18. Sedikit Kehilangan

20.7K 1.5K 140
                                    

Yang ku takutkan kehilanganmu, yang ku hilangkan ketakutanmu.

Jangan takut aku takkan hilang, jangan hilang aku bisa takut
______________________________________

Seluruh anak Serpents sedang berkumpul di basecamp. Mereka sedang membicarakan rapat pelaksanaan galang dana untuk acara amal. Sudah menjadi kebiasaan Serpents ikut serta dalam acara yang diselenggarakan oleh Perusahaan milik keluarga Rangga. Beberapa dari mereka tak jarang turut menyumbang beberapa rupiah sebagai bentuk kepedulian sosial.

Bukan rahasia lagi kalau Rangga memanglah anak dari keluarga terpandang dan perusahaan dari keluarganya seringkali mengadakan acara amal yang nantinya akan disumbangkan ke sebuah panti asuhan. Karena itu lah tak jarang Rangga meminta bantuan dari teman-temannya untuk mendukung jalannya acara tersebut.

"Acara kurang seminggu lagi dan gue harap bisa berjalan sesuai rencana kita," Kata Rangga diikuti anggukan beberapa anggota disana termasuk Anggit.

"Assalamualaikum para akhi," Celetuk seorang cewek yang baru saja memasuki ruangan basecamp bersama Nathan.

Rangga berdecak pelan "Lo telat, kita udah selesai rapatnya."

Laura tersenyum tanpa dosa kemudian mendudukan dirinya disamping Rangga "Nggak papa, lagipula gue nurut-nurut aja apapun hasilnya," Kata Laura.

"Jidat lo kenapa kek ikan lohan benjol gitu?" Tanya Rangga yang terlihat mengamati dahi Laura.

Laura melirik sesaat kearah Rio yang juga berada disana kemudian tertawa sumbang "Kepentok pintu dirumah, lo tau gue ceroboh kan Ngga?"

Rangga yang tak tau apa-apa mengangguk paham sedangkan Nathan berdecih pelan mendengar jawaban bohong Laura.

"Mau priksa ke dokter? Gue anter kalo mau," Ucap Rangga

Laura menepok bahu Rangga pelan "Nggak usah, lecet gini doang nggak bikin gue mati kok."

"Omongan lo!" Geram Rangga yang hanya dibalas kekehan oleh Laura.

Kemudian Laura mengedarkan pandangannya pada sisi lain basecamp dan menemukan seseorang yang sedari tadi ia cari. "Abi!" Pekik Laura yang langsung membuat sang pemilik nama menoleh kearahnya.

"Apaan, kangen gue ye lo?" Tanya Abi yang masih fokus bermain Playstation bersama Anggit dan Rizal disebelahnya.

"Najis gue kangen lo! Gue pinjem buku tugas, ada pr besok, kelas lo udah kan?"

Abi mengangguk "Boleh, tapi masih dipake Anggit, dia belom nyalin."

Mendengar nama Anggit langsung membuat Laura berdecak pelan "Bilangin sama dia, abis itu gue."

Abi mengangguk sesaat lalu menyenggol bahu Anggit yang memang berada disebelahnya "Lo denger sendiri kan? Kalau udah selesai kasih ke Laura," Kata Abi kepada adiknya.

Anggit lalu memberikan bukunya kepada Abi "Kasih Laura dulu, gue ntar," Kata Anggit, masih dengan raut datarnya.

"Ra, katanya lo dulu aja, Anggit ntar."

"Bilangin sama dia, kalo belum nugas nggak usah sok-sokan ntar."

Abi berdecak kesal "Lo bilang aja sendiri apa susahnya sih, kalian juga satu tempat."

"Bilangin aja apa susahnya sih, lo kan kembarannya," Kukuh Laura keras kepala.

"Nyusahin lo kalo lagi marahan," Abi pun menghela napas kasar "Lo denger kan? Buruan lo nugasnya."

"Gue udah biasa telat nugas, mending lo duluan Ra," kata Anggit. Matanya menatap Laura dengan raut teduh. Kedua manik mereka sempat bertabrakan sebelum akhirnya Laura mengalihkan pandangannya secara sepihak.

FlycatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang