Seorang laki-laki yang memakai kemeja berwarna hitam dengan lengan yang di gulung sampai siku itu berdiri sambil menyandarkan tubuhnya pada pintu mobil miliknya yang memiliki warna senada dengan sepasang pakaiannya. Ia menunggu seseorang datang sambil membalas beberapa pesan dari teman dan orang-orang yang memiliki urusan cukup penting dengannya.
"Jin!"
Yang di panggil menengadah dan langsung tersenyum ketika melihat seorang perempuan cantik yang berjalan cepat mendekat ke arahnya dengan senyum yang merekah. Dia, kekasihnya selalu cantik dan mempesona walau dirinya tidak selalu bertemu setiap hari.
Gadis itu memeluk tubuh tinggi pacarnya dengan penuh rindu. Sementara si laki-laki mendaratkan kecupan singkat di puncak kepalanya dengan penuh rasa sayang seraya mengusap pelan rambutnya.
"Kangen!" ungkap gadis itu seraya melepas pelukan, menatap lawan bicaranya dengan bibir yang mengerucut lucu.
Si laki-laki terkekeh gemas seraya mengacak rambut sang kekasih. "Kamu pikir aku enggak?"
"Soalnya kamu jarang ngabarin kalau lagi diluar kota. Jangankan diluar kota, kita di satu kota aja kamu susah di ajak ketemu." dengus si gadis.
"Oke oke, aku minta maaf, sayang. Kamu tahu sendiri kan aku sibuk dan banyak urusan kesana-kemari." katanya.
"Masa bener-bener gak sempet walau cuma ngetik di chat buat ngabarin?
"Gimana ya jelasinnya? Aku emang bener-bener gak sempet, serius," ujarnya. "Tapi kamu jangan khawatir, aku akan selalu usahain buat atur pertemuan kita walau gak sering. Selama ini aku juga selalu usahain buat nyuri waktu ngabarin kamu di sela-sela kesibukan."
"Susah ya punya pacar yang super sibuk dan banyak urusan."
Lelaki itu terkekeh, lantas membuka pintu mobil dan mempersilahkan pacarnya masuk. "Silahkan tuan putri."
Gadis itu tersenyum seraya menepuk pipi pacarnya dua kali sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil.
"Omong-omong, jam berapa kamu pulang dari luar kota?" tanyanya setelah mobil yang di tumpanginya mulai melaju perlahan.
"Jam 4 sore, tapi tadi mampir ke rumah mama dulu sebelum pulang ke apartemen," ujarnya basa-basi. "Mau kemana sekarang?"
Gadis itu bergumam, lalu terkekeh. "Gak tahu."
"Astaga, kamu yang ngajak ketemu tapi kamu juga yang gak punya tujuan," dengus lelaki itu yang membuat pacarnya terkikik. "Yaudah kita nonton aja kalau gitu, tapi yang jadwal tengah malem. Gimana, mau gak?"
"Setuju!"
"Oke, sekarang kita makan dulu. Mau makan apa? Dan jangan bilang terserah, aku bingung nantinya."
Gadis itu tertawa. "Aku lagi pengin makan ramen. Ada restoran ramen yang baru, aku pengin coba rasanya."
"Perasaan ramen rasanya sama-sama aja dan gak ada bedanya meskipun beda restoran." katanya.
"Enggak semua sama kok, ada bedanya. Kamu mana tahu karena belum nyobain ke setiap restoran."
Lelaki itu terkekeh. "Yaudah, kalau gitu aku harus makan ramen biar tahu rasanya."
Sekitar lebih dari lima belas menit melaju di jalanan, keduanya sampai di sebuah restoran ramen yang telihat begitu ramai di lihat dari luar. Suasana semakin terdengar ramai, berbagai obrolan dari pengunjung pun tersengar ketika sepasang kekasih itu masuk ke dalam restoran.
"Wah, rame banget. Pasti penuh," gadis itu menebak. "Kalau penuh kayak gini, udah pasti rasa ramennya enak."
"Belum tentu, sayang. Mungkin beberapa orang yang berkunjung kesini cuma penasaran aja karena restorannya baru." ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterlove
Fanfiction[COMPLETED] "Love is everything, but game is more than anything." "Yaudah. Aku sadar diri kok, aku gak kalah penting dari game!" (17+) Bangtan lokal!au Copyright © 2019 by carameluv