Chapter 19: Kenapa?

154 28 2
                                    

Selama liburan semester ini Karina hanya di rumah saja. Belajar, belajar, dan belajar. Kegiatan lain yang Karina lakukan selain belajar paling membaca novel, menonton film, atau berkunjung kerumah Yeonjun. Karina memang sangat menyukai belajar. Tapi wajarkan jika sekarang Karina merasa bosan? Rasanya Karina butuh refreshing. Ingin mengajak Hyunjin pergi, tapi kekasihnya itu bilang kalau dia sedang ada acara keluarga dan Karina memutuskan untuk keluar mencari udara segar sendirian.

"Haaaahhhh, rasanya sudah lama sekali aku tidak menikmati waktu bersantai sepeti ini." Karina menghirup udara luar sebanyak-banyaknya.

"Baiklah, ayo sekarang kita ke taman dekat rumah dulu. Aku rindu melihat anak-anak kecil berlari-larian." monolog Karina.

Karina membawa langkahnya ke taman dekat rumahnya dan ternyata di sana ramai anak-anak yang sedang bermain. Karina berhenti tepat dikumpulan anak-anak itu.

"Hai, kalian sedang apa?" tanya Karina mensejajarkan tingginya dengan anak-anak kecil itu.

"Kami cedang main, kak. Kakak mau ikut kami belmain?" tanya salah satu anak di sana.

Karina tersenyum dan mengusak surai anak-anak itu, "Kakak hanya ingin lihat kalian bermain saja, tidak apa kan?" tanya Karina dengan senyum lembutnya dan anak-anak itu mengangguk.

Kemudian anak-anak itu pun berlarian kesana-kemari, saling mengejar satu sama lain. Tertawa begitu bahagia dan lepas. Karina yang melihatnya pun ikut bahagia. Tiba-tiba sesuatu hinggap dipikiran Karina. Karina pergi ke supermarket dekat taman dan membeli banyak ice cream.

Setelah membeli ice cream, Karina kembali lagi ke taman sambil bersenandung kecil. Karina tersenyum saat anak-anak itu masih berada di sana. Karina pun menghampirinya.

"Adik-adik..." panggil Karina.

Anak-anak itu menghentikan acara bermainnya dan serentak menoleh pada Karina.

Karina tersenyum, "Kemari, kakak punya sesuatu untuk kalian." Karina menggerak-gerakkan tangannya menyuruh anak-anak itu mendekat padanya.

Anak-anak itu pun berlarian kearah Karina.

"Kakak punya sesuatu untuk kalian, tapi sebelumnya kalian berbaris, ya." ucap Karina lembut dan anak-anak itu mengangguk serentak.

Karina pun membagikan ice cream yang ia beli kepada anak-anak kecil itu.

"Nah, kalian sudah kebagian semua kan?" tanya Karina.

"Sudah, kak. Telima kacih, kakak manis dan cantik. Enak cekali es klimnya." sahut anak-anak itu serentak dan dibalas senyuman oleh Karina.

"Baiklah, kalau begitu kakak pergi dulu, ya. Nikmati waktu kalian, dan hati-hati bermainnya. Sampai jumpa." ucap Karina seraya melambaikan tangannya.

Anak-anak itu balik melambai, "Telima kacih, hati-hati kakak."

Karina pun meninggalkan taman.

Rasanya senang sekali berbagi kebahagiaan pada orang lain dan sekarang Karina melangkahkan kakinya menuju ke cafe didekat sana. Tiba-tiba saja Karina ingin membeli bubble tea.

Karina menuju counter pemesanan. Tak menunggu lama, pesananannya pun datang. Karina memilih salah satu meja pojok dekat jendela. Ia mulai meminum buble teanya.

"Huwaaa, bagaimana bisa terasa sesegar ini?" ucap Karina sumringah. Ia pun menikmati minumannya itu.

Namun, Karina menangkap sesuatu. Tepat di meja ujung sana, sepasang kekasih sedang bercumbu mesra. Karina jadi malu sendiri melihatnya.

Eh tapi tunggu.

Kok, Karina merasa tidak asing dengan laki-lakinya itu. Karina pun semakin memfokuskan penglihatannya dan saat tautan mereka terlepas, akhirnya Karina bisa melihat jelas orang itu. Tapi....

"Ka..kak Hyunjin?" Karina lemas seketika saat tau orang itu ternyata Hyunjin.

Pasangan itu pun saling memangut bibir kembali.

Air mata tanpa permisi keluar dan mengalir di pipinya. Karina terpaku di tempatnya. Sesak sekali. Dengan segera Karina beranjak keluar dari cafe tersebut.

Karina memegangi dada kirinya, "Ke..ke..kenapa sakit sekali?" ucap Karina menangis.

'Bukankah kak Hyunjin bilang ada acara keluarga? Lalu kenapa kak Hyunjin ada di sana? Siapa perempuan yang bersama kak Hyunjin? Kenapa kak Hyunjin tega pada Karina? Apa yang Karina takutkan selama ini benar-benar terjadi? Bahwa cuma Karina yang mencintai dalam hubungan ini?' batin Karina.

Berbagai pikiran tiba-tiba menghinggapi otak Karina dan Karina segera menuju kerumahnya dengan air mata yang masih mengalir dipipinya.

~~~~~~~~

Sesampainya di rumah, Karina segera menuju kamarnya. Ia mendudukan dirinya di sofa yang ada di kamarnya. Karina berpikir apa yang harus ia lakukan. Karina masih bertanya-tanya 'Apakah yang tadi benar kak Hyunjin? Jika benar harus bagaimana? Apa Karina harus menanyakannya pada kak Hyunjin dan meminta penjelasannya. Atau ia hanya harus diam seolah-olah tak terjadi apa-apa dalam hubungannya dengan kak Hyunjin?'

Karina jadi bingung.

Karina pun memilih menghubungi Hyunjin. Sesegera mungkin ia mengkondisikan dirinya dan mengatur suaranya seolah tak terjadi apa-apa. Panggilan itupun dijawab oleh Hyunjin.

(Halo?)

Karina hampir ingin menangis lagi ketika mendengar suara Hyunjin. Namun segera Karina tahan.

Halo, kak Hyunjin. Kakak, masih sibuk di acara keluarga ya?

'Ayo jujur pada Karina, kak.' -batin Karina

Karina berharap Hyunjin berkata jujur padanya. Jika Hyunjin jujur, ada kemungkinan kalau Karina akan memberikan kesempatan kedua untuk Hyunjin.

(Iya, aku masih di acara keluarga nih, sayangku. Sibuk banget. Maafin aku, ya.)

Deg

Karina mematung.

Jawaban Hyunjin tidak sesuai harapan Karina. Karina paling benci dibohongi dan orang yang ia cintai dengan teganya membohongi Karina.

Ah, begitu ya, kak. Baiklah, have fun ya kak acara keluarganya.
Maaf Karina udah ganggu, tiba-tiba nelfon kakak, hehe.

(Iya tidak apa-apa, nanti aku kabarin lagi ya, sayangku. Bye~)

Karina segera memutus sambungannya. Ia menatap kosong kearah depan.

"Sakit sekali rasanya." ucap Karina lirih seraya meremas dada kirinya dan menangis.

Untitled [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang