Karina menghentikan kegiatan membacanya ketika suara ketukan pintu depan terdengar. Ia hanya memandang sekilas lalu kembali tak peduli. Bagaimana bisa seseorang menghancurkan akhir pekan tenangnya. Meskipun biasanya setiap akhir pekan ia pergi dengan Hyunjin, namun semenjak Hyunjin sibuk menyiapkan ujian kelulusannya Karina lebih memilih mengisi akhir pekannya dengan membaca buku.
"Pacarmu tuh, tidak dibuka pintunya?"
Karina sedikit tersentak kala Ayahnya bersuara tiba-tiba. Ia lupa jika sedari tadi Ayahnya duduk di sampingnya
-Ayah dan Ibunya sedang pulang ke Korea dan lusa sudah harus kembali lagi ke Amerika- Sibuk sekali memang kedua orang tuanya ini. Karina mengedikkan bahu malas menanggapi ucapan Ayahnya."Tanpa dibuka juga biasanya langsung masuk kan, yah." ucap Karina yang dibalas tertawa oleh Ayahnya.
Ayah Karina ini tau anak tersayangnya ini sudah memiliki kekasih. Karena Karina ini sangat dekat dengan kedua orang tuanya dan selalu menceritakan apapun yang terjadi dan Ayah Karina juga sudah pernah bertemu Hyunjin.
"Lagian mana mungkin kak Hyunjin, kan dia lagi sibuk belajar." ucap Karina lagi pada Ayahnya.
Cklek
Suara pintu terbuka lalu disusul dengan ocehan berisik khas Hyunjin di depan sana.
"Kaarinaaaa sayaaaanggg!!!"
Hyunjin kini sudah berdiri di hadapannya setelah berlari dari ruang depan. Karina tentu saja terkejut, tiba-tiba saja Hyunjin berkunjung ke rumahnya tanpa memberitahu Karina terlebih dahulu. Tumben sekali.
"Kak, tumben mengunjungiku? Kakak tidak sibuk belajar?"
di tempatnya Hyunjin terdiam sejenak. Mencerna ucapan Karina.'Fagh, aku lupa kalau si Jihoon itu berbohong pada Karina bahwa aku sibuk belajar. Padahalkan sibuk pacaran." –Hyunjin
Karina mengangkat alis menunggu jawaban dari Hyunjin. Sedangkan Hyunjin hanya menggaruk tengkuknya kikuk.
Hyunjin tersenyum. Lalu berjalan mendekat ke arah Karina yang duduk di sofa ruang keluarga. Ia mendudukkan diri di samping Karina. Tak berani seribut sebelumnya. Hal itu lantas membuat Karina tertawa kecil.
"Kenapa kesini, kak? Kakak tidak sibuk?" tanya Karina lagi yang masih heran dengan kedatangan kekasihnya yang tiba-tiba ini.
"Udah diem." jawab Hyunjin.
Karina semakin tersenyum jahil.
"Kakak, rindu aku ya?"
"Sayang, diem dong. Aku malu."
Hyunjin menenggelamkan wajahnya di bahu sempit Karina dengan kedua tangan melingkar memeluk seseorang di sampingnya.
"Modus dasar!" –Ayah Karina yang kebetulan lewat.
"Iya, iya. Lepas dulu, kakak bau."
Hyunjin terkekeh lalu kembali ke posisinya. Ia gemas sebenarnya melihat Karina yang mengerucutkan bibirnya seperti sekarang."Aku rindu sekali denganmu, sayang." Hyunjin memeluk Karina lagi, bahkan lebih erat.
Karina di sampingnya mencibir.
"Beneran, sudah lama kan aku tidak menghabiskan waktu dengan kesayanganku ini." ucap Hyunjin dengan wajah serius.
Karina berpikir mungkin selama perjalanan kesini Hyunjin terbentur sesuatu makanya otaknya geser.
"Bukannya kemarin kita makan bekal bersama ya di taman belakang sekolah. Masa kakak lupa?" tanya Karina sambil mengerucutkan bibirnya.
Hyunjin terkejut. Seingatnya kemarin saat jam istirahat ia memilih di rooftop sekolah setelah mengobrol dengan Jihoon. JIHOON? PARK JIHOON? Tunggu! Ya, itu pasti Jihoon yang bersama Karina kemarin. Dengan secepat kilat Hyunjin merubah ekspresi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled [END]
FanfictionTakdir seperti mempermainkan kami. Hari di mana jatuh menjatuhkan hati itu datang. Saat aku dan dia sedang dalam perasaan yang luar biasa, perasaan yang tak terkendali. Takdir mempermainkan. Karena memang perasaan itu seperti laut, jika sudah tak t...