SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, DIHARAPKAN UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU.
TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH VOTE ❤
-Selamat membaca-
Malam ini, operasi yang dijalani oleh Jennie akan segera berjalan. Jennie sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang operasi. Dan kini, Disa, Clara, Noel, Rafa, Valdo, dan Ken tengah berada di ruang rawat Jennie sembari menatap sendu ke arah Jennie yang tengah terbaring lemah di atas brankar. Sedangkan Feri, ayah dari Jennie sama sekali belum datang ke rumah sakit ini untuk sekedar menjenguk anak kandungnya. Sejak keluar dari ruang UGD tadi, Jennie sama sekali belum membuka matanya.Terlihat Clara yang tengah memainkan ponselnya di samping Disa. Disa yang tengah terduduk lemas sembari menatap Jennie yang tengah terbaring di atas brankar. Noel, Valdo, Rafa, dan Ken yang juga tengah terdiam sembari menatap brankar yang di atasnya ada Jennie.
Ceklek...
Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang dokter perempuan juga beberapa perwat yang mulai masuk ke dalam ruang rawat Jennie. Sontak Disa, Clara, Noel, Rafa, Valdo, dan Ken beranjak dari duduknya.
"Kami akan mengoperasi Jennie sekarang," ucap dokter perempuan itu yang bernama Reni.
Para perawat mulai mengeluarkan brankar Jennie untuk menuju ke ruang operasi. Disa, Clara, Noel, Rafa, Valdo, dan Ken mengikuti brankar Jennie hingga masuk ke dalam ruang operasi. Mereka duduk di kursi yang sudah disediakan di depan ruang operasi sembari berharap operasinya akan berjalan dengan lancar, kecuali Clara yang tampak senang ketika melihat keadaan Jennie sekarang. Lampu yang berada di atas pintu ruang operasi menyala yang menandakan operasi dimulai.
"Tante Disa yang kuat yah, Jennie cewek kuat dan dia pasti akan baik-baik aja," kata Noel sembari tersenyum ramah ke arah Disa yang sedang menatap nanar ruang operasi yang tertutup.
"Di sini kita hanya bisa berdoa aja, semoga Jennie selamat," kata Rafa yang diangguki oleh semuanya kecuali Clara.
"Valdo, apa kamu sudah menelfon bundamu dan juga adikmu, Risa?" tanya Disa setelah lama terdiam.
"Ah, iya. Valdo sampe lupa buat kabarin tentang keadaan Jennie ke bunda. Valdo telfon bunda bentar." Valdo beranjak dari duduknya lalu melangkah menjauh untuk menelfon ibunya, Sonya.
Kring...
Suara telfon Rafa berbunyi bersamaan dengan Valdo yang melangkah menjauh. Rafa menggeser tombol hijau yang ada di layar ponselnya saat melihat bahwa Kailah yang menelponnya.
"Hallo, kenapa lo nelfon gue Kai?" tanya Rafa memulai percakapan.
"Lo lagi di rumah sakit?" tanya Kai membuat Rafa mengerutkan keningnya.
"Lo tau dari mana kalau gue ada di rumah sakit?" tanya Rafa bingung.
"Siapa yang sakit?" tanya Kai tanpa menjawab pertanyaan dari Rafa.
"Jennie kecelakaan," jawab Rafa yang membuat Kai seketika terdiam sekaligus terkejut.
"Becanda lo nggak lucu, sumpah."
"Gue serius Kai, ngapain coba gue bercanda soal hal yang ginian. Jennie emang benaran kecelakaan dan dia lagi dioperasi sekarang," kata Rafa mencoba meyakinkan Kai.
"Rumah sakit mana?"
"Agung."
Panggilan telfon pun diakhiri secara sepihak oleh Kai.
***
Kai melangkah di koridor rumah sakit yang cukup luas untuk menuju ke ruang operasi. Ia melangkah dengan cepat, bahkan tak jarang ia menabrak bahu beberapa orang yang lewat. Langkahnya kini memelan saat ia melihat keluarga Jennie dan teman Jennie yang tengah duduk di depan ruang operasi dengan wajah yang tampak bersedih.
"Raf," panggil Kai pelan saat ia berada dihadapan Rafa.
"Eh, Kai. Cepat banget lo datangnya, dateng pake pesawat lo?" Masih sempat-sempatnya si Rafa ini bercanda.
"Ck," decih Kai lalu duduk di sebelah Rafa.
"Jennie kenapa bisa kecelakaan?" tanya Kai. Rafa mulai menceritakan kejadian Jennie saat kecelakaan serta ada seseorang dibalik kecelakaan ini.
"Gue curiga kalau Clara yang ada dibalik kecelakaan ini," bisik Rafa setelah ia menceritakan kejadian kecelakaan Jennie.
"Kenapa lo mikir dia yang lakuin ini ke Jennie?" tanya Kai dengaan bisikan juga.
"Ya karena emang dia yang nggak suka sama Jennie."
"Bang Rafa kenapa bisik-bisik?" tanya Risa dengan polosnya. Sonya, ibu dari Valdo dan Risa, adik dari Valdo memang baru saja datang setelah Valdo memberitahu ibunya bahwa Jennie kecelakaan.
"Lagi ngomongin rahasia," jawab Rafa lalu memggendong Risa dan memangkunya sembari membelai rambut Risa yang lembut.
"Rahasia apa? Risa boleh tau nggak?" tanya Risa dengan suara khas anak kecil.
"Nggak boleh, karena ini rahasia orang dewasa," kata Kai sembari menoel hidung Risa yang membuat Risa terkikik.
Satu setengah jam berlalu dan dokter Reni pun mulai keluar dari ruang operasi bersamaan dengan lampu hijau yang berada di atas pintu ruang operasi mati. Sontak mereka yang melihat dokter keluarpun dengan segera menghampirinya.
"Bagaimana keadaan Jennie dokter?" tanya Noel.
"Operasinya berjalan dengan lancar," kata dokter Reni membuat mereka yang mendengarnya bernafas lega.
"Tapi..."
"Tapi apa dokter?" tanya Rafa.
"Jennie..."
"Jennie kenapa?" Desak Kai karena dokter hanya menggantungkan perkataannya.
"Jennie kenapa dokter?" tanya Disa menaikan oktaf suaranya karena dokter Reni sama sekali belum menjawab.
"Tenang Disa," kata Sonya saat melihat Disa yang mulai menangis.
"Dokter, tolong jawab," lirih Valdo.
"Jennie mengalami kebutaan," kata dokter itu membuat mereka yang mendengarnya tercengang.
"Benturan kerasa di belakang kepala Jennie saat ia mengalami kecelakaan membuat Jennie mengalami kebutaan. Otaknya tidak dapat menerjemahkan informasi yang dikirim oleh mata. Bagian yang menerjemahkan informasi ini berada di bagian belakang kepala, sehingga bagian belakang kepala Jennie yang mengalami benturan keras mengalami kerusakan. Benturan keras di bagian belakang kepala inilah yang membuat Jennie mengalami kebutaan," jelas dokter Reni yang lagi-lagi membuat mereka yang mendengarnya tercengang.
***
BERSAMBUNG...
Bagaimana tanggapan kalian tentang chapter ini?
Maafkan yah kalau chapter kali ini pendek...
Menurut kalian siapa nih yang berada di balik kecelakaan Jennie?
Sampai jumpa di next chapte:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless (ON GOING)
Fiksi Remaja⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA "Lo percaya nggak kalau gue bisa ngelilingin dunia ini? " tanya Kai. "Ck, ya nggak percaya lah." "Gue bu...