sembari melayangkan senyumannya "Eh teman-temannya Abi ya? Masuk-masuk." Lanjutnya.

Mendengar hal itu pun seluruh gerombolan yang terdiri dari 8 anak termasuk Abi pun masuk.

"Tente bawain makanan ya? Pasti kalian lapar kan?" Tawar Kinanti ramah, seperti biasanya. Kinanti memang sudah mengenal teman-teman Abi lumayan lama jadi jangan heran jika mereka sangatlah dekat dan tidak ada kecanggungan diantaranya.

"Enggak usah Mi, mereka udah bawa makanan dari luar." Kata Abi jujur.

"Eh abang nggak boleh gitu sama temennya, Mami hari ini masak banyak kan sayang kalo nggak habis." Kata Kinanti dengan semangat kemudian menatap teman Abi satu persatu "Makan ya? Tante maksa nih."

"Siap tante!" Seru Roman dan Rizal tanpa malu, kalau soal makanan urat malu mereka memang langsung putus secara otomatis.

Setelah itu mereka dengan akhirnya mendudukan dirinya di ruang tengah keluarga Irawan, sudah menjadi kebiasaan bagi teman-teman Abi untuk mengunjungi rumahnya. Terlebih Kinanti dan Irawan juga tidak pernah keberatan akan hal itu, malahan Irawan sendiri yang menyuruh teman-teman Abi agar menganggap rumahnya seperti rumah sendiri.

Rizal dan Roman sontak langsung berebut stick ps yang berada disana, sedangkan Laura memilih duduk di sofa bersama teman-teman lainnya.

"Inget kita disini niatnya mau belajar kelompok kan." Celetuk Rangga menatap teman-temannya jengah.

"Iya ini belajar kelompok Ngga," sahut Nathan yang ternyata sudah membawa snack ditangannya "Elo belajar yang lain ngelompok." Lanjutnya yang langsung dibalas dengusan oleh Rangga.

"Kalo laper ambil makan sendiri di meja makan ya guys." Kata Abi yang baru keluar dari kamarnya, sepertinya cowok itu juga baru saja berganti baju.

Roman pun beranjak berdiri kemudian menuju kulkas dan membukanya "Bi gue ambil ini ya?" Celetuk cowok itu sembari mengangkat sncak bertuliskan 'Chitatos' dengan rasa sapi panggang dari kulkas.

"Jangan! Itu punya Anggit lo nggak liat note nya?" Jawab Abi namun Roman hanya menatapnya bingung "Itu note di depan kulkas." Lanjut Abi sembari menunjuk ke arah kulkas.

Roman akhirnya kembali menutup pintu kulkas dan benar saja terdapat kertas kecil tertempel disana.

Dilarang keras ngambil Chitatos kecuali gue

-Anggit

Roman pun bergedik ngeri kemudian langsung mengembalikan snack itu ke tempat semula dan memilih mengambil makanan ringan lain. Dia tahu seberapa posesif Anggit dengan Chitatos hingga menjadi sangat pelit ketika menyangkut makanan kesukaannya itu. Jadi mungkin saja cowok itu bisa marah ketika Roman mengambil snacknya. Roman masih ingin hidup dengan tenang dan damai.

Roman akhirnya kembali dengan beberapa sncak ringan dan juga minuman untuk teman-temannya.

"Anjir lo ngerampok kulkas gue Man?" Pekik Abi seketika melihat banyaknya makanan ringan juga minuman yang dibawa Roman.

"Kenapa emangnya? Nggak boleh ya?" Tanya Shena menatap Abi dengan tatapan cemberut.

Sontak Abi langsung membuang wajah galaknya dan beralih pada senyuman "B-boleh kok kalo kamu mau nambah juga boleh, silahkan." Kata Abi dengan wajah sedikit terpaksa sedangkan Roman malah tersenyum menang, untung saja ada Shena disini.

FlycatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang