Aku cemburu.
Aku memang pencemburu.
Aku cemburu pada apa saja.
Bahkan pada hembusan angin yang menyejukkanmu.
Pada hujan yang bebas menyentuh kulitmu.
Pada baju yang selalu mengamankanmu.
Kenapa?
Karna itu bukan aku.
Harus jadi apa aku ini, agar bisa dekat denganmu?
Jadi angin?
Percuma.
Kau takkan bisa melihatnya.
Jadi air?
Percuma.
Karna takkan bisa kamu genggam.
Menjadi sosok nyata.
Cukup membatasiku untuk mencintaimu.
Dan kini aku hanya bisa diam.
Ditemani rindu yang murung di relung hati.
Menumpahkannya lewat syair untukmu.
Dimalam yang di isi sunyi, ingin aku memelukmu dengan bermiliar rasa rindu.
Ku dekap, detak kita ber-adu.
Menatap matamu yang syahdu adalah kesukaanku.
Tapi apa daya?
Aku hanya mencintaimu dalam hening.
Merindukanmu dalam jarak.
Kapan hujan turun?
Mengingatkanmu setetes saja pada kenangan yang basah.
Siapa tau kamu rindu.
Cinta, satu kata tanpa defenisi.
Tidak membawa kejelasan.
Walau dampaknya kuat terasa.
Buat kamu, seseorang yang ku dambakan.
Aku cemburu.
(Butuh kritik dan saran😉)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaanku
Teen FictionTunggu sebentar! Jangan dibaca dulu. Ada yang ingin ku pertanyakan padamu. Apakah, setelah kau mengetahui seluruh perasaanku padamu, kau akan membalasnya? Jika iya, kupersilahkan kau membacanya agar kau tau tentang seluruh perasaanku padamu. Tapi...