Chapter 10

224 44 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jennie duduk di bangku taman belakang sekolah. Menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Ia bersandar di bangku taman sambil memejamkan matanya.

Sekelibat tentang masa kecilnya terputar di otak Jennie.

-------------------------
FLASHBACK ON
-------------------------

Seorang gadis kecil berkuncir kuda berlari kecil masuk ke dalam rumahnya, dengan masih menggunakan seragam SD nya. Ditangan kirinya memegang sebuah kertas.

"Mama," pekik gadis kecil itu di ruang tengah.

"Mama mana?" tanya gadis kecil itu masih dengan suara menggelegarnnya.

Tak lama muncullah wanita muda dari arah dapur dan tersenyum kearah gadis kecil  yang bernama Jennie.

"Mama disini sayang," kata Disa mama Jennie sambil melangkah menghampiri anaknya. Jennie tersenyum manis kearah sang ibu.

"Kenapa hm?" tanya Disa saat sudah berada dihadapan Jennie. Ia duduk menekuk lutut di lantai untuk mensejajarkan tumbuh tinggi Jennie.

Jennie memberikan selembar kertas kearah Disa dan Disa mengambilnya. Dilihatnya di kertas itu tertulis nilai
merah.

"Jennie dapat nilai merah mah," kata Jennie pelan karena takut ditegur oleh Disa.

Disa menyimpan kertas ulangan Jennie di lantai lalu memegang kedua pundak Jennie.

"Mama tau kok Jennie dapat nilai merah, dan mama nggak akan mempersalahkan itu," kata Disa seraya tersenyum.

"Mama nggak marah?" tanya Jennie dengan suara
imutnya.

"Nggak sayang, mama nggak akan marah sama kamu hanya karena kamu dapat nilai merah. Yang penting Jennie udah berusaha," kata Disa lembut membuat Jennie tenang.

"Tapi tadi di sekolah karena Jennie dapat nilai merah teman-teman Jennie pada bilang Jennie bodoh," cemberut Jennie.

"Teman Jennie jahat banget bilangin Jennie bodoh," kata Disa yang mendapat anggukan polos dari Jennie.

"Terus apa yang Jennie lakuin karena mereka udah  bilangin Jennie bodoh?" tanya Disa.

"Jennie diam aja," jawab Jennie.

"Harusnya Jennie itu lawan mereka," kata Disa.

"Maksud mama?" tanya Jennie dengan polosnya. Disa tersenyum kearah Jennie.

"Denger mama," pinta Disa.

"Pisau yang udah tumpul, udah nggak tajam lagi, udah nggak bisa dipergunain lagi bakalan kembali tajam kan kalau diasah?" kata Disa. Jennie diam mendengar kelanjutan dari perkataan Disa.

"Sama seperti manusia, kalau dia terus diasah dan terus belajar manusia itu pasti bakalan pinter, bahkan sangat pintar," kata Disa.

"Jadi Jennie nggak bodoh?" tanya Jennie.

Heartless (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang