30. Kebersamaan

17.1K 1.2K 111
                                    

Didedikasikan untuk skylaku

Tetap komen dan vote ya guys, ramaikan!

***

Yang hebat dari persahabatan bukan seberapa banyak, tapi yang selalu ada ketika kita berada dititik tersulit dalam hidup.

***

Laura keluar dari kamarnya sembari menenteng satu koper ditangan kirinya. Gadis itu kemudian tersenyum ketika melihat Anggit yang sudah menunggunya di ruang tamu, bersama Kevin yang duduk disebelah cowok itu.

"Gede amat koper lo, kaya mau minggat tau nggak?"

Laura mendengus mendengar ejekan Kevin. Hari ini memang dia dan teman-temannya, termasuk Anggit berencana pergi ke puncak untuk mengisi waktu liburan akhir semester. Mungkin akan menginap dua hari di Villa milik Rangga, jadi apa salahnya membawa koper?

"Dih ini kecil tau kaya otak lo," sarkas Laura yang langsung membuat Kevin mendelik ke arahnya.

"Mulut lo emang pait banget kaya kopi." Kevin kemudian menyenggol pundak Anggit pelan sebelum melanjutkan kalimatnya "Jangan sekali-kali nyium adek gue ya, pait mulutnya."

Anggit hanya mengangguk setelah mendengarnya.

"Hih kok lo belain Kakak gue sih Nggit, pacar lo tuh gue apa Kevin?" Laura memekik kesal sedangkan Kevin malah tertawa seolah mengejeknya "Hahaha pacar lo aja nggak ada niatan cium lo, ngenes banget lo dek."

"Diem lo kak!" Laura menatap Kevin tajam sebelum akhirnya beralih pada Anggit "Ayo berangkat! Ga pake lama!" Kata Laura. Dia melangkah terlebih dahulu meninggalkan Anggit yang masih berada di ruang tamu bersama Kevin. Anggit hanya tersenyum tipis melihat tingkah Laura, menurutnya gadisnya itu terlihat sangat lucu ketika marah.

"Bang, berangkat dulu," Pamit Anggit.

"Jagain adek gue!" Hardik Kevin.

Anggit mengangguk pasti kemudian menyusul Laura yang sudah terlebih dahulu memasuki mobilnya.

"Marah?" bukannya menjalankan mobilnya, Anggit malah menopang dagu sembari menatap kearah Laura. Mengamati wajah gadis disebelah yang terlihat cemberut.

Laura mengulum senyumnya melihat wajah Anggit kemudian menutup mata cowok itu agar tak terus menerus melihat kearahnya "Buru jalan ih!"

Anggit mendengus pelan "Ganggu banget tangan lo, gue lagi liatin bidadari juga," kata Anggit tanpa merubah posisinya, bahkan tangan Laura masih saja menutup matanya saat ini.

"Dahi lo panas, lo nggak sakit kan?" Raut wajah Laura berubah seketika. Raut cemas tercetak pada wajah cantiknya. Menatap wajah pucat Anggit tanpa berkedip.

"Gue nggak papa." Anggit tersenyum sekilas kemudian mulai menjalankan mobilnya. Menghiraukan Laura yang masih terus menatapnya. "Gue seganteng itu ya Ra?" Tanya Anggit dengan kekehan.

Laura yang tersadar kemudian memutuskan pandangannya "Iya, ganteng," kata Laura yang langsung membuat Anggit salah tingkah sendiri. Anggit menelan salivanya sesaat. Mengapa jadi dia yang deg-deg an? Perasaan macam apa ini?

 Mengapa jadi dia yang deg-deg an? Perasaan macam apa ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FlycatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang