◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
Di sekolah. Soobin adalah anak yang pendiam dan cenderung menyendiri. Yuni sering kali kehilangan jejak dan mendapati anak itu duduk di sudut sekolah sembari menggambar sesuatu. Soobin memang anak jenius, ia sering menumpahkan imaginasinya dengan menggambar dan menulis sesuai isi hatinya.
"Soobin-aa," panggil Yuni. Anak itu masih diam sambil terus menggoreskan pensilnya di buku.
"Soobin, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Yuni. Soobin kemudian menunjukan hasil gambarnya.
Yuni begitu tersentuh saat ia melihat hasil gambaran Soobin. Tampak seorang wanita dan pria tengah menggandeng anaknya berjalan di di bawah pohon dengan.
"Bibi. Aku ingin punya Ayah dan Ibu," ucap bibir mungilnya. Yuni tak kuasa menahan air matanya, ia segera memeluk bocah itu dan mengusap kepalanya lembut.
"Apa kamu tidak mau menjadikanku Ibumu? Aku benar-benar menyayangimu. Melihatmu, rasanya mengingatkanku pada masa kecilku yang tumbuh tanpa sosok Ayah dan Ibu." Yuni ikut merasakan kerinduan yang mendalam. Yuni benar-benar tidak bisa menyembunyikan sedihnya. Tangan kecil Soobin pun ikut membalas pelukan Yuni.
Kriiiiing....
Waktu belajar telah selesai. Soobin segera keluar dari kelas dan menunjukan nilai tugas dengan nilai sempurna.
"Waaah, tidak heran kamu bisa dapat nilai sebagus ini. Kau kan jenius," ucap Yuni memuji Soobin. Anak itu berlari menghampiri seseorang, dan ternyata Seokjin telah bersiap untuk menjemput kedatangan keduanya.
"Ayah ...."
"Owh, Ahjussi." Yuni ikut menghampiri. Soobin kecil menghampiri dengan riang gembira dan memeluk Ayahnya.
"Kim Seokjin!"
Tiba-tiba terdengar suara pria memanggil. Dua orang pria dewasa saling menatap dengan tatapan datar. Pria berlesung pipi itu berjalan menghampiri, sesekali ia melirik Soobin di pelukan Seokjin.
"Yuni, bawa Soobin ke dalam mobil." Tatapan Seokjin berubah dingin. Ia seakan tak mengizinkan Yuni dan Soobin mengetahui sesuatu yang ingin mereka bicarakan.
"Apakah itu anakku?" tanya Namjoon.
"Tidak penting, dan jangan ganggu hidup kami lagi." Mata elang itu menatap dengan tajam.
"Bagaimana bisa kamu memisahkan Ayah dan anaknya? Kamu tidak ada hak!" kesal Namjoon.
"Kau juga tidak ada hak menyentuhnya!"
"Aku ini kakak iparmu, dan aku masih suami sah Jisso. Bagaimana bisa kamu tidak sopan begitu?"
"Suami kak Jisso? Suami macam apa yang bahkan tidak tahu jika istrinya sudah meninggal?" ucap Seokjin. Pria berbadan tegap itu langsung tercengang seakan tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Seokjin.
"Ji-jisso meninggal?"
"Tebuslah dosamu itu dulu. Setelah itu baru temui putramu," Seokjin kemudian meninggalkan Namjoon dan masuk ke dalam mobilnya.
Hujan salju jatuh. Namjoon tak kuasa menahan tangis atas penyesalannya. Ia duduk lemah ditempatnya sembari membiarkan kristal bening itu jatuh dipelupuk matanya. Hatinya hancur, dan ia sangat marah pada dirinya sendiri.
"Istriku, Jisso ...," panggil Namjoon pelan sembari menggenggam salju yang serasa dingin menembus tulang.
****
Sementara itu di dalam mobil Seokjin hanya diam tanpa mau bicara sepatah katapun. Yuni merasa ada hal yang aneh, dan ia pun mencoba menanyainya pada Seokjin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi - [TAMAT✓]
Fiksi PenggemarPreview ______________________________ Dendam terselubung, merupakan mimpi buruk bagi remaja cantik yang baru saja dipersunting Ahjusshi lima belas tahun lebih tua darinya. Ia harus menjadi korban dan membayar kesalahan sang Ibu di masa lalu. Writ...