Tak terasa sudah dua tahun sejak berakhirnya hubungan Hyunjin dengan Karina. Hyunjin jadi sedikit pendiam. Jujur ia bahagia dengan Lia. Tapi ia juga tak menepis jika ia masih mencintai Karina. Hyunjin menginginkan keduanya. Namun, sepertinya takdir menentangnya.
Saat ini Hyunjin sudah menyandang gelar sebagai mahasiswa. Ia sekarang melanjutkan pendidikan di Seoul National University. Hyunjin mengambil jurusan Bisnis. Ya, dia yang akan meneruskan perusahaan Ayahnya kelak. Karena Jihoon lebih memilih menjadi seorang dokter. Jihoon mengambil jurusan Kedokteran di Universitas yang sama dengan Hyunjin. Ayahnya tidak menentangnya. Toh, Jihoon memang jenius dan yakin kelak akan menjadi dokter yang hebat. Lia juga sekarang berada di Universitas yang sama dengan Hyunjin, ia mengambil jurusan Hukum. Hubungan Lia dan Hyunjin masih terjalin sampai saat ini. Saat ini Hyunjin, Jihoon dan Lia sudah berada di tahun kedua.
Lalu, bagaimana dengan Karina?
Dan entah mengapa takdir seperti mempermainkan mereka. Karina pun kini melanjutkan pendidikan di Seoul National University. Karina menerima beasiswa di Universitas ini dan dia mengambil jurusan Kedokteran. Karina menjadi adik tingkat Jihoon. Oh ya, kalian pasti bertanya keadaan Yeonjun, kan? Setelah lulus sekolah menengah atas, Yeonjun dan keluarganya pindah ke Amerika dan menetap di sana. Yeonjun dan Karina masih tetap berhubungan baik sampai sekarang.
~~~~~~~~
Hyunjin saat ini sedang berada di gedung Fakultas Kedokteran, ia ingin menghampiri Jihoon karena Hyunjin memiliki keperluan dengan saudara kembarnya ini. Namun, lagi-lagi takdir seperti mempermainkan mereka. Bagaimana bisa takdir mempertemukan mereka kembali?
Ya, Hyunjin melihat Karina.
Karina yang sadar akan keberadaan Hyunjin segera mempercepat langkahnya, menghindari Hyunjin. Namun, Hyunjin segera mengejar Karina. Dan..
Hap
Hyunjin memegang pergelangan tangan Karina. Menahan langkah Karina.
"Kar, bisakah aku berbicara padamu?" tanya Hyunjin sendu.
Karina menatap kearah lain, tak berani menatap seseorang di depannya ini.
"Tolong, izinkan aku berbicara denganmu sebentar. Hanya sebentar." ucap Hyunjin lagi.
Karina mengangguk. Hyunjin membawanya ke koridor yang sepi.
"Kar.." Hyunjin memegang kedua tangan Karina, menggenggamnya erat.
"Kembali padaku, ya?" lanjut Hyunjin lirih. Karina masih diam.
"Tolong kembali padaku, Kar. Aku janji akan menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Aku juga akan memutuskan Lia jika kau ingin kembali padaku." ucap Hyunjin bersungguh-sungguh.
Karina segera menggeleng, "Jangan kak, jangan. Aku tidak ingin kak Lia merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Aku sangat tau jika Kak Lia sangat mencintaimu, kak. Kau sangat jahat jika melakukan itu padanya. Lagi pula sudah dua tahun sejak berakhirnya hubungan kita. Jujur aku masih menyayangimu, tapi bukan berarti aku bisa kembali padamu. Kertas yang pernah diremas tidak akan licin dan halus seperti semula. Begitu pun dalam suatu hubungan. Kalaupun kita kembali bersama, itu tak akan sama seperti dulu." ucap Karina lembut.
Hyunjin tertegun. Ia menyesal. Ia menyesal menyiakan-nyiakan Karina.
"Tapi tidak bisakah kau memberiku satu kesempatan lagi? Aku janji akan memperbaiki semuanya, aku janji akan membuatnya seperti semula." jawab Hyunjin masih belum menyerah.
Karina tersenyum lembut, "Tidak kak, itu tidak akan sama."
"Sekarang aku berharap kau bahagia dengan kak Lia, dia orang yang baik. Kau harus membahagiakannya, kak." Karina melepaskan genggaman Hyunjin.
"Maaf jika kau tak bahagia selama menjalin hubungan denganku. Itu pertama kalinya untukku, kak. Makanya aku canggung dan satu hal yang harus kau tau, aku tak pernah menyesal pernah bersamamu, terima kasih. Kau jangan pernah merasa bersalah lagi." Karina tersenyum sangat lembut.
Sungguh, Hyunjin merasa Karina adalah seorang malaikat sungguhan. Bagaimana bisa ia menyia-nyiakan sosok seperti Karina? Bodoh sekali dirinya dulu dan Hyunjin akui, sekarang ia menyesal. Sangat amat menyesal.
Hyunjin segera menggeleng, "Tidak, aku selalu bahagia bersamamu. Aku sangat bahagia pernah bersamamu."
"Terima kasih Kar untuk segalanya. Aku berjanji akan membahagiakan Lia dan aku berharap kau pun selalu bahagia." ucap Hyunjin seraya tersenyum lembut.
Hyunjin menatap Karina takut-takut, "Tapi... Bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya?"
Hyunjin cemas menunggu jawaban Karina.
Dan Karina mengangguk.
Hyunjin pun segera berhambur memeluk Karina, "Terima kasih, Kar. Terima kasih untuk segalanya."
Memang benar, penyesalan itu selalu datang di akhir. Hyunjin sangat menyesal sekarang. Ia menyesal telah menyia-nyiakan Karina. Namun, ia tak ingin tenggelam dalam penyesalan. Sekarang tujuannya hanya satu. Yaitu membahagiakan Lianya dan semoga Karina juga selalu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled [END]
أدب الهواةTakdir seperti mempermainkan kami. Hari di mana jatuh menjatuhkan hati itu datang. Saat aku dan dia sedang dalam perasaan yang luar biasa, perasaan yang tak terkendali. Takdir mempermainkan. Karena memang perasaan itu seperti laut, jika sudah tak t...