◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
Rekomendasi lagu terbaik untuk menemani membaca ff ini adalah lagu solo dari Seokjin 'Awake'
***
Ini adalah keputusan yang sulit untuk Yuni. Ia sudah tak tahan tetap tinggal dengan semua cacian dan juga penderitaan yang sama sekali tidak ia ketahui. Salahkan jika Yuni menyerah dan ingin pergi? Namun, ia kembali bimbang saat kini si kecil Soobin telah menyayangi dan menganggapnya 'Ibu' dan itulah yang ia inginkan selama ini.
"Soobin, aku harus pergi. Jika kau nanti sudah dewasa, tolong jangan tumbuhkan dendam di hatimu. Sebab itu sangat menyakitkan dan akan menyakiti orang-orang disekitarmu."
Soobin menangis ia pun mengusap air mata Yuni dengan tangan mungilnya.
"Izinkan aku ikut denganmu. Aku tidak punya siapa-siapa, ayo kita pergi bersama ke tempat tidak ada lagi orang yang akan membuatmu menangis, Bu."
Keduanya saling berpelukan. Sungguh Yuni tak kuasa pabila ia harus pergi meninggalkan Soobin sendirian. Kalau pun kini ia harus pergi, maka Soobin pun akan ikut bersamanya meninggalkan rumah itu.
"Yuni,"
Panggil sebuah suara pria dewasa yang membuat Yuni kemudian menoleh ke sumber suara.
"Ahjussi,"
"Soobin. Masuklah ke kamarmu," perintah Soobin. Namun, berbeda dari biasanya, kini Soobin menolak dan tidak ingin mendengarkan perintah Ayahnya. Bocah empat tahun itu menggenggam erat tangan Yuni seolah tak ingin ditinggalkan.
"Soobin ...!" pangil Seokjin kembali dengan nada tinggi.
"Tolong jangan kasar pada anak kecil. Soobin akan pergi bersamaku," ujar Yuni yang kini banjir air mata saat bertatap muka langsung dengan sang suami. Tak lama dibelakangnya pun hadir Hana yang ikut menatapnya sinis.
"Cepatlah pergi! Apa kau sedang menunggu ada yang melarang kepergianmu dan memintamu tetap tinggal?" imbuh Hana dengan nada judesnya.
"Sebelum aku pergi, bolehkan kuajukan pertanyaan padamu, Ahjussi?" tanya Yuni yang menatap sendu, dengan air mata terus menerus mengalir.
Seokjin hanya terdiam. Sesungguhnya ia bimbang antara memilih Yuni tetap tinggal atau membiarkannya pergi. Pada dasarnya ia menikahi pemilik nama Yuni Kim itu karena dendam yang membara dan berniat untuk membuat putri wanita yang ia benci menderita.
"Ahjussi. Apakah yang sebenarnya Ibuku lakukan di masa lalu hingga anda sangat membencinya? Apa sebenarnya tujuan anda menikahiku? Apa benar karena balas dendam? Apakah berdosa jika aku mengharapkan cinta dan kasih sayang dari seorang pria yang menjadi suamiku? Apakah kini aku harus pergi dan mengalah walau aku adalah istrimu?" cecar Yuni dengan air mata deras di pipinya. Seokjin pun menatapnya terfokus seolah bisa membaca kesedihan yang Yuni alami.
"Ahjussi. Apakah seorang anak yang lahir dari rahim wanita yang anda benci tidak berhak merasakan bahagia? Apakah aku yang sama sekali tidak tahu apapun berhak menerima ketidak adilan ini?" cecar Yuni kembali. Itulah pertanyaan menggunung yang ingin Yuni tanyakan dan butuh jawaban.
"Banyak sekali pertanyaanmu. Pergi ya tinggal pergi saja!" kesal Hana memotong pembicaraan mereka. Sementara Seokjin masih diam membisu sambil terus menatap Yuni.
"Aku paham jawabannya. Ahjussi, aku pamit ...," lirih Yuni dengan mata berkaca-kaca. Langkah kakinya diikuti Soobin yang mengekor di belakangnya. Sementara Yuni melewati Seokjin begitu saja sambi terus menangis.
Mengapa Seokjin diam saja?
Tentu ia bimbang dalam diamnya. Ia merasa sebagai penyebab penderitaan dua wanita yang ada di sisinya. Sementara semua adalah salahnya yang telah bermain api dan akhirnya ia jatuh hati pada Yuni. Jika ia melarang Yuni pergi, maka itu artinya ia tidak jauh beda dengan mendiang Ayahnya yang membela Ibu Yuni dan membuat hati wanita lain hancur. Ketakutan di masa lalu membuatnya takut untuk kembali ke waktu yang membuatnya menderita seumur hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi - [TAMAT✓]
FanficPreview ______________________________ Dendam terselubung, merupakan mimpi buruk bagi remaja cantik yang baru saja dipersunting Ahjusshi lima belas tahun lebih tua darinya. Ia harus menjadi korban dan membayar kesalahan sang Ibu di masa lalu. Writ...