14 : Mr. Ice Cream

3.3K 407 77
                                    

Jisoo membuka tirai jendela kamarnya, melihat Seokjin yang menunggunya di depan pagar rumah, berdiri sambil bersandar pada motornya sambil memainkan ponsel. Jisoo berasumsi kalau Taehyung meminta bertukar kendaraan lagi dengan Seokjin. Beberapa saat ia memandang pacarnya dari balik jendela, Jisoo kembali menutup tirainya seraya membuang nafas.

Sejujurnya Jisoo masih butuh waktu untuk menghindar dari Seokjin. Perasaannya masih tak keruan, ia malas berbicara dengan siapapun termasuk Seokjin. Suasana hatinya masih belum sepenuhnya baik.

Pada akhirnya, Jisoo berjalan keluar dari rumahnya yang sepi karena seluruh keluarganya sudah lebih dulu berangkat, menjalani aktivitas seperti biasanya. Tangannya membuka pintu pagar, hal itu membuat Seokjin mengalihkan perhatiannya dari ponsel ketika mendengar suara kunci pagar yang di buka. Lelaki itu tersenyum tipis kala Jisoo berjalan mendekat dengan wajah datar dan tak bersemangat.

"Kenapa gak pake jaket?" tanya Seokjin yang melangkah lebih dekat pada Jisoo.

Jisoo mundur satu langkah. "Emang harus?"

"Ya harus. Cuacanya lagi dingin, kamu gak ngerasa kedinginan emangnya?"

"Udah biasa, dari dulu juga udah kedinginan sama sikap kamu." guman Jisoo seraya memalingkan wajahnya, namun Seokjin cukup bisa mendengarnya.

Seokjin menghela nafas. "Pake jaket dulu, Ji. Cuacanya lagi gak bagus."

"Gak mau! Udah deh mending langsung jalan aja, ribet amat." balas Jisoo.

Seokjin berdecak ringan. Lantas, hal yang ka lakukan adalah mengambil hoodie yang sengaja ia bawa untuk cadangan jika misalnya dirinya  kehujanan di dalam tas. Jisoo yang masih memalingkan wajahnya itu tidak menyadari bahwa saat ini Seokjin tengah melakukan cara lain agar Jisoo mau memakai pakaian yang lebih hangat.

Tanpa banyak bicara dan tanpa persetujuan Jisoo yang masih enggan melihatnya, Seokjin memasukan lubang hoodie atasnya ke kepala Jisoo hingga melewati wajahnya. Hal itu tentu saja membuat Jisoo tersentak karena perlakuan Seokjin yang tidak di duga.

"Apa-apaansih?! Rambut aku jadi berantakan!" protes Jisoo seraya berusaha menjauh dari Seokjin.

"Diem, jangan ngelawan. Mau sakit lagi, hah? Aku gak akan nemenin kamu lagi kalau sakit, biar gak ada yang urus!" balas Seokjin, berusaha memakaikan hoodienya ke tubuh bagian atas Jisoo yang hanya memakai blouse dengan bahan tipis.

Jisoo hanya diam pasrah seraya menggigir bibir bawah bagian dalamnya ketika Seokjin memakaikan hoodie ke tubuhnya. Senyum Seokjin terbit setelah hoodie itu terpakai longgar di tubuh mungil Jisoo. Menggemaskan sekali, hoodie Seokjin begitu kebesaran di pakai Jisoo yang kini terlihat semakin kecil.

Jisoo juga tidak mau munafik kalau hoodie Seokjin cukup nyaman di pakai olehnya. Selain hangat, aroma parfum pacarnya yang khas dan begitu disukai olehnya tercium dengan sangat jelas dan baik oleh indra penciumannya. Dan jangan lupakan senyuman Seokjin, membuat hati Jisoo berdersir hangat.

"Pake ini," Seokjin memakaikan sebuah helm cadangan miliknya ke kepala Jisoo. "Jangan nolak, pake helm itu penting sedekat apapun tujuannya."

Jisoo hanya mendengus, lantas menaiki motor dengan sedikit bantuan tangan Seokjin.

"Pegangan."

"Iya ini udah ke tas."

"Peluk tasnya."

"Orangnya boleh?" tanya Jisoo iseng.

"Boleh."

"Serius?"

"Nanti kalau udah sah."

Jisoo berdecak, lalu memeluk tas Seokjin yang cukup besar. "Yaudah cepet jalan sekarang."

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang