◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
***
.
Malam yang begitu indah telah berlalu. Musim gugur telah belalu, dan kini bersambut musim dingin. Udara di pagi hari terasa sejuk membuat selimut tak lagi mempan menghangatkan tubuh. Kedua insan yang tengah dimabuk cinta ini saling memeluk untuk menghangatkan satu sama lain.
Bibit sabar yang Yuni tanam, kini telah berbuah manis. Ia telah mendapatkan cinta Ahjussi yang memikatnya. Namun, badai ini belum berakhir. Semakin tinggi pohon, maka semakin kencang pula angin yang menerpa mencoba merobohkan. Tugas pohon itu adalah menguatkan akar-akarnya untuk mencengkram tanah agar bisa tetap berdiri dan menghasilkan buah yang manis.
***
Pagi hari yang sejuk. Yuni perlahan membuka mata sipitnya dan melirik sang suami yang memeluknya hangat. Sedangkan Seokjin masih tertidur dengan lelapnya.
Yuni tersenyum. Ia menatap bangga kearah wajah tampan sang suami. Seokjin memiki kulit halus kecil pori dan juga putih merona. Hidungnya juga merupakan pendukung ketampanan wajahnya, bibirnya yang indah pun tak luput dari keindahan ciptaan Tuhan yang dianugrahkan padanya.
'Apakah dia vampire? Dia benar-benar sangat tampan. Usianya sudah tiga puluh tiga tahun, tapi dia benar-benar masih terlihat sangat muda,' batin Yuni yang terpesona dengan ketampanan sang suami.
Secara tiba-tiba Seokjin yang masih memejamkan matanya bergerak dan mencium bibir Yuni yang tepat berada di hadapannya. Yuni pun terkaget dan ia benar-benar tidak kuasa menahan rasa senangnya. Pipinya memerah karena malu, terlebih ternyata Seokjin tak hanya sekedar mengecup. Namun, pria dewasa itu juga melumat bibi Yuni dengan lembut.
'Huaaa, ini benar-benar menyenangkan. Rasanya aku tidak mau bangun,' batin Yuni yang kemudian menikmati setiap sentuhan bibir lembut Seokjin yang memanjakannya.
Tautan itu kemudian berhanti. Seokjin melepaskan bibirnya dan menarik bibir Yuni pelan karena gemas. Betapa Yuni sangat bahagia hingga ia begitu gerogi saat Seokjin memandangi wajah khas bangun tidurnya.
"Selamat pagi, Ahjussi."
Yuni seketika menenggelamkan wajahnya di dada Seokjin sembari menghirup aroma tubuh suaminya yang khas.
"Ayo bangun! Aku mau ke kantor pagi ini," kata Seokjin sembari membelai surai panjang Yuni Kim.
"Nee,"
Dengan nada rendah Yuni akhirnya ikut beranjak dari tempat tidur pagi itu.
"Apa kamu mau mandi bersama?" tanya Seokjin.
"Nee?! Eeemm, Ahjussi saja duluan, aku nanti saja belakangan." Jujur saja Yuni merasa malu jika harus bertatapan muka langsung dengan kondisi telanjang. Belum habis rasa gugupnya karena perlakuan manis sang suami, kini Seokjin kembali menciptakan rasa canggung di hati Yuni.
"Baiklah kalau tidak mau. Aku akan mandi di kamarku saja, kamu segera bersihkan diri, saranghe ...," lirih Seokjin, kemudian mengecup pangkal rambut Yuni dengan lembut.
"Jantungku rasanya seperti mau copot karena gugupnya. Aaah, rasanya seperti mimpi Ahjussi itu bisa lembut sekali padaku. Huaaa ... aku ingin menangis rasanya," Yuni segera mengambil handuk untuk pergi mandi. Ia selalu bersenandung dan menari-nari kecil hingga tidak sadar jika kakinga terpeleset lantai kamar mandi yang basah.
"Aaawww!"
"Aaaaah, saking senangnya sampai kakiku terpeleset," ujar Yuni yang mencoba perlahan bangun.
"Tidak apa-apa, yang penting aku bahagia sekali hari ini. Huaaa,"
Akibat terkilir ia pun harus berjalan sedikit pincang karena kakinya tadi terkilir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi - [TAMAT✓]
FanficPreview ______________________________ Dendam terselubung, merupakan mimpi buruk bagi remaja cantik yang baru saja dipersunting Ahjusshi lima belas tahun lebih tua darinya. Ia harus menjadi korban dan membayar kesalahan sang Ibu di masa lalu. Writ...