Entah apa yang terjadi padaku, sejak pertemuan singkatku dengan gadis manis bernama Karina itu aku jadi selalu memikirkannya. Aku merasa aneh dengan diriku sendiri. Tak biasanya aku seperti ini. Tak biasanya aku peduli sampai segininya dengan orang yang baru aku temui. Astaga entah apa yang merasukiku aku pun tak tau. Gadis manis bernama Karina itu berhasil memporak-porandakan pikiranku. Aku seakan terhipnotis oleh sosoknya. Aku suka segala tentangnya. Apa? Suka? Baru saja aku menyebut perasaan aneh ini sebagai suka? Ah, biarlah untuk sementara ku katakan seperti itu.
Aku menyukai matanya, menatap lebih dalam kesana, lalu menenggelamkan diriku berlama-lama. Tidak ingin berlari lagi. Aku suka segala tentangnya, terlebih saat ia terlihat kebingungan. Ia terlihat menggemaskan. Ingin rasanya kupeluk dan tidak kulepas berlama-lama. Aku juga suka saat gadis manis itu bermandi hujan. Tidak mandi hujan sungguhan. Gadis manis itu hanya kebasahan sebab air hujan yang turun terlalu lebat. Dia berteduh di halte, menunggu angkutan.
Begitulah aku yang terpesona olehmu di pertemuan pertamaku denganmu. Dan bisa ku pastikan perasaan aneh ini sesuatu yang orang lain sebut sebagai love at the first sight? Entahlah, ku kira iya memang begitu adanya. Ahh, mengapa aku jadi cheese seperti ini? Astaga Karina, kau harus bertanggung jawab.
-Hyunjin
.
.
.Karina bingung, saat ini ia sedang menatap payung yang ada di genggamannya sedari tadi. Ia berpikir bagaimana caranya ia mengembalikan payung ini pada laki-laki waktu itu.
"Astaga, aku lupa. Laki-laki pemaksa itukan sudah menyimpan nomor ponselnya di hpku. Tapi apakah tak apa jika aku menghubunginya duluan? Ah tidak-tidak, tidak boleh, akan sangat canggung nantinya." monolog Karina sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Yeonjun yang melihat Karina seperti itu pun jadi gemas sendiri, dihampirilah Karina, "Hei, sedang apa kau bertingkah seperti itu?" tanya Yeonjun sambil mengusak surai indah milik Karina.
"Ah tidak, aku tak apa." jawab Karina seraya tersenyum manis menampilkan senyuman terbaiknya. Duh, Yeonjun jadi makin gemas saja jika seperti ini.
"Oh, payung siapa itu?" tanya Yeonjun menatap payung digenggaman Karina.
"Milik seseorang yang waktu itu menolongku." ucap Karina sambil menaruh payung itu ke dalam tasnya.
"Oh.. Kalau begitu ayo ke kantin, kau laparkan? Aku akan mentraktirmu makanan kesukaanmu." Yeonjun menggenggam tangan Karina, menariknya menuju kantin sekolah dan Karina pun hanya ikut saja karena sesuatu yang Yeonjun tawarkan sangat menggiurkan hehe.
~~~~~~~~
Kantin nampak ramai, jujur Karina sangat tak suka dengan keramaian ini. Tapi Yeonjun sungguh sangat memahaminya, Yeonjun menyuruhnya menunggu di meja paling pojok di mana tempat tersebut tidak terlalu ramai. Karina pun menunggunya di sana. Namun, tiba-tiba seseorang menghampirinya.
"Permisi, boleh aku duduk disini?" ucap suara itu.
"Silahkan." jawab Karina tanpa menatap orang itu. Orang itu pun nampak gemas dengan tingkah laku Karina, senyuman tak luntur dari wajahnya.
"Yak, Karina! Kau tak ingin melihat pria tampan sepertiku?" ujar orang itu disertai kekehan. Karina bingung, dari mana orang itu mengetahui namanya? Perlahan, Karina mulai mendongakkan wajahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Hai Karina, masih ingat aku?" sapa laki-laki itu dengan senyum konyol di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled [END]
FanfictionTakdir seperti mempermainkan kami. Hari di mana jatuh menjatuhkan hati itu datang. Saat aku dan dia sedang dalam perasaan yang luar biasa, perasaan yang tak terkendali. Takdir mempermainkan. Karena memang perasaan itu seperti laut, jika sudah tak t...