Masih ingatkah pada tatapan pertama kau melihatku?
Saat pertama kau memberanikan diri untuk menghampiriku.
Saat pertama kau berbicara denganku.
Ketika itu aku tidak mengenalmu.
Aku hanya berani menatapmu dari kejauhan.
Ya, aku adalah orang yang kau bangunkan lamunannya.
Kau, kenyataan yang hadir tanpa berani aku kejar sebelumnya.
Masih ingatkah saat pertama kali kau menyatakan perasaanmu?
Aku menampar wajahku berkali-kali untuk memastikan bahwa ini bukan hayalanku.
Tapi sial, aku memang sedang tidak berhayal.
Sakit rasanya.
Sama sakitnya saat terakhir kali kau mengatakan bahwa kita sekarang selesai.
Aku menampar wajahku berkali-kali.
Tapi, lagi-lagi sial.
Aku sedang tidak berhayal.
Kau datang dengan sejuta harapan.
Kau pula yang akhirnya pergi dengan sejuta pertanyaan.
Jika nanti suatu hari kau ingat pernah mengejarku, semoga kaupun tidak menyesal pernah meninggalkanku.
Aku tidak akan jatuh pada perasaan yang sama.
Saat kau berpikir aku tempat terbaik untuk kembali.
Meski melepaskanmu adalah hal yang tak pernah siap aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaanku
Teen FictionTunggu sebentar! Jangan dibaca dulu. Ada yang ingin ku pertanyakan padamu. Apakah, setelah kau mengetahui seluruh perasaanku padamu, kau akan membalasnya? Jika iya, kupersilahkan kau membacanya agar kau tau tentang seluruh perasaanku padamu. Tapi...