12. Rainy

20.3K 1.6K 160
                                    

Songlist Make You Mine by Public


Hari ini hujan jadi saksi bahwa aku kepadamu, bodo amat perihal kamu kepada siapa, yang jelas saat ini aku kepadamu, harus ngerti yah!
***

Senyuman Laura tak kunjung sirna dari bibirnya, bahkan setelah melewati gerbang sekolah dengan mulus tadi, entah karena kebetulan atau memang tak ada Satpam yang berjaga disana.

Hati Laura seolah berbunga-bunga karena baru kali ini Anggit mau bolos sekolah bersamanya, biasanya Nathan lah yang menjadi teman sesat Laura dalam hal membolos tapi saat ini berbeda, lebih istimewa pastinya.

"Mau bolos kemana?" Tanya Anggit dari balik helm, kali ini cowok itu tidak meminta Laura memakainya karena kemungkinan mereka akan melewati polisi dijalan.

"Ke dufan yuk!" Ajak gadis itu dengan semangat.

"Nggak mau."

Kalo nggak mau ngapain nanyain!Runtuk Laura dalam hati yang masih berusaha menahan kekesalannya.

"Gue pengen kesana tau, lagian tadi lo nawarin gue mau kemana kan!" Sahut Laura masih berusaha mempertahankan pendapatnya, alasan mengapa dia memilih dufan karena dulu dia biasa datang kesana bersama kedua orangtuanya. Dulu,  ketika kedua orangtuanya masih memiliki sedikit saja waktu untuknya, yang sekarang hanya dapat menjadi angan semata. Karena kenyataannya, kedua orangtuanya orang lebih mementingkan pekerjaan mereka masing-masing.

"Kalau nggak mau gue bakal ngomong terus, ya ya ya..." Ancam Laura.

"Lau..."

"Ya ya ya ya." Ricau Laura tanpa henti.

"Nyesel gue nawarin."

"Ya ya ya ya ya–"

"Iya." Potong Anggit pada akhirnya, cowok itu memilih menuruti Laura daripada kupingnya akan panas mendengar ricauan gadis itu.

Laura tersenyum menang, dia memang selalu punya seribu cara agar Anggit mau menurutinya terutama dengan mengganggu ketenangan cowok itu. Jangan ditanyakan lagi, ibarat kalau kuliah Laura itu lulusan S3 mengusik Anggit dengan nilai cumlaude.

Tanpa disangka Laura tiba-tiba melingkarkan tangannya pada perut Anggit "Nggit gue boleh peluk lo nggak?" Tanya Laura yang berada dibelakangnya.

"Kalo gue bilang nggak lo bakal tetep peluk kan?" Sinis Anggit yang membuat Laura mengangguk membenarkan. Kemudian menyenderkan kepalanya pada punggung cowok itu.

Butuh waktu setengah jam bagi mereka untuk sampai ke dufan. Tepat setelah Anggit memarkirkan motornya, Laura pun ikut turun dan mengekori Anggit seperti anak ayam. Sebelum akhirnya cowok itu menariknya agar berjalan sejajar dengannya.

Anggit mengeluarkan dompetnya, diraihnya beberapa lembar rupiah berwarna merah sebelum akhirnya memberikannya pada Laura "Lo yang ngantri."

Laura mendengus pelan lalu meraih uang tersebut dan memutuskan untuk mulai mengantri tiket, gadis itu lebih memilih mengalah, sudah untung Anggit mau diajak kemari.

"Satu untuk Laura, satu untuk Anggit." Kata Laura kemudian memasangkan sebuah tiket yang berupa gelang pada tangan Anggit "Lo nggak mau masangin gue?" Laura menyodorkan tangannya didepan Anggit.

"Lo nggak bisa pasang sendiri?" Sarkas Anggit menatap Laura datar.

Laura mengelus dadanya dramatis aku rapopo! Batinnya lalu akhirnya memasang gelangnya sendiri.

FlycatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang