Tak terasa sekali hubungan Karina dan Hyunjin sudah berjalan selama satu tahun. Tentu untuk sebuah hubungan yang berumur satu tahun belum ada apa-apanya. Ibaratnya masih seumur jagung. Tapi selama satu tahun ini Karina bersyukur sekali karena mereka tidak pernah bertengkar. Hubungan mereka berjalan dengan baik. Hyunjin selalu memahami Karina, Karina pun selalu memahami Hyunjin. Hyunjin menjaga dan melindungi Karina. Memberikan perhatian yang tak terhingga untuk Karina. Karina sangat bersyukur memiliki Hyunjin. Semoga Tuhan selalu menyertai hubungan mereka.
Saat Karina sedang memikirkan hubungannya dengan Hyunjin. Tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi. Karina heran, siapa pagi-pagi di hari minggu yang sudah bertamu kerumahnya. Karina segera turun untuk melihat siapa yang datang.
"Ah, ternyata kau. Ku kira siapa." ucap Karina tersenyum bahagia. Karina membuka pintunya lebar-lebar, mempersilahkan tamunya masuk.
"Kau tak bilang akan datang kemari." lanjut Karina pada tamu tersebut yang ternyata kekasihnya. Saat ini mereka sedang duduk di sofa kamar Karina.
"Entahlah, aku tak tahan selalu merindukanmu. Makanya aku menemuimu kemari. Ngomong-ngomong, apa orang tuamu masih di Amerika?" tanya Hyunjin yang merasa rumah Karina nampak sepi.
"Seperti yang kau lihat. Hanya ada pembantu rumah tangga. Ayah dan Ibuku pulang bulan depan." jawab Karina.
"Oh iya, kau mau minum apa?" tanya Karina beranjak dari duduknya.
"Tak usah." Hyunjin memegang pergelangan tangan Karina dan menariknya ke dalam pelukan Hyunjin. Saat ini posisi Hyunjin berbaring di sofa dan Karina berada di atasnya. Karina membelalakkan matanya, terkejut. Jantungnya berdetak tak karuan. Ini pertama kalinya Hyunjin melakukan ini padanya.
"Sayang... Aku ingin memakanmu." ucap Hyunjin seduktif.
"Ma-ma-maksudmu apa? Kak, jangan seperti ini. Aku takut." Karina sangat ketakutan.
"Tak bisakah kita melakukannya sekarang? Sudah satu tahun kita menjalin hubungan tapi belum pernah melakukannya sekalipun." ucap Hyunjin seduktif.
"Aku ingin melakukannya sekarang, sayang." ucap Hyunjin lagi dengan sedikit mendesah.
Karina ketakutan.
Dan tiba-tiba tawa Hyunjin pecah.
"Aku bercanda sayang, kenapa kau takut begitu? Lucu sekali wajahmu tadi. Aku tak tahan menahan tawaku. " Hyunjin tertawa terpingkal-pingkal. Karina mengerucutkan bibirnya lucu.
"Hei, sayang, kau merajuk, eh?" goda Hyunjin lagi sambil menoel bibir Karina yang mengerucut. Hyunjin senang sekali menggoda kekasihnya ini. Entahlah, mungkin ini menjadi hobi baru bagi Hyunjin.
"Issshh, kau menyebalkan." Karina memukul-mukul tubuh Hyunjin dengan lucu. Hyunjin semakin tertawa. Gemas sekali kekasihnya ini.
"Baiklah, baiklah, hentikan. Aku minta maaf, ya? Ayo sekarang kau cepat ganti baju. Kita pergi keluar. Eh, tapi kau sudah mandi kan?" Hyunjin menggoda Karina lagi.
"Tentu saja. Aku bukan tipe orang yang malas mandi jika hari libur ya." jawab Karina menatap Hyunjin galak.
"Ya, ya, ya. Aku hanya bercanda. Ya sudah sana kau ganti baju dulu. Aku tunggu di bawah ya sayang." ucap Hyunjin sambil berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled [END]
FanfictionTakdir seperti mempermainkan kami. Hari di mana jatuh menjatuhkan hati itu datang. Saat aku dan dia sedang dalam perasaan yang luar biasa, perasaan yang tak terkendali. Takdir mempermainkan. Karena memang perasaan itu seperti laut, jika sudah tak t...