Seokjin mengentikan mobilnya tepat di depan pagar rumah pacarnya. Ia meraih ponsel di dashboard, membuka ruang obrolannya dengan Jisoo, lalu mulai mengabari gadis itu kalau dirinya sudah sampai di depan rumah.
Choo💦
Beb, aku udah di depan
Tak sampai dua menit, balasan muncul.
Tunggu bentar
Seokjin kembali menaruh ponselnya di dashboard, sedikit melemparnya seperti orang yang tidak butuh dengan barang tersebut. Padahal lelaki itu baru saja membeli ponselnya seminggu yang lalu. Sebuah ponsel keluaran terbaru yang kameranya hampir terlihat seperti trypophobia kalau kata Seokjin sendiri.
Lelaki itu menyandarkan punggung tegapnya ke sandaran jok dengan kedua tangan yang di letakkan di belakang kepala. Sesekali ia melirik pintu pagar rumah Jisoo, lalu melirik jam tangannya dan pada akhirnya berdecak. Sudah lebih dari lima menit --oh tidak, bahkan hampir sepuluh menit dirinya menunggu Jisoo keluar dari rumah.
Kata tunggu sebentar dari perempuan memang kebohongan yang luar biasa. Atau mungkin, arti kata sebentar dari perempuan adalah sebaliknya. Aduh, bahkan sekarang hampir dua puluh menit Seokjin menunggu di dalam mobil.
Memangnya sedang apa sih sampai lama? Dandan? Memangnya mau kondangan sampai-sampai merias wajah di depan kaca begitu lama? Lagi pula mereka hanya akan pergi menonton dan mungkin setelahnya makan.
Pintu sebelah kiri terbuka, mendapati Jisoo yang masuk ke dalam dan kembali menutup pintu mobil.
Sumpah demi apapun, Jisoo benar-benar wangi sampai mengalahkan aroma pengharum mobilnya. Rasanya Seokjin seperti baru saja memasuki taman bunga saking segar dan wanginya. Ia curiga kalau Jisoo berendam dengan tujuh macam bunga. Atau, apakah mungkin Jisoo memakai parfum dengan sekali pakai? Mengguyurkan semua parfumnya ke baju?
Astaga, pikirannya jadi aneh hanya karena betapa wanginya aroma sang pacar. Makin sayang dan makin betah dekat lama-lama kan jadinya kalau begini.
"Katanya tunggu sebentar. Tapi kok aku nunggu lama?" oh tentu saja Seokjin tidak akan melupakan persoalan itu.
Jisoo menoleh dari semula fokus pada ponsel. "Kenapa? Kamu kesel nungguin aku?"
"Enggak."
"Ngomong enggaknya ragu gitu kedengerannya." balas Jisoo.
"Jujur salah, bohong apalagi."
"Yaudah ngomong aja sih kalau kamu kesel nungguin aku." ujarnya.
Seokjin menghela nafas. "Emangnya ngapain aja sih? Aku sampe nunggu dua puluh menit."
"Ya emangnya apalagi? Masa gak ngerti sih kalau cewek lama itu ngapain aja." balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterlove
Fanfic[COMPLETED] "Love is everything, but game is more than anything." "Yaudah. Aku sadar diri kok, aku gak kalah penting dari game!" (17+) Bangtan lokal!au Copyright © 2019 by carameluv