Sakit, sesak, perih.
Itu yang kurasakan saat ini.
Detik ini.
Haruskah ku beritahu padamu?
Tentang segala perasaanku padamu.
Tapi untuk apa?
Kau tak akan mengerti jika ku katakan.
Susah ya hanya untuk sekedar mengerti perasaanku?
Tunggu dulu.Bolehkah aku bertanya sesuatu?
Siapa aku dimatamu?
Aku hanya butuh kejelasan darimu.
Kau anggap apa aku selama ini?
Teman kah?
Sahabat kah?
Pacar kah?
Atau kau tak menganggapku sedari awal?
Apa hanya aku sendiri yang menjalani hubungan ini?
Tanpa adanya kau untuk menggenapi.
Dasar aku.
Yang selalu saja terbawa perasaan akibat perkataan manis yang selama ini keluar dari mulutmu.
Kau bilang, kau tidak dekat dengan yang lainnya selain aku.
Padahal sangat jelas didepan mataku kau bercanda tawa dengan selain aku.
Sangat jelas didepan mataku, kau asik mengobrol dengan yang lain.
Aku hanya memandangmu dari kejauhan dan menahan rasa sakit.
Kau tidak pernah tau gimana rasanya tak di anggap.
Ingin rasanya ku ungkapkan semua yang ada dihatiku.
Tapi mulut tak mampu berkata.
Hanya air mata yang mampu berbicara.
Dan semoga kau mengerti.
Sampai kapan kita seperti ini?
Dekat terasa jauh.
Jauh terasa sangat jauh.
Kapan aku bisa seperti mereka?
Kapanpun bisa dekat denganmu.
Bagaimana mungkin aku tidak cemburu pada mereka?
Sedangkan aku tidak bisa sedekat itu denganmu.
Mereka bisa dekat denganmu setiap hari.
Sedangkan aku tidak.
Aku tak ada artinya bagimu.
Kapan kau sadar?
Apa harus ku perjelas lagi bahasaku agar kau mengerti?
Baiklah, AKU CEMBURU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaanku
Teen FictionTunggu sebentar! Jangan dibaca dulu. Ada yang ingin ku pertanyakan padamu. Apakah, setelah kau mengetahui seluruh perasaanku padamu, kau akan membalasnya? Jika iya, kupersilahkan kau membacanya agar kau tau tentang seluruh perasaanku padamu. Tapi...