part 10

12.6K 845 40
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️

.

.

Hari ini rumah sedikit disibukkan dengan acara yang tidak diketahui Yuni. Para pelayan rumah sibuk bekerja dan mendekorasi ruang tamu. Banyak balon-balon dan tema superhero Badman seperti karakter kesukaan Soobin.

"Ada acara apa?" tanya Yuni pada bibi Jung, yang merupakan pelayan utama di rumah itu.

"Acara ulang tahun tuan muda Soobin yang ke-4."

"Daebak, jadi dia berulang tahun?" Yuni tampak tercengang dengan apa yang diberitahukan oleh bibi Jung.

"Anak itu baru usia empat tahun tapi layaknya bocah umur sepuluh tahun. Aneh sekali," gumam Yuni.

"Dia memang bocah ber-IQ tinggi. Dia bahkan sudah bisa membaca walau dia sendiri belum sekolah secara resmi." Pernyataan itu semakin membuat Yuni terkagum.

"Apakah dia itu normal? Mana ada bocah umur empat tahun bisa membaca?" Yuni seakan tak percaya akan hal itu.

"Dia memang jenius seperti ayahnya. Kata tuan besar, Ayahnya adalah dosen terbaik di Korea."

"Benarkah? Di mana sekarang Ayah kandung Soobin?" Seakan ingin menghindari percakapan dengan Yuni bibi Jung meninggalkannya begitu saja.

"Kenapa malah pergi? Aneh sekali. Ngomong-ngomong, Soobin ada di mana?" Yuni kemudian berjalan mencari Soobin keseluruh penjuru rumah. Bocah itu tak terlihat, walau Yuni sedari tadi memanggil namanya.

"Soobin!"

"Soobin!"

Yuni pun mendapati Soobin di ruang khusus tempat banyak foto-foto di pajang. Seketika saat Yuni membuka pintu, Soobin terlihat tengah menangis sambil memeluk sebuah foto di dadanya.

"Soobin. Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Yuni sembari mendekati Soobin. Bocah itu kemudian menoleh memandang Yuni dengan tatapan sendu, air matanya membasahi pipinya yang gembul.

"Kamu kenapa menangis?" tanya Yuni. Soobin pun segera memeluk Yuni sambil terus menitikan air matanya.

"Hari ini aku ulang tahun. Hari ini pula, Ibuku meninggal dunia." Soobin dengan nada bergetar memeluk Yuni dengan erat. Paham dengan rasa sedihnya, Yuni pun membalas pelukan Soobin dengan erat.

"Jadi Ibumu sudah meninggal. Tenanglah sayang, ada aku disini. Aku akan jadi Ibumu."

Soobin seketika melepas pelukan.

"Aku tidak mau. Ibuku tidak tergantikan."

"Iya baiklah, tapi dengarlah. Aku akan menyayangimu seperti layaknya Ibu pada anaknya." Yuni mencubit pipi gembul Soobin sembari tersenyum.

"Bagaimana bisa anak sayang pada anak."

"Ucapanmu itu sangat menyakitkan sekali, hiiissssh." Yuni terlihat kesal dengan perkataan Soobin barusan.

"He he he, aku juga menyayangimu." Soobin seketika tersenyum sembari membelai lembut pipi Yuni.

'Ya Tuhan, anak ini benar-benar manis,' batin Yuni yang tersentuh dengan sikap manis Soobin.

"Tapi bohong, ha ha ha ...." Soobin kecil yang pandai menipu. Biar bagaimana pun juga ia tetap bocah empat tahun yang senang bermain dan ingin mendapat banyak kasih sayang. Yuni adalah teman yang cocok untuk Soobin saat ini.

Setelah lelah bermain, sore itu Yuni membantu pelayan mempersiapkan pesta ulang tahun untuk Soobin. Tak lama Seokjin pun pulang dari kantor dan langsung disambut hangat oleh Yuni.

Ahjussi - [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang