Karina hanya menatap laki-laki itu datar. Ia tak habis pikir bisa bertemu dengan laki-laki pemaksa itu lagi.
"Aku tau aku tampan, tak usah menatapku seperti itu." ucap Hyunjin sambil duduk di kursi depan Karina.
Karina hanya diam, tak meladeni ucapan Hyunjin.
"Kau sangat suka diam ya? Aku seperti sedang bicara dengan angin saja." lanjut Hyunjin.
"Langsung saja, ada apa?" tanya Karina malas.
"Hei, santai saja, aku hanya ingin dekat dengamu. Memangnya tak boleh?" Hyunjin mengerlingkan sebelah matanya pada Karina. Karina memutar matanya, malas meladeni laki-laki di depannya.
'Dasar buaya' batin Karina.
Karina diam-diam memperhatikan Hyunjin, seperti ada yang berbeda dengan laki-laki ini. Ah iya, ternyata rambutnya. Terakhir Karina bertemu dengan laki-laki ini rambutnya berwarna hitam dan sekarang rambut Hyunjin berwarna blonde.
"Karina, aku membawa pesanan kita. Kau pasti sudah lapar." teriak Yeonjun sambil mendudukan dirinya di samping Karina. Seketika Yeonjun bingung dengan laki-laki di depannya.
"Siapa kau?" tanya Yeonjun pada Hyunjin.
"Sepertinya kehadiranku disini mengganggu ya? Wah, aku sedih sekali." ucap Hyunjin yang raut wajahnya dibuat sesedih mungkin.
Yeonjun hanya menatapnya datar.
"Ah, aku bercanda. Tak usah menatapku seperti itu. Perkenalkan, namaku Hyunjin. Calon pacar Karina." lanjut Hyunjin dan mengulurkan tangannya pada Yeonjun. Karina hanya diam. Yeonjun terkejut tapi segera mengubah ekspresinya menjadi datar kembali, kemudian ia membalas uluran tangan Hyunjin.
"Aku Yeonjun."
"Senang berkenalan denganmu Yeonjun-ssi. Ah, aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi calon pacar." ujar Hyunjin sambil mencubit pipi Karina. Karina memalingkan wajahnya agar cubitan Hyunjin di pipinya terlepas. Yeonjun hanya menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.
~~~~~~~~
Cuaca hari ini cukup bersahabat, angin berhembus pelan membelai wajah Karina. Karina menutup matanya menikmati angin sore di halte ini. Keadaan di halte cukup ramai dengan murid-murid yang menunggu bus untuk pulang atau hanya sekedar bercengkrama dengan yang lainnya. Tiba-tiba Karina merasa seperti ada sesuatu yang telah ia lupakan. Tapi apa ya? Karina sendiri juga bingung. Karina berusaha mengingat sekiranya apa yang telah ia lupakan. Assa! Akhirnya Karina mengingatnya.
"Astaga, kenapa aku bisa melupakannya. Kenapa aku lupa mengembalikan payung pada laki-laki pemaksa itu. Padahalkan tadi aku bertemu dengannya." monolog Karina sambil memukul keningnya sendiri. Karina berpikir keras bagaimana ia mengembalikan payung kepada Hyunjin sedangkan ia malas bertemu Hyunjin lagi. Namun, kebetulan sekali Karina melihat Hyunjin dan tanpa pikir panjang Karina segera menghampirinya meskipun sebenarnya ia malas bertemu dengan laki-laki itu lagi.
"Pe.. permisi." ucap Karina gugup pada Hyunjin yang sedang berdiri di bawah pohon menunggu bus sambil menatap jam tangannya. Hyunjin menoleh pada Karina.
"Aku ingin mengembalikan payungmu. Ini, maaf baru sempat ku kembalikan, tadi aku lupa mengembalikannya padamu saat di kantin. Terima kasih banyak, Hyunjin-ssi." ucap Karina lagi.
Baru saja Hyunjin ingin membalas ucapan Karina, tapi Karina sudah berlari sambil berteriak, "Maaf, bus arah rumahku sudah datang. Sekali lagi, terima kasih, Hyunjin-ssi."
~~~~~~~~
Hyunjin menonton televisi di depannya sambil tertawa terbahak-bahak. Pasalnya ia merasa lucu dengan kartun yang sedang ia tonton. Ia memakan camilannya. Sampah minuman dan camilan berserakan di mana-mana. Sampai suara langkah seseorang menginterupsi acara menonton santainya.
"Kau baru pulang? Biasanya kau sampai lebih dulu dari pada aku." tanya Hyunjin pada kembarannya.
"Motorku bermasalah dan aku pulang naik bus." jawab Jihoon santai.
"Oh, makanya kau pulang sedikit terlambat ya." ucap Hyunjin sambil memasukkan camilan ke dalam mulutnya. Hyunjin memperhatikan Jihoon yang membuka tasnya, mengambil sesuatu dalam tasnya.
"Itu kan payungku. Kenapa ada padamu? Harusnya bukan ada padamu, kenapa bisa ada padamu?" Hyunjin terkejut dan membredel Jihoon dengan banyak pertanyaan.
"Seseorang memberikannya padaku. Aku tak tau." ucap Jihoon acuh sambil memberikan payung itu pada Hyunjin dan berlalu menuju kamarnya. Jihoon menghentikan langkahnya sejenak, berbalik menghadap Hyunjin lagi.
"Jangan lupa kau membersihkan kekacauan yang kau perbuat itu." peringat Jihoon sambil menunjuk sampah-sampah makanan dan minuman ulah Hyunjin dan berlalu lagi menuju kamarnya.
Terkadang Jihoon itu tak habis pikir dengan Hyunjin, aneh sekali anak itu. Kadang bersikap dingin, kadang juga ia bersikap sangat peduli. Mood Hyunjin tidak gampang ditebak dan Hyunjin itu sangat malas dan jorok. Tapi tetap saja Jihoon sangat menyayangi Hyunjin.
Halo yorobun, semoga kalian selalu bahagia ...
Oh iya, di sini ceritanya Yeonjun umurnya sama kayak Karina ya. Kalo Hyunjin sama Jihoon satu tahun di atas Karina dan Yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled [END]
FanfictionTakdir seperti mempermainkan kami. Hari di mana jatuh menjatuhkan hati itu datang. Saat aku dan dia sedang dalam perasaan yang luar biasa, perasaan yang tak terkendali. Takdir mempermainkan. Karena memang perasaan itu seperti laut, jika sudah tak t...