Malam ini aku terasa sepi.
Dalam emosi yang tertahan ketika kamu berkata dalam bentakan manjamu.
Aku rapuh dalam keadaan hati.
Tidak bisa menepiskan kamu jauh bahkan hilang sedetik saja dari alam sadarku.
Kamu bermain rapi dalam sakitku disini.
Aku salah ada dalam reluh hatimu dan dia yang tak seharusnya ada dan hadir.
Karna aku tak mau ada sedikit saja sakit yang membuatmu jatuh lagi nanti.
Ada butiran air mata jatuh ketika ku buat kata dan kalimat ini.
Sadar atau tidaknya aku sekarang.
Dalam kalimat-kalimatku ini, boleh ya aku ucapkan terima kasih kepada kamu.
Sudah boleh panggil kamu sayang.
Sudah membuatku lemah kali ini.
Selamat ya, sudah membuat sosok ku diam dalam hal dan sikapku ini.
Nanti kalau aku tiba-tiba menghilang,
Bukan berarti aku tidak sayang lagi sama kamu.Atau bahkan melupakanmu semudah itu.
Sudah saatnya kamu sadar.
Ceritakan semua yang kamu rasakan kepada dia yang sekarang.
Karna dia yang sekarang, yang ada dalam hidupmu.
Bukan aku.
Nanti selepas kamu pulang dari jarak benua rasa, jadilah apa yang selama ini kamu mau.
Dan pelajari berbagai hal.
Masih ada waktu 6 hari untuk kita bersama.
Sampai benar-benar suaramu hilang perlahan.
Dalam 6 hari akan aku lewati bersamamu.
Tuhan, jangan jatuhkan lagi air matanya.
Tuhan, jangan lagi engkau sandra dia dengan keadaannya.
Biarlah dia bahagia kali ini.
Dariku yang selalu berdoa kepadamu Tuhan.
Malam sudah semakin berjalan.
Aku harus bergegas sayang.
Melewati waktu untuk ku rehatkan hati ini.
Dariku yang sayang kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaanku
Teen FictionTunggu sebentar! Jangan dibaca dulu. Ada yang ingin ku pertanyakan padamu. Apakah, setelah kau mengetahui seluruh perasaanku padamu, kau akan membalasnya? Jika iya, kupersilahkan kau membacanya agar kau tau tentang seluruh perasaanku padamu. Tapi...