SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, DIHARAPKAN UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU.
TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH VOTE ❤
-Selamat membaca-
Jennie mengguling-gulingkan badannya di atas tempat tidur karena merasa bosan. Sekarang jam menunjukan pukul setengah sembilan pagi. Biasanya jam segini Jennie berada di sekolah tapi apalah dayanya yang sedang di skors ini.Jennie sudah banyak melakukan hal-hal yang bisa ia lakukan. Seperti bermain ps, bermain hp, makan, karoke, tapi itu semua tak membuat rasa bosan Jennie hilang. Jadi karena tak ada kerjaan Jennie hanya bisa menguling-gulingkan badannya diatas tempat tidur.
Mau pergi main sama Valdo dan Ken tapi Valdo dan Ken sedang sekolah. Sungguh pagi ini Jennie sangat-sangat bosan.
Jennie berhenti menggulingkan badanya karena merasa capek. Ia menatap atap kamarnya yang berwarna putih. Helaan nafas terdengar dari mulut Jennie.
Sendiri dan Sepi...
Ini yang dirasakan Jennie sekarang. Andai saja kakek dan nenek Jennie masih ada pasti ia tak akan pernah merasa kesepian seperti ini. Ia jadi merindukan kakek dan neneknya, sudah lama Jennie tidak pergi ke pemakaman kakek dan neneknya karena tak punya waktu untuk kesana.
Jennie beranjak dari duduknya, berganti baju lalu keluar rumah dan mengendarai motornya.
***
Jennie menatap sendu kearah kedua gundukan tanah yang merupakan makam kakek dan neneknya. Sudah lama Jennie tak kesini, biasanya dulu ia sering kesini untuk mengobati rasa rindu. Tapi semenjak Jennie masuk Sma ia jadi jarang ke pemakaman.
"Maaf Jennie jarang datang," kata Jennie sambil menatap kedua gundukan tanah yang saling berdekatan.
"Jennie kangen sama kakek sama nenek," lirih Jennie.
"Jennie kangen banget malah."
"Jennie mau kakek sama nenek hidup lagi. Temanin Jennie di dunia ini. Jennie sendiri, Jennie kesepian," kata Jennie dan tak terasa air matanya mengalir begitu saja dari mata Jennie.
"Mama sama papa udah nggak peduliin Jennie lagi, mereka lebih peduli sama wanita licik itu. Jennie nggak punya siapa-siapa lagi, hiksss.... " isakan mulai terdengar dari mulut Jennie.
Ini yang Jennie tidak suka pada dirinya jika ia datang ke pemakaman kakek dan neneknya. Jennie pasti akan menangis dan menunjukan sisi lemahnya. Ia tidak suka dirinya yang seperti ini, menangis didepan kakek dan neneknya seakan sudah memperlihatkan kesedihan. Tapi Jennie tak sanggup menahan air matanya, mengingat betapa kerasnya ia menjalani hidup setelah kakek dan neneknya meninggal dunia.
"Siapa bilang lo sendiri? Ada gue kok," suara cowok terdengar membuat Jennie menengok kebelakang. Dilihatnya Noel temannya sedang berdiri dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celana.
-------------------------
FLASHBACK ON
-------------------------"Nenek sama kakek kenapa tinggalin Jennie hiks...hiks...hiks..." Jennie menangis didepan kedua gundukan tanah yang merupakan makam nenek dan kakeknya.
Jennie masih berumur 14 tahun tetapi kakek dan neneknya sudah meninggalkan Jennie secepat ini. Kakek dan nenek Jennie meninggal karena kecelakaan. Pristiwa ini membuat Jennie sangat-sangat terpukul. Tak ada lagi yang akan menyambutnya jika pulang sekolah, tak ada lagi yang membangunkannya pagi-pagi untuk pergi sekolah, tak ada lagi yang mengomelinya jika ia berbuat salah, tak ada lagi yang membacakannya dongeng sebelum tidur, segalanya seakan hilang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless (ON GOING)
Fiksi Remaja⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA "Lo percaya nggak kalau gue bisa ngelilingin dunia ini? " tanya Kai. "Ck, ya nggak percaya lah." "Gue bu...