Aku tau ada rindu dalam benakmu.
Aku tau ada sayang yang terapung dalam angan.
Tertahan, tak mampu meluap bebas.
Ruang sela jemari tak ada lagi yang mengisi.
Kosong, tak tergenggam lagi.
Nyatanya waktu melepasku begitu saja.
Tak menahan dalam kepastiannya.
Kamu tau?
Harusnya tak lagi kamu mengingat aku.
Ada ruang dalam jarak.
Terbiasamu ini bukan kali pertama, tapi sudah terbiasa.
Terbiasakan kepergianku jauh dari hidupmu.
Aku, masih menunggu kabarmu.
Ingin ku ceritakan banyak hal tentang kabarku.
Tapi biarlah.
Aku, menjadi aku.
Tak ingin ku sungguhkan kekhawatiran kepadamu.
Dari rasa ruang hampa yang terbatas jarak.
Rindu yang tak mampu memeluk dalam kata.
Ada yang hilang, sedangkan kemarin baru terisi.
Senyum dan tawanya, hanya sekilas datang dan pergi.
Aku dan kamu, hanya sepenggal kisah kemarin.
Yang akan menjadi kenang, ketika kamu sudah ada yang pasti.
Senyumlah.
Walau kabarku tak seperti kabar angin malam.
Yang pasti memberikan hembusannya kepadamu.
Setidaknya, puisi ini menceritakan sosokmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaanku
Teen FictionTunggu sebentar! Jangan dibaca dulu. Ada yang ingin ku pertanyakan padamu. Apakah, setelah kau mengetahui seluruh perasaanku padamu, kau akan membalasnya? Jika iya, kupersilahkan kau membacanya agar kau tau tentang seluruh perasaanku padamu. Tapi...