Chapter 16

53.2K 1.5K 5
                                    

9 PM

Dentuman musik memenuhi indra pendengarannya, alexa dan kimberly duduk di pinggir meja bar tertawa membicarakan hal-hal random. Alexa meneguk cepat vodkanya. Lalu berdiri.

"Kau ingin kemana?"tanya kimberly pada alexa.

"Ke kamar mandi tentunya" ucap alexa kesal karna kimberly terus menggoda bartender yang melayaninya.

Alexa mendorong pintu toilet agar terbuka. Namun langkahnya terhenti karna ada sepasang kekasih yang sedang bercumbu dekat wastafel dengan posisi wanita yang menutupi laki² yang sedang ia cium.

Alexa tetap memaksakan masuk apa boleh buat dirinya sudah benar-benar ingin buang air kecil. Alexa masuk ke salah satu pintu toilet.

Setelah merasa selesai alexa berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya. Kedua orang di dekat wastafel masih saling mencumbu.

Alexa menatap cermin di depannya lalu terdiam.

Lelaki yang sedang bercumbu itu adalah gio. Ia dapat melihat dengan jelas wajah lelaki itu lewat cermin di depannya. Hati alexa berdenyut sakit. Apa ia mulai mencintai lelaki itu? Tidak alexa, kau tidak boleh mencintainya.

Alexa memberhentikan taksi lalu masuk ke dalam taksi tersebut Air mata nya turun melewati pipi mulusnya, ia mengusapnya kasar. Dengan sekali gerakan alexa langsung membalikan badannya untuk meninggalkan tempat itu.

Air mata terus mengalir membasahi wajah alexa, namun alexa terus mengusapnya kasar. Alexa merasa dirinya bodoh sekarang, karna mencintai lelaki berengsek itu. Perasaan ini baru ia rasakan sejak kejadian yang ia lihat tadi.

Alexa paham sekarang ternyata dirinya memang sudah mencintai lelaki itu tetapi ia hanya telat menyadarinya saja. Alexa tersenyum hambar mengingat kebersamaannya dengan gio dan perlakuan manis lelaki itu terhadapnya.

Alexa membuka pintu apartemennya lalu melempar tasnya asal. Ia menjatuhkan dirinya di sofa untuk menumpahkan segala tangisnya.

'Kau terlalu bodoh alexa' batin alexa.

-----------------

Gio membuka matanya ketika merasakan sinar matahari mengganggu tidurnya. Ia melakukan sedikit stretching untuk meregangkan otot-otot di tubuhnya. Ia mengambil ponselnya di meja kecil di samping tempat tidurnya.

Tak lama kemudian ponselnya bergetar karna ibunya menghubunginya, tanpa menunggu waktu lama ia langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Goodmorning mom" ucap gio dengan suara serak khas bangun tidur.

"Morning boy, maaf mommy mengganggu tidurmu" ucap lilian diseberang telepon.

"Tidak mom, ada apa menghubungiku?apa kau merindukan anakmu ini?" Ucap gio percaya diri kemudian terdengar suara tawaan lilian.

"Ya, aku merindukanmu boy. Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu, jadi bisakah kau makan siang bersama mommy siang nanti?" Tanya lilian.

"Baiklah sekarang aku harus bersiap-siap karna akan ada rapat pagi" ucap gio.

"Okay, sampai nanti" ucap lilian.

"Ya mom" ucap gio yang langsung memutuskan panggilan telepon. Gio meletakan ponselnya di tempat tidur lalu berdiri untuk segera membersihkan diri.

Alexa duduk menatap cermin di depannya dengan tatapan kosong, hari ini ia benar-benar tidak bisa fokus pada pekerjaannya.

Kimberly berjalan menghampiri alexa, "Tidak biasanya kau seperti ini kau tau?" Ucap kimberly mengelus bahu alexa memberi kekuatan pada sahabatnya yang menurut kimberly alexa sedang memiliki masalah walaupun alexa tidak mempercayainya tetapi ia tau jelas bahwa alexa sedang memiliki masalah

Tanpa sadar air mata alexa kembali jatuh. Namun, alexa segera mengusapnya kasar.

"Kurasa kau benar kim aku hanya tidak menyadari perasaanku sendiri" ucap alexa yang terus mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Kimberly menyeringit bingung, "lalu apa kau sudah menyadarinya?dan menyadari apa? Aku masih tidak mengerr--" ucapan kimberly terpotong.

"Aku mencintainya kim" ucap alexa cepat menjawab pertanyaan alexa.

"Benar bukan?hanya saja kau--" lagi-lagi kalimat kimberly di potong.

"Aku telat menyadarinya. Ya, aku baru menyadarinya ketika dia mencium wanita lain tadi malam. Dan kau tau? Aku merasa bodoh mencintai lelaki player sepertinya" ucap kimberly yang tidak bisa menahan lagi tangisnya. Tangisannya pecah setelah mengatakan itu semua.

Kimberly memeluk tubuh alexa memberi kekuatan pada sahabatnya.

"Kurasa kau salah jika menilainya seperti itu alexa. Lelaki itu terlahir dari keluarga terpandang, kau tau bukan lelaki itu merupakan pewaris Graf International Corp yang dimana reputasinya sudah di ketahui oleh banyak orang. Bahkan kau satu-satunya wanita yang tampil bersamanya di televisi. Anak itu begitu dekat dengan ibunya, kau tau bukan mereka seperti sepasang kekasih jika tampil di televisi? Jadi kurasa ibunya tidak mendidik anaknya untuk menjadi lelaki seperti itu" ucap kimberly panjang lebar.

Alexa menatap kimberly, "Mereka mempunyai banyak uang kim, aku harap kau tidak melupakan kenyataan itu. Mereka bisa melakukan apa saja dengan uangnya" ucap alexa tidak terima dengan kimberly.

Kimberly tersenyum, "apa kau membuat kesalahan alexa padanya?" Tanya kimberly.

Alexa terdiam.

Kimberly tersenyum, "aku harap kau tau hukum sebab dan akibat alexa, semua orang paham lelaki itu tidak suka berganti-ganti wanita. Itulah sebabnya kau harus tau sebab dan akibat dari apa yang kau perbuat dan apa yang akan kau dapat" ucap kimberly tersenyum.

Alexa kembali terdiam. Alexa mencerna setiap kalimat yang di ucapkan kimberly, Apa yang kimberly maksud? Ia tidak melakukan apapun pada lelaki itu bukan?.

Semua pertanyaan memenuhi kepalanya, ia benar-benar di buat pusing dengan semua yang ia alami saat ini. Alexa bangkit dari duduknya lalu menepuk pelan bahu kimberly, "terimakasih telah menjadi pendengar yang baik, aku ingin pulang" ucap alexa yang langsung meninggalkan kimberly yang menatap alexa menjauh.

Lilian menatap anak laki-lakinya lekat.

"Gio, bisa kau jelaskan pada mommy mu ini kenapa kau tidak bisa meninggalkan club?" Ucap lilian pada anaknya.

Gio tersenyum kecil, "pekerjaan ku berat mom, lagi pula aku ke club hanya untuk minum sedikit. Dan mommy harus tau bahwa aku tidak bermain dengan wanita manapun disana" ucap gio santai.

"Lalu apa kau bisa jelaskan padaku siapa wanita yang menjadi sorotan publik di bandara bersama mu?" Tanya lilian serius.

Gio merapihkan sedikit jasnya, "kurasa kita tidak perlu membahasnya mom" ucap gio menatap ibunya.

Lilian melihat tatapan itu, anaknya ini seperti menutupi sesuatu darinya. Tatapannya menunjukan kebencian. Apa ada sesuatu dengan anaknya?.

"Tentu kau harus menjelaskannya gio, aku orangtua mu. Ingat mommy selalu bilang anggaplah mommy ini sebag--" ucapan lilian terpotong.

"Sebagai sahabat terbaikku, yang mendengar segala keluh kesahku" lanjut gio yang memotong kalimat ibunya.

Lilian tersenyum, " Aku tidak pernah melihat kau seperti ini, siapapun wanita itu aku selalu mendukungmu dengannya bukan?" ucap lilian menggenggam tangan anaknya.

Gio terdiam.

"Aku harus pergi sekarang, sampai nanti" ucap lilian lalu meninggalkan gio yg duduk menatap kosong.


---------------------


Hallo readers, aku minta maaf untuk ketelatan aku up chapter ini yaa, harusnya aku up kemarin hehe. Makasih banyak buat yang udah bantu vote dan follow.
Buat yang belum follow harap follow aku yaa biar bantu support aku buat ceritanya😊
Happy reading, enjoyyy!🖤

MSB (Sedang Dalam Tahap Revisi) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang