SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, DIHARAPKAN UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU.
TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH VOTE ❤
-Selamat membaca-
Terlihat dua orang yang tengah menjadi pusat kerumunan, mereka masing-masing duduk di atas motornya dengan helm tersampir di lengan. Yang satu berjaket kulit hitam, jeans hitam, dan sepatu boot bertali duduk di atas honda CBR berwarna hitam dan satu lagi memakai jaket jeans, kaos hitam, dan celana jeans duduk di atas honda CBR berwarna merah.
"Kalo gue menang, motor lo buat gue! Tapi kalo lo yang menang, lo bebas minta apa aja ke gue," kata cewek berjaket hitam kepada lawannya.
"Gimana? Lo terima gak?" katanya lagi.
"Oke, gue terima. Kalo gue menang, gue mau lo jadi pacar gue selama tiga bulan!" kata cowok berjaket jeans.
Cewek berjaket hitam tersenyum miring, seakan meremehkan. Cewek itu adalah Laurensia Jennie Fernando. "Deal." Jennie mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan lawannya.
Cowok bernama Erson Marak itu menerima uluran tangan Jennie. "Deal."
Jennie dan Erson mulai mengenakan helmnya karena balapan akan segera dimulai. Jennie dan Erson sudah berada di posisi masing-masing, sambil mengegas motornya. Suara deruman motor menggema di seluruh jalanan. Seorang perempuan berpakaian seksi berdiri di antara mereka sambil membawa bendera hitam putih kotak-kotak.
"Satu... Dua...Tiga...!" teriak perempuan tersebut sambil mengibarkan benderanya.
Kedua pembalap tersebut mulai menancap gasnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sorakan dan suara tepuk tangan mengiringi kepergian kedua pembalap itu. Para penonton yang menyaksikannya tegang karena kedua pembalap tersebut sangat terkenal dengan keahliannya dalam dunia balap. Bahkan Jennie dijuluki dengan Street Queen karena keahliannya dalam membalap. Tak jarang disetiap balapan Jennie lah yang selalu menang. Tentunya dengan berbagai macam taruhan yang mewah dan menggiurkan.
Jennie dan Erson sudah beberapa kali beradu balapan dan tentu saja yang selalu menang yaitu Jennie. Biasanya Erson akan menggunakan bahan taruhan seperti mobil sport, motor, rumah ataupun uang dalam jumlah besar. Tetapi dalam balapan kali ini, Erson malah menjadikan Jennie sebagai taruhannya. Sungguh menarik, pikir Jennie.
Ketika mendekati garis finish yang ditandai dengan kibaran bendera dari seorang perempuan, para penonton mulai bersorak dengan menyebutkan nama jagoannya masing-masing.
Dengan kecepatan penuh motor CBR berwarna hitam itu semakin melesat dan berhenti tepat di belakang garis finish. Meninggalkan motor CBR berwarna merah yang ada dibelakangnya.
Semua penonton bersorak. Musik dibunyikan kembali setelah mereka tau siapa pemenang lomba malam ini.
Jennie membuka helmnya, kemudian turun dari motornya lalu mendekati Erson yang tak jauh darinya.
"See, gue menang. Motor lo buat gue dan gue nggak akan pernah jadi pacar lo." Jennie tersenyum miring lalu melangkah pergi meninggalkan Erson yang menggeram kesal.
"Sialan," umpat Erson.
Jennie tersenyum miring saat mendengar umpatan dari Erson. Jennie melangkah mendekati temannya yang sedang menunggunya sambil memutar-mutarkan kunci motornya.
"Weeee... Street Queen kita menang lagi nih. Traktir, jangan lupa yah Jen," kata teman Jennie yang bernama Ken.
"Beres. Besok gue traktir, terserah mau ngambil apa aja di kantin," kata Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless (ON GOING)
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA "Lo percaya nggak kalau gue bisa ngelilingin dunia ini? " tanya Kai. "Ck, ya nggak percaya lah." "Gue bu...