Didedikasikan untuk nirmala_sy
Next part didedikasikan untuk first komen, ramaikan guys.
***
Gelisah ditampar resah, membeku dihantam rindu
______________________________________Laura berjalan cepat menyusuri lorong rumah sakit sembari menenteng satu plastik penuh Chitatos, diikuti Shena dibelakangnya. Selepas pulang sekolah Laura memang mengajak Shena untuk langsung menjenguk Anggit ke rumah sakit, Laura akui dia masih peduli terhadap cowok berwajah datar nan songong itu, mau bagaimana lagi?
Cinta dan tolol memang beda tipis.
"Dia ruangan mana?"
"Kata Abi sih disini," Ujar Shena sembari menunjuk salah satu ruangan rumah sakit.
"Ini beneran? Kalo kita salah ruang gimana?"
Shena menggaruk pelipisnya sesaat "Pura-pura mati aja, daripada malu kan."
Laura hanya memutar matanya malas lalu segera membuka pintu ruangan tersebut. Dia bernapas lega karena ruangan yang dibukanya memanglah ruangan Anggit.
Rupanya sudah terdapat Rizal, Roman dan Abi disana. Juga Anggit yang kini tak lagi berbaring dikasurnya dan malah terduduk disofa. Parahnya Roman lah yang dengan tak tahu diri merebahkan dirinya diranjang. Dikira ruangan bapak kau!
"Assalamualaikum!" Sapa Shena tatkala memasuki ruangan itu.
"Waalaikumsalam." Jawab seluruh penghuni ruangan tersebut.
Kedua mata Laura langsung menangkap bayangan Anggit. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Laura menghampiri Anggit lalu menoyor kepala Anggit cukup keras hingga terdengar ringisan dari cowok itu.
"Sakit bego," eluh Anggit sembari mengusap kepalanya pelan. Dia yang tak tahu apa-apa dibuat bingung oleh sikap bar-bar Laura.
"Lo yang bego! gaya pake acara ngerokok segala! gue takut lo kenapa-napa tolol!" Geram Laura.
"Seinget gue lo nggak peduli soal rokok."
"Bodo amat!" Kata Laura kemudian melemparkan plastik bawaannya. Bukannya tidak peduli, Laura hanya berpura-pura tidak peduli.
"Gimana keadaan lo?"
"Lumayan." Kata Anggit. Dia menerima plastik bawaan Laura kemudian tersenyum tipis "Makasih."
Ngapa pake acara senyum sih!
Sesegera mungkin Laura mengalihkan pandangannya "Nggak usah senyum, bikin gemes."
Anggit terkekeh pelan mendengar Laura yang menurutnya terlihat lucu karena cewek itu berbicara dengan nada datar. Sangat bukan Laura yang dia kenal.
"Lo juga nggak usah marah, bikin gemes."
Kalimat Anggit barusan membuat Laura ingin berteriak 'HILIH KINTIL' tepat didepan wajahnya, tapi diurungkan mengingat Anggit sedang sakit. Toh dia tadi sudah kelepasan menoyornya.
"Eh Ra, lo cuma bawa makanan buat Anggit? Gue nggak? Gue udah tiga bulan nggak makan Ra, kasian kan." Kata Roman dengan raut sedih "Padahal lo lihat kan gue juga sakit, sakit karena terus menanti rasa yang tidak pasti."
"Lo nyindir gue?!" Bentak Laura.
"Siapa juga yang nyindir lo, enakan juga nyender kan siapa tau nyaman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flycatcher
Teen Fiction#1 in gengster #1 in anakSMA [ SEBAGIAN CHAPTER DIPRIVATE, FOLLOW DULU UNTUK MEMBACA] Ini tentang Anggit Rahesa Yudistira, cowok pemilik tatapan elang yang mampu membuat siapapun berpikir dua kali jika mau berurusan dengannya. Memiliki sifat dingin...