◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
Saat nyawa terpisah dari raga, semua orang tidak boleh mengelaknya. Ada yang namanya pertemuan, serta ada pula perpisahan. Itulah yang dinamakan kehidupan, yang silih berganti. Tidak ada yang abadi di dunia ini, tidak pula bisa kita prediksi kapan Tuhan akan memanggil jiwa dari raganya. Setiap yang bernyawa pasti akan mati, kesedihan akan digantikan dengan cahaya pelangi yang indah sebagai pengganti hujan.
Pernahkah anda kagum dengan seseorang? Mungkin karena parasnya yang rupawan, pemikirannya yang dewasa, tuturnya yang bijak, dan lakunya yang sempurna pun itu tidak sepenuhnya sama seperti kenyataannya. Tidak kah kalian tahu jika dibalik kesempurnaan seseorang ada yang namanya kekurangan yang tertutupi. Kalian hanya terlena dan fokus pada kelebihan seseorang sehingga lupa akan kekurangannya.
Dendam membuat banyak orang menderita. Senenarnya Tuhan memberikan ujian tak lepas dari yang namanya sebab dan akibat. Kadang ketika manusia diuji ia sering kali menyalahkan Tuhan dan senantiasa tidak mempercayai kehendak-Nya. Namun, pernahkah kalian melihat dari segi positive nya? Kadang Tuhan memberi ujian karena ia merindukan kita untuk lebih dekat padanya, memohon pertolongan, dan mengadu padanya. Sebaik-baiknya mahluk di bumi, tidak ada tempat mengadu lebih baik dari pada Tuhan-mu.
.
***
Kabar yang membuat Yuni dan Seokjin terharu. Ia kini telah mengandung anak pertama pasangan ini. Bahagia? Tentu saja itu yang mereka rasakan. Kesedihan di masa lalu telah bersambut dengan kisah yang baru.
Keduanya mempercayai janji Soobin sebelum ia pergi, benar saja bayi yang dikandung Yuni adalah calon bayi laki-laki. Hal itu diketahui saat pasangan ini memeriksakan lewat USG 4D yang memastikan jenis kelaminnya. Kandungan itu telah berusia 28 minggu alias 7 bulan. Yuni pun kini berusia 20 tahun yang siap menjadi ibu muda.
"Yun, dasiku di mana?" panggil Seokjin yang tengah bersiap ke kantor.
"Sebentar, cerewet sekali sih?" kesal Yuni yang menghampiri Seokjin.
"Hari ini kamu cantik sekali," ungkap Seokjin sembari membelai pipi chubby Yuni.
"Mana ada? Tubuhku kan sekarang mekar dan kulitku juga kusam?" elak Yuni sembari memasangkan dasi untuk sang suami.
"Tidak masalah, karena aku mencintaimu," sebuah kecupan hangat membasahi bibir tipis Yuni.
"Ahjussi,"
"Mau sampai kapan kamu berhenti memanggilku Ahjussi?" kesal Seokjin yang kembali tergoda mengecup bibir Yuni lebih lama.
"Kau kan memang sudah tua? Sepantar kalau jadi Ayahku," ejek Yuni yang langsung membuat si pemilik bibir indah itu cemberut.
"Kalau sedang cemberut begini, malah aku ingin memanggilmu kakek," goda Yuni kembali.
"Untung saja kamu sedanf hamil, kalau tidak--,"
"Kalau tidak apa?" sela Yuni sambil tersenyum simpul yang paham atas naluri pria yang dimiliki suaminya. Semenjak hubungan mereka membaik, memang Seokjin dan Yuni tak pernah melakukan hubungan suami istri lagi. Bisa dipastikan kehamilan ini terjadi saat terakhir mereka bercinta dengan cinta.
"Cepatlah lahir, Soobin. Supaya Ayah bisa bermesraan lagi dengan Ibumu," kata Seokjin sembari membelai lembut dan mengecup perut buncit Yuni.
"Jadi Ahjussi benar-benar mau memberi nama untuknya Soobin?" tanya Yuni.
"Tentu, bukankah dia Soobin kita yang dulu?" Ungkapan Soobin itu langsung membuat reflek pergerakan di dalam perut Yuni.
"Anak kita menendang. Apa dia tidak suka dengan namanya?" tanya Yuni dengan wajah polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi - [TAMAT✓]
FanfictionPreview ______________________________ Dendam terselubung, merupakan mimpi buruk bagi remaja cantik yang baru saja dipersunting Ahjusshi lima belas tahun lebih tua darinya. Ia harus menjadi korban dan membayar kesalahan sang Ibu di masa lalu. Writ...