Chapter 15

56.3K 1.5K 6
                                    

Alexa menatap pantulan dirinya di cermin, tak lama kemudian ponselnya bergetar. Morgan meneleponnya.

"Alexa aku di bawah, bisa kau turun sekarang?" Ucap morgan di seberang telepon.

"Baiklah tunggu sebentar" ucap alexa yang langsung memutuskan panggilannya lalu berjalan keluar apartemenya.

Sesampainya di bawah ia langsung masuk ke dalam mobil morgan, "Hai, maaf membuatmu menunggu" ucap alexa tersenyum.

"Tidak masalah, kita makan di cafe terdekat saja yaa" ucap morgan yang mulai melajukan mobil.

"Yaa boleh" jawab alexa, lalu mereka berdua berbincang hal-hal random.

Alexa dan morgan memasuki cafe kecil yang jaraknya lumayan dekat dengan apartemennya, morgan mengambil buku menu lalu memberikannya pada alexa. Setelah morgan dan alexa selesai memesan makanan ia kembali berbincang masa-masa SMA nya dulu.

Bali, Indonesia.

Gio melempar ponselnya sampai hancur tak terbentuk, tangannya mengepal kuat sampai kuku-kukunya memutih, bibirnya membentuk garis lurus tanda ia sedang menahan amarahnya.

Hatinya begitu sakit ketika melihat alexa sedang bersama lelaki yang penah alexa kagumi dulu. Wanita itu membohonginya.

"Seharusnya aku tidak memaksakan dirimu alexa" ucap gio entah pada siapa. Ia bangkit dari duduknya lalu memukul cermin besar di hotel tersebut.

Pranggg!!

Tangannya mengeluarkan darah, ia berjalan ke arah pinggir tempat tidur lalu duduk memejamkan matanya. Ia hanya butuh melampiaskan rasa kesalnya pada lelaki itu.

Gio tersenyum hambar mengingat alexa bersikap manis belakangan ini. Gio mengerti sekarang, mungkin alexa tidak mencintainya hanya saja dirinya saja yang memaksakan untuk alexa tetap bersamanya.

Gio menatap tangannya yang terus mengeluarkan darah, ia bangkit dari duduknya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci tangannya.

Alexa melambaikan tangan ke arah mobil morgan yang berjalan menjauh dari apartemennya. Alexa langsung masuk ke dalam lift. Setelah lift terbuka alexa langsung menuju pintu apartemennya lalu membukanya.

Alexa melempar tasnya ke kasur.

Setelah beberapa lama membersihkan diri alexa keluar dari kamar mandi lalu duduk di pinggir kasur menghadap pintu balkon yang ia buka lebar. Ia sangat suka menikmati angin malam meskipun ia tau itu tidak baik untuk kesehatannya, tapi apa boleh buat? Menikmati angin malam bisa membuat pikirannya kembali relax.

Alexa merasakan ia melupakan sesuatu. Ia langsung menepuk pelan dahinya karna merasa begitu bodoh melupakan ponselnya. Bagaimana kalau gio menghubunginya sedari tadi.

'Bodohnya kau alexa!' batin alexa.

Alexa membuka ponselnya dengan sidik jarinya lalu kaget ketika melihat notif di layar ponselnya. Bayangkan saja 11 panggilan tak terjawab dan 3 pesan dari gio yang belum alexa balas.

From : Gio
To : Alexa

'Sweetheart apa kau jadi keluar bersama kimberly?'

--------------

From : Gio
To : Alexa

'Sweetheart kenapa kau tidak mengangkat teleponku?'

--------------

From : Gio
To : Alexa

'have a good time'

Alexa merasa bersalah setelah membaca pesan dari gio. Dirinya membohongi lelaki yang selalu berbuat baik padanya jadi jelas ia merasa bersalah. Alexa juga menganggap ini hanya kebohongan sementara karna dirinya akan memberitahu yang sebenarnya jika gio sudah menemuinya lagi.

MSB (Sedang Dalam Tahap Revisi) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang