54. Pelindung Laura

27.1K 2.4K 4.3K
                                    

But you'll never be alone
I'll be with you from dusk 'til dawn 
Baby, I'm right here
I'll hold you when things go wrong
I'll be with you from dusk 'til dawn 
Baby, I'm right here

Dusk till dawn by Zayn ft Sia

Sebelum baca boleh divote dulu? Jangan lupa komen di paragraf nya ya karena jujur, aku kangen banget komenan kalian.

Sini absen dulu, Kalian domisili mana? kalau aku dari goa wkwk.

Laura berjalan menyusuri trotoar yang nampak sepi. Sesekali gadis itu meneguk botol stainless berisi wine yang dia simpan di saku jaket nya. Pikirannya benar-benar tidak jernih saat ini. Tanpa sadar dia telah berjalan sangat jauh dari lokasi balapan itu.

Gadis itu lalu mengaktifkan ponselnya. Menatap nanar sebuah nomor dengan tanda pin diatasnya.

My dugem boy

Senyuman miris terpatri pada bibir tipis Laura. Rasa nyeri menyerang begitu saja ketika membaca pesan lama dari Anggit. Semua yang ada disana hanya tinggal kenangan. Karena kini, Anggit-nya telah pergi.

"Gue kangen banget sama lo, Nggit. Kenapa lo pergi secepat ini," lirihnya pelan bersamaan dengan air mata yang mengalir semakin deras.

Setelah puas menangis, Laura kembali berjalan tak tentu arah. Merasakan ponselnya kembali bergetar, Laura akhirnya memilih untuk mengangkatnya. Nama Shena tertulis jelas pada layar.

"Halo Shen?"

"Lo dimana Ra?"

Laura menyengit bingung, kenapa suara Shena seperti laki-laki? Atau Laura sudah cukup mabuk hingga salah dengar?

"Nggak tau, disini sepi," ujar Laura. Gadis itu kemudian mengedarkan matanya.

Deg! langkahnya terhenti sesaat melihat sekumpulan orang yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Mungkin sekitar 10 meter atau lebih. Laura tidak begitu pandai mengira.

"Anjir!" guman Laura tanpa sadar.

"Kenapa?" sahut seseorang di seberang panggilan.

"Kayaknya ada kumpulan cowok di depan."

"Tunggu disana, gue otw."

"Emang lo tau gue dimana?" tanya Laura.

"Tau, jangan matiin GPS nya." Setelah itu panggilan terputus secara sepihak.

Meskipun Laura sedikit mabuk, tapi dia tahu dia berada dalam masalah saat ini. Laura memilih memutar tubuhnya dan berjalan menjauhi kerumunan itu. Sialnya, ada sekitar empat atau tiga orang yang mengikutinya dibelakang.

"Cewek, ngapain malem-malem sendirian?" ujar salah satu dari mereka.

"Bacot," sahut Laura. Dia semakin mempercepat langkahnya.

"Berani juga lo jadi cewek, untung cantik. Yakin nggak mau kita temenin?" Cowok itu mulai berani mendekat. Berusaha menggoda Laura.

"Dijamin enak kalau sama kita-kita."

Laura tersenyum miring. Menatap satu persatu cowok di depannya. "Cowok-cowok kaya kalian itu, sampah!" ujar nya penuh penekanan.

Entah ini Laura yang bodoh atau terlalu berani, yang jelas kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. Membuat ke empat cowok itu menatapnya tajam.

Salah satu dari mereka berjalan mendekati Laura dan menyentuh dagunya.

Plakkk

Sebuah tamparan keras nyaris membuat cowok itu terhuyung ke samping. "Tangan lo dikondisikan!" bentak Laura.

FlycatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang