SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, DIHARAPKAN UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU.
TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH VOTE ❤
-Selamat membaca-
"Jennie."
Jennie membalikan tubuhnya saat seseorang memanggilnya. Tentu saja Jennie tahu siapa yang sedang memanggilnya. Jennie menatap malas ke arah laki-laki yang tadi memanggilnya.
"Kenapa?" tanya Jennie malas.
"Pake tanya kenapa lagi. Udah jelas-jelas lo terlambat dan lo harus dihukum," tegas laki-laki tersebut yang merupakan sang ketua osis.
"Ck! Bisa nggak sih lo, setiap kali gue langgar aturan nggak usah ikut campur," kesal Jennie.
"Gimana gue nggak ikut campur. Gue ketua osis di sini. Jadi udah kewajiban gue untuk ngehukum murid yang ngelanggar aturan sekolah," ucap ketua osis.
Jennie menatap jengah kearah laki-laki yang bername tag Rael Kai Ozora. "Jadi hukuman gue apa kali ini?" tanya Jennie malas.
"Lo lari keliling lapangan sepuluh kali," pinta Kai.
"Ck!" Jennie pergi meninggalkan Kai yang masih berdiri di taman belakang sekolah.
"Jangan sampe lo kabur," peringat Kai.
"Nggak akan," jawab Jennie santai dengan kaki yang masih melangkah menuju lapangan sekolah yang luas.
Kai menatap punggung Jennie yang perlahan hilang dari pandangannya. Ia pun pergi menyusul Jennie ke arah lapangan.
***
Jennie mengusap keringat yang keluar dari pelipisnya sambil berlari. Kini Jennie sudah diputaran yang keempat. Tentu saja kegiatan Jennie tak luput dari pandangan sang ketua osis Rael Kai Ozora.
Jennie duduk di pinggir lapangan dengan nafas yang tersengal-sengal setelah menyelesaikan putaran keempatnya. Jennie mengusap keringat yang bebas jatuh di wajah cantiknya.
Kai yang melihat Jennie beristirahat di pinggir lapangan mendengus kesal. Dihampirinya Jennie yang sedang duduk di pinggir lapangan yang tak jauh dari tempatnya duduk.
"Ngapain malah istirahat? Lanjut lari sana," suruh Kai.
"Ck! Gue capek! Lo pikir gue nggak punya rasa capek apa?" sentak Jennie.
"Lo itu baru empat putaran. Tinggal enam putaran dan gue capek harus ngawasin lo sampai selesai lari. Jadi buruan selesain larinya," kesal Kai.
"Kalau lo capek ngawasin gue ya nggak usah ngawasin. Pergi aja sono ke kelas lo," usir Jennie.
"Kalau gue nggak ngawasin lo, pasti lo bakalan kabur."
"Terserah lo." Jannie beranjak dari duduknya lalu mulai kembali berlari mengelilingi lapangan.
Kai menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah Jennie yang tak pernah berubah dari kelas X. Padahal sekarang Jennie sudah kelas XII, tapi tak ada sama sekali perubahan sifat dari Jennie. Yang ada malah tambah nakal.
Sebenarnya, di kelas Kai sedang ada guru yang mengajar, tapi Kai lebih memilih ijin untuk mengawasi Jennie dari pada Jennie kabur. Karena sering kali jika Kai memberikan hukuman pada Jennie dan ia tidak mengawasinya pasti Jennie akan kabur. Jika Kai menyuruh anggota osis yang lain untuk mengawasi Jennie pasti Jennie tetap akan kabur. Karena seluruh anggota osis takut pada Jennie. Jadi Jennie bisa dengan leluasanya kabur dari hukuman. Jennie terkenal dengan sifat bad girlnya jadi jangan heran banyak murid yang takut padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless (ON GOING)
Jugendliteratur⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA ⚠FOLLOW SEBELUM MEMBACA,DEMI KENYAMANAN MEMBACA "Lo percaya nggak kalau gue bisa ngelilingin dunia ini? " tanya Kai. "Ck, ya nggak percaya lah." "Gue bu...