part 22

10.2K 784 33
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️

.

Pertama-tama saya minta maaf karena telah mengobrak-abrik emosi kalian. Harus diingat ini cuma cerita tidak nyata, dan saya mencoba untuk memberi pesan-pesan moral di setiap part semoga bisa diterima dengan baik buat kalian.

.

***

Hujan mengguyur kota Seoul. Awal tahun, telah bersambut dengan banyak duka yang dialami Yuni. Pergantian tahun ini pun menandakan bertambahnya usia Yuni yang kini telah berusia sembilan belas tahun.

Perjalanan terjal dan penuh bebatuan, mengajarkan Yuni betapa hidup ini tidak lah mudah. Yuni akhirnya berada pada titik pusat terberat dalam hidupnya dalam ujian pendewasaan diri. Kini ia dalam dilema yang berat memilih antara menuruti kata hatinya atau membiarkan hidupnya pasrah dalam rancangan takdir yang tak mampu ia hindari? Sungguh cobaan ini sangat berat di pikul Yuni.

Udara sejuk, menghantarkan ketiganya di sebuah taman central park yang begitu indah di kota itu. Yuni dan Namjoon menggandeng Soobin berjalan-jalan menikmati weekend. Pemandangan ini sama persis yang digambarkan Soobin beberapa waktu lalu. Sebuah keluarga yang utuh dan harmonis seperti yang ia harapkan.

Senyum bahagia di wajah mungilnya, meskipun sesekali ia harus kembali ke kursi roda karena tubuhnya yang melemah.

"Bu,"

"Ada apa, Soobin?" Yuni mengusap pipi putranya dengan lembut. Wajahnya sudah memucat, membuat Yuni tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

"Aku ingin istirahat. Rasanya tubuhku lelah," ujar Soobin dengan mata sayup. Bisa di pastikan ia tengah menahan beban penyakit yang terus menggerogotinya.

"Istirahatlah, Nak. Tidurlah dipangkuan Ibu," ucap Yuni yang kemudian menyambut tangan Soobin untuk tidur di pangkuannya.

"Bu, aku menyayangimu. Terima kasih sudah jadi Ibuku," imbuh Soobin sembari tersenyum memandang Yuni yang tengah membendung air matanya.

***

Di tempat yang lain, tampak Namjoon tengah berjalan mencari minuman dan makanan untuk mereka selama piknik di taman. Pria berambut hitam tertata rapi itu tak menyangka jika ia akan bertemu seseorang yang tidak ia duga.

"Kim Seokjin,"

Kim Seokjin menatap ke kantong kresek yang di bawa Namjoon. Ia memandang sinis dan memperhatikan Namjoon dengan wajah datarnya.

"Bagaimana kabarmu, Seokjin?" tanya Namjoon kembali, tapu masih diabaikkan oleh pria berhidung mancung tersebut. Seokjin berlalu begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun pada Namjoon, seolah ia masih menyimpan kebencian yang menggunung.

Sepuluh langkahnya, entah mengapa rasanya Seokjin ingin berbalik badan. Kata hatinya memintanya untuk menanyakan Soobin pada pria bertubuh tinggi tersebut. Namun, dengan kilat Namjoon telah hilang dari pandangannya.

"Kenapa hatiku gelisah? Apa harus aku mengejar si brengsek itu?" gumam Seokjin. Ia pun berlari mencari Namjoon di sekitar sana.

'Deg'

Di seberang jalan sana. Matanya langsung terbelalak lebar saat melihat Namjoon membopong seorang anak masuk ke dalam mobil yang merupakan Soobin. Lebih mencengangkan lagi, ada Yuni yang juga ikut masuk ke dalam mobil tersebut.

"Yuni, sobin?!"

Seokjin langsung berlari menerobos mobil yang lalu lalang untuk mengejar Namjoon yang akan beranjak dari tempat itu membawa Yuni dan Soobin.

Tiin

Tiin

Klakson mobil yang ramai akibat Seokjin menyebrang dan membuat suasana jalanan kacau. Dengan tekad penuh, Seokjin terus menerobos tanpa peduli kendaraan yang lalu lalang di jalan raya yang cukup padat.

Ahjussi - [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang