28 : Under The Moonlight

3.3K 344 182
                                    

Vote dan komen jangan lupa!

▫️▫️▫️

Jisoo keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya setelah menggosok gigi dan mencuci wajahnya dengan facial wash. Tangannya meraih remote yang tergeletak di atas kasur, mengarahkannya ke televisi yang masih menyala, lalu mematikannya. Suasana menjadi senyap ketika TV tersebut ia matikan.

Gadis itu menaiki ranjang, menarik selimut dan bersiap untuk tidur. Namun ketika matanya hendak terpejam, Jisoo samar-samar mendengar suara sehingga dirinya mengerutkan kening seraya berusaha menajamkan pendengaran, melirik ke arah jendela kamarnya setelah ia pastikan bahwa suara tersebut berasal dari sana.

"Astaga, jangan sampai gue berhadapan sama maling malem ini." gumam Jisoo seraya beringsut dari kasur, berniat mendekati jendela untuk memastikan dugaannya. Alih-alih takut pada  makhluk astral, Jisoo malah takut jika sesuatu yang berada di balik jendela kamarnya adalah seseorang yang beniat jahat.

Langkahnya terus mendekat secara perlahan pada jendela kamarnya seraya membawa sebuah tongkat kasti yang di tinggal kakak sepupunya di tangan kanannya, untuk berjaga-jaga seandainya dirinya di haruskan untuk melawan seseorang yang berada di balik jendela kamarnya.

Jisoo menelan ludahnya dengan jantung yang berdetak cepat ketika matanya menangkap sebuah bayangan yang bergerak di balik tirai jendelanya yang berwarna putih. Ia juga mendengar suara dari seseorang yang berada diluar sana, terdengar semacam umpatan seraya mengaduh, meringis seperti kesakitan.

Dengan keberanian yang telah ia kumpulkan serta tongkat kasti yang ia angkat tinggi-tinggi, Jisoo menggeser tirai jendelanya dan mendapati seorang laki-laki yang kini terlonjak kaget hingga dirinya sedikit terjungkal ketika Jisoo menggeser tirai jendela tersebut sekaligus.

Jisoo membulatkan matanya ketika mendapati Seokjin yang ternyata seseorang di balik jendela, lebih tepatnya di balkon kamarnya. Bagaimana bisa laki-laki itu sampai kesini? Ke balkon kamarnya. Dan bagaimana caranya? Sementara itu, Seokjin mengusap dadanya seraya menetralisir degup jantungnya yang mendadak berdetak kencang karena terkejut. Lalu pemuda itu berjalan mendekat dan mengetuk kaca dari jendela tersebut seraya mengatakan 'buka' tanpa suara.

Mengerti dengan gerakan mulut Seokjin, Jisoo lantas membuka kunci hingga jendelanya, membiarkan Seokjin masuk ke dalam kamarnya.

"Ka-kamu kok bisa sampe kesini?" tanya Jisoo seraya mengerjap-ngerjapkan matanya. "Gimana caranya?"

"Manjat." jawab Seokjin seraya membuka kupluk hoodie dari kepalanya.

Jisoo menautkan alisnya, membayangkan bagaimana Seokjin memanjat hingga bisa sampai pada balkon kamarnya. "Emang bisa?"

"Ya bisa lah, buktinya aku udah sampe kesini." balas Seokjin.

"Iya ya," katanya, lalu menyimpan tongkat kasti yang ia genggam ke dekat jendela. "Terus, ada apa kesini?"

Seokjin meringis seraya menggaruk tekuknya, kemudian terkekeh kikuk seraya menyisir rambut bagian depannya ke belakang dengan jari. "Ng... Tadi 'kan —aduh, gini."

Jisoo menaikkan sebelah alisnya, menunggu Seokjin menuntaskan apa yang akan ia katakan.

"Jadi..."

"Kenapa sih?" lama-lama Jisoo gemas sendiri karena Seokjin terus menjeda ucapannya.

Seokjin meringis lagi. "Rumah di kunci."

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang