part 12

12K 795 25
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️

'Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku benar-benar gugup,' batin Yuni yang kini tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari tatapan Seokjin.

Pria itu membawa Yuni masuk ke dalam kamarnya, tak lupa menutup pintu. Suasana sangat gugup, sebab ini adalah hal yang tidak pernah terjadi diantara keduanya. Tatapan itu berbeda dari biasanya, dan Yuni sangat canggung. Sesampainya di ranjang, pria dewasa itu merebahkan tubuh Yuni ke atas kasur secara perlahan. Tatapan Yuni sangat tegang, ia tidak tahu mengapa ia bahkan tidak bisa tersenyum sekarang.

Setelah membaringkan Yuni, Seokjin memperhatikan wajah Yuni sesaat sambil terus mengamatinya.

Pria itu membuka satu-persatu kemeja yang ia kenakan. Karena Seokjin baru saja pulang dari kantor, ia masih berpakaian formal yang sangat rapi. Rambutnya tertata rapi, memperlihatkan keningnya yang masculine. Tatapan bad boy, dipadu wajah yang tampan semakin membuat Yuni terlena.

Kemeja itu telah dibuka. Yuni kini bisa melihat dengan leluasa dadanya yang bidang dan pundaknya yang lebar. Bibir Seokjin yang sexy kini mulai mendekat dan menyapa bibirnya.

Tautan itu disambut. Seokjin menopang tubuh gagahnya dengan kedua tangannya agar tidak sepenuhnya menindih Yuni. Sentuhan lembut itu membuat ciuman itu semakin intens. Lidah mereka beradu, menyatukan saliva keduanya. Tangan itu meraba leher Yuni dan membelainya lembut, membawa keduanya kedalam hubungan semakin intim.

Perlahan, bayangan masa lalu mengganggu Seokjin. Ia sering terus memaksakan diri untuk melanjutkan aktifitas bercumbunya dengan Yuni siang itu, tapi kejadian ingatan di masa lalu menghantuinya.

Dooor

Dooor

Suara senapan timah panas itu membuat Seokjin menghentikan tautannya pada Yuni. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya, keringat dingin dan napasnya tersengal-sengal. Ia tak sanggup melanjutkannya dengan bayangan mengerikan akan masa lalu kelamnya.

"Ahjussi, ada apa?" tanya Yuni yang menyadari keanehan sikap Seokjin. Pria itu terlihat sangat ketakutan. Dengan jarak yang begitu dekat, Yuni bisa melihat kekhawatiran di mata Seokjin saat ini.

"Yuni, kita coba lagi."

Kembali memaksakan dirinya, untuk melanjutkannya. Seokjin benar-benar tertekan. Ia berperang dengan batinnua sendiri, dendam yang mengakar tengah bertarung dengan niat untuk mencintai Yuni sepenuhnya. Sepanjang Seokjin melumat bibir Yuni, bayangan akan pertengkaran dimasa lalu Ayah dan Ibunya selalu terbesit di ingatannya.

"Jangan pukuli, Ibu!"

"Dasar anak sialan!"

"Ayo Seokjin, kita pergi!" Sosok kak Jisso pun seakan menerornya. Membuat Seokjin menitikan air mata saat ia masih memaksakan diri untuk tetap pada pendirian niat hatinya.

Tes....

Cairan bening itu menyentuh kulit pipi Yuni. Terasa hangat membuat Yuni langsung mendorong dada Seokjin untuk menghentikannya.

"Ahjussi. Anda tidak apa-apa?" tanya Yuni yang membuat tautan mereka terlepas.

"Hatiku hancur, Yun. Aku benar-benar menderita," ujar Seokjin dengan tatapan tak berdayanya.

"Ahjussi menangis?" tanya Yuni. Seokjin segera bangkit dari atas tubuh Yuni dan duduk di sisi ranjang sembari memegangi kepala dengan kedua tangannya.

"Ahjussi, gwencana. Pelan-pelan saja, aku akan sabar menunggumu pada saat di mana anda sudah siap lahir dan batin." Yuni kemudian memeluk tubuh Seokjin dari belakang. Yuni pun ikut menangis sembari membiarkan air matanya menetes membasahi punggung pria dewasa itu.

Ahjussi - [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang