Chapter 16

188 42 5
                                    

SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, DIHARAPKAN UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU.

TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH VOTE ❤

-Selamat membaca-


Seperti kemarin, Kai dan Jennie sekarang tengah menyelesaikan soal fisika di rumah Jennie. Tapi bedanya sekarang Jennie lebih banyak mengerjakan soal ketimbang kemarin, karena Jennie adalah tipe wanita yang gampang mengerti. Sebenarnya jika Jennie rajin belajar dan tidak malas dalam belajar mungkin ia akan mendapat juara satu di kelas.

"Ini benar nggak?" tanya Jennie sambil menyodorkan buku yang sudah ia tulis jawaban.

"Benar, lo pintar juga ternyata," puji Kai.

"Ia dong, gue emang pintar," kata Jennie sambil mengibaskan rambutnya membuat Kai menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jennie yang sombong padahal baru dipuji sedikit saja.

"Lo gampang mengerti kalau gue jelasin. Kayaknya lo emang pintar tapi lo malas belajar," kata Kai.

"Sayang kalau lo pintar tapi nggak diasah," kata Kai lalu mulai kembali mengerjakan
soal.

"Gue dulu emang pintar," kata Jennie membuat Kai langsung beralih menatap Jennie.

"Masa?" kata Kai tak percaya.

"Kok masa sih? Gue serius, dulu gue pintar dan sering dapat juara satu waktu gue sd," kata Jennie yang berbicara mulai serius.

"Terus sekarang kenapa jadi gini?" tanya Kai.

"Gini gimana?"

"Yaaaa, nilai lo rendah, lo sering bolos, nggak menaati peraturan," kata Kai.

"Gue nggak bisa kasih tau lo kenapa gue jadi kayak gini," kata Jennie.

Kai dan Jennie saling bertatapan seakan ingin mencari jawaban dari mata satu sama lain. Lebih tepatnya Kai lah yang menatap lekat ke arah Jennie.

"Udah kerjain lagi yuk," kata Jennie membuyarkan tatapan Kai. Jennie mulai mengerjakan soal fisika tetapai Kai malah tetap menatap Jennie.

"Kenapa lo jadi kayak gini Jen?" tanya Kai membuat tangan Jennie yang sedang menulis di kertas seketika terhenti. Jennie lalu kembali menatap Kai.

"Kenapa sikap lo berubah? Dari yang dulunya lo pintar tapi sekarang malah kebalikannya," tanya Kai yang masih penasaran.

Ting... Nong...

Sebelum Jennie menjawab, suara bel rumah Jennie berbunyi yang berarti ada tamu. Jennie langsung bangkit dari duduknya berniat membukakan pintu.

"Bentar yah," kata Jennie lalu berlalu pergi.

Jennie sendiri bingung siapa siang-siang begini yang bertamu. Kalau Rafa, Valdo, Ken,  atau Noel mereka pasti akan langsung masuk tanpa mengetuk pintu atau membunyikan bel. Dibukannya pintu rumah dan terpampanglah wajah perempuan paruh baya dan gadis remaja yang sudah tidak ingin Jennie lihat lagi wajahnya.

"Hay sayang. Apa kabar?" kata perempuan paruh baya itu yang merupakan ibu kandung Jennie, Disa.

"Hay Jen, gue kangen sama lo," kata Clara kemudian yang merupakan kaka tiri Jennie.

"Ck, ngapain kalian datang kesini?" tanya Jennie tak suka.

"Mama membawakan kamu ini sayang, selain itu mama juga kangen sama kamu," kata Disa sambil tersenyum ke arah anak yang sangat di rindukannya ini.

Heartless (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang