'Will you be mine?'
Terdengar merdu suaramu mengucapkan kalimat itu.
Kau tepat duduk dihadapanku.
Jemarimu mengisi sela jemariku.
Kedua matamu yang memiliki manik mata yang indah, kini menatapku dan tak berpaling.
Aku lihat, ada keseriusan yang ingin kau tunjukkan padaku dibalik tatapanmu.
Ya, aku paham itu.
Kini, senyuman terlukis diwajahku.
Jantungku berdegup kencang menatapmu.
'Yes, I want to be yours.'
Hati dan mulutku sangat bersahabat.
Mulutku dengan tulusnya menyampaikan isi hati tanpa memerlukan pikiran untuk berpikir.
Tak perlu kuberi tahu lagi apa yang ku rasakan.
Tentu saja aku bahagia.
'Sayang, bangun..'
Suara lembut ibu membangunkan tidurku.
Sial, ini semua hanya mimpi.
Ada apa dengan diriku?
Kenapa aku bisa mimpi seperti ini?
Apakah mimpi ini akan menjadi kenyataan?
Ahk, diriku ini terlalu banyak berharap.
Padahal sudah jelas, kau sama sekali tidak pernah mengharapkanku.
Sekedar ingin tau tentang perasaanku saja, kau tidak mau.
Apalagi mengharapkanku?
Pantaskah aku untuk tetap berjuang demi mendapatkanmu?
Pantaskah aku untuk tetap mempertahankan perasaan ini?
Lebih tepatnya lagi, Pantaskah aku untuk mencintaimu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perasaanku
Teen FictionTunggu sebentar! Jangan dibaca dulu. Ada yang ingin ku pertanyakan padamu. Apakah, setelah kau mengetahui seluruh perasaanku padamu, kau akan membalasnya? Jika iya, kupersilahkan kau membacanya agar kau tau tentang seluruh perasaanku padamu. Tapi...