Chapter 19

182 38 0
                                    

SEBELUM MEMBACA CHAPTER INI, DIHARAPKAN UNTUK VOTE TERLEBIH DAHULU.

TERIMAKASIH BAGI YANG SUDAH VOTE ❤

-Selamat membaca-

Jam menunjukan pukul enam pagi dan Jennie masih bergelung, di selimut, menikmati mimpinya yang indah. Ditambah udara yang dingin semakin membuat ia enggan beranjak dari tidurnya. Saat-saat yang nyaman adalah tidur tanpa gangguan, sebelum gangguan itu datang mengusik tidurnya.


Suara ponsel Jennie berdering di atas nakas. Jennie meraba nakas yang ada di samping tempat tidurnya untuk mencari ponselnya yang berdering beberapa kali. Karena matanya masih mengantuk, ia mengangkat telfon itu tanpa mengetahui siapa yang menelfonnya.

"Hallo," kata Jennie dengan suara khas bangun tidur membuat seseorang yang menelfonnya terkekeh kecil.

"Hallo Jen," sapa seseorang disebrang sana yang menelfon Jennie.

Mendengar suara itu membuat Jennie seketika membuka matanya lebar-lebar. Kemudian ia menatap layar ponselnya, yang menelfonnya adalah nomor yang tidak dikenal. Tapi suara itu sama seperti suara Kai, lebih tepatnya itu benar-benar suara Kai. Jennie dengan cepat memutuskan panggilan telfon.

Satu pertanyaan di otaknya! Sejak kapan Kai tahu nomor ponselnya? Seingat Jennie, Jennie tidak pernah memberikan nomor ponselnya pada Kai.

Jennie melempar ponselnya ke sembarang arah lalu turun dari ranjangnya. Ia kesal saat ini karena tidurnya diganggu. Jennie tak bisa menutup lagi matanya karena rasa kantuknya hilang begitu saja. Jennie memutuskan untuk mandi dan setelah itu sarapan lalu pergi ke sekolah.

***

Jennie melangkah di koridor Sma Garuda yang luas untuk menuju ke kelasnya. Dalam hatinya ia menyumpah sarapahkan Kai yang sudah mengganggu tidurnya.

"Pagi Jennie," sapa Kai yang tiba-tiba saja sudah berada di samping Jennie.

Jennie menatap jengah ke arah Kai lalu memberhentikan langkahnya. Melihat Jennie yang memberhentikan langkahnya, Kai juga ikut memberhentikan langkahnya.

"Puas lo ganggu waktu tidur gue?" kata Jennie dengan nada yang tidak bersahabat.

"Puaaaasss bangggggeeeetttt," kata Kai sambil tersenyum jahil.

"Puas puas pala lo," ketus Jennie.

"Ya tapi kan cara gue ampuh, bisa bikin lo bangun pagi dan nggak datang telat ke sekolah," kata Kai yang memang dibenarkan oleh Jennie.

"Lo dapat nomor telfon gue dari mana?" tanya Jennie.

"Dari Rafa," jawab Kai.

'Sudah kuduga,' batin Jennie.

Kalau saja Kai tidak membangunkannya dengan cara seperti itu, bisa jadi hari ini Jennie akan terlambat dan terkena hukuman lagi dan lagi.

"Ooo yah, lo bawa buku fisika yang udah kita isi jawabannya kan?" tanya Kai.

"Ah, lebih tepatnya gue yang isi," ralat Kai.

"Gue juga isi yah," ucap Jennie tak terima.

"Iya iya, tapi dikit doang," kata Kai membuat Jennie memutar bola matanya.

"Jadi, bukunya lo bawakan?" tanya lagi Kai.

"Bawa kok, tenang aja," kata Jennie.

"Gue ke kelas dulu," kata Jennie lalu mulai melangkah menuju kelasnya.

Heartless (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang