46 - Tak Peduli?

38.6K 1.6K 754
                                    

"Dokter!! Bagaimana kondisi adik saya? Dia tidak kenapa-napakan? Jawab saya dok!!" Dokter pun hanya mengelus punggung David, mendadakan menyalurkan kesabaran.

"Maaf dek, kondisi pasien di dalam sana sangat kritis. Dia kehilangan banyak darah, namun tadi ada yang bersedia mendonorkan darah untuknya. Hingga saat ini, pasien belum sadar. Berberat hati saya katakan, pasien koma," ujar dokter Hendra dengan berat hati.

"Ko-koma dok?"

***
Happy reading

"Gimana gue bisa sakitin gadis sebaik lo Jess?"
~Rama

***

#mohon perhatian, siapin hati dan kadar kebaperan kalian,
Karena banyak kenyesekan di part kali ini hehe
Terimakasih😂

*Dgrin playmusik di atas ya
Human - Madylin bailey

***

"Ya benar, pasien bernamakan Lessia mengalami koma. Oh ya, saya juga ingin memberitahu, golongan darah milik Lessia sangat langka, yaitu B rhesus negatif. Mungkin, bila mbak yang tadi tidak bersedia mendonorkan darahnya, Lessia bisa saja tak tertolong," jelas dokter Hendra. Ya, tadi ada seorang gadis yang tergesa-gesa menemuinya, dan langsung mengajukan diri untuk menjadi pendonor darah.

"Ha?" David jelas saja terkejut. Sekeluarga tidak ada yang mempunyai golongan darah tersebut, kecuali ayahnya. Dan ia harus bertemu dengan gadis yang telah menyelamatkan nyawa adiknya itu, ya ia harus mencarinya.

Bundanya dan Elang yang ikut mendengarkan percakapan mereka hanya memutarkan bola matanya malas, tanpa diketahui oleh David.

"Udah udah Vid, lagi pula adik kesayangan kamu itu juga pasti baik-baik aja. Gausah lebay gitu sih, cih!" ujar bundanya sungkan kemudian meninggalkan mereka.

David hanya menatap punggung bundanya yang kian menjauh dengan mata nanar. Sungguh, bundanya sangat tega sekali!

Kini matanya beralih ke seseorang yang tersenyum licik di hadapannya, "Lo ngapain senyum-senyum? Di dalam sana adik gue lagi menderita bangsat! Lo nggak punya rasa manusiawi sedikit pun? Hah?!" bentak David mencengkram kerah leher milik Elang dengan kasar.

"Singkirin tangan kotor lo itu Vid, hush hush minggirin dulu haha!" tawa Elang sembari menepis kasar tangan milik David.

"Lo bener-bener ya jadi cowok! Gue tau, lo anak orang kaya Lang. Harta lo berceceran dimana-mana... Tapi bukan berarti, lo bisa seenaknya dengan Lessia adik gue. Nggak semua yang lo inginkan bisa dibayar dengan sejumlah uang. Utang nyokap gue, gue mampu bayar! Gue bakalan kerja Lang, demi bayar semua utang itu. Tapi, gue mohon sama lo.. jangan jadiin Lessia buat alat lo. Alat untuk lo permainkan, lo boleh ngelakuin apapun ke gue, jangan Lessia Lang, please..." mohon David bahkan hingga berlutut tepat dikaki Elang. Demi Lessia, ia lakukan itu.

"Yashhh! Akhirnya lo sampe ngemis-ngemis depan gue gini haha. Gue heran ya, kok ada ya kakak kaya lo gini. Padahal Lessia cuma anak haram loh, upss-- sorry keceplosan wkwk," hina Elang habis-habisan. Bagaimana Elang bisa tau? Jelas saja, bundanya itu yang membocorkannya.

Amarah David terpancing, ia bangkit berdiri kemudian memberi satu bogeman ke pipi Elang dengan sangat keras, "Woi anjing! Lo boleh hina-hina gue, lo lakuin apapun ke gue, tapi jangan pernah sekali-kali lo hina adik gue. Dia tetep adik gue, lo gausah ikut campur masalah keluarga gue, gue tekanin itu."

My Ice Boy ✔ (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang