Alih-alih mengisi perut saat jam makan siang, Seokjin malah menyelesaikan pertarungan game online-nya di ponsel, mengabaikan setiap perbincangan yang di bahas oleh teman-temannya. Jika fokusnya sudah pada game bersama obsesi untuk menyelesaikan permainannya, Seokjin akan melupakan dan mengabaikan apapun di sekelilingnya, bahkan untuk mengisi perutnya sendiri yang minta diberi asupan.
Seokjin dan obsesi penyelesaian misi di gamenya benar-benar tidak boleh di tiru. Apalagi sampai melupakan makan dan tidur. Dan akhir-akhir ini, nafsu makan Seokjin berkurang sehingga tubuh Seokjin lebih kurus dari sebelumnya meski belum kentara. Tetapi percayalah, tubuhnya masih tampak bagus.
"Cewek yang waktu touring di bonceng sama Jungkook siapa sih namanya?" tanya Taehyung.
"Au, lupa dah gue," sahut Hoseok, lalu beralih menyikut Jimin. "Jim, siapa? Bukannya deket sama lo?"
Jimin berdecak. "Apaan sih lo, bang. Diem gue lagi fokus."
"Kenapa emangnya? Lo mau nyari selingkuhan?" tanya Namjoon dengan entengnya.
Taehyung tertawa kecil. "Kagak. Soalnya tadi malem ada yang nanyain dia ke gue sambil minta kontaknya. Mentang-mentang gue sering sebar nomor cewek, bukan berarti nomor dia gue punya."
"Emang siapa yang nanyain?" tanya Namjoon.
"Jungkook."
Merasa rahasianya terbongkar, Jungkook langsung menendang kaki Taehyung di bawah meja. Taehyung dan mulut ember bocornya memang tidak bisa di ajak kompromi, selalu seenaknya mengumbar. Padahal Jungkook sebelumnya sudah memberi kode pada Taehyung untuk tidak menceritakannya pada teman-temannya.
"Serius, Jung?" tanya Hoseok tak percaya, lalu tertawa setelahnya. "Lo mau nikung Jimin anjir?"
Jungkook tidak merespon, berlagak sibuk dengan ponselnya dengan sesekali mencomot camilan yang di belinya.
"Jim, gimana nih woi? Lo kena tikung anjir? Kurang gercep sih lo tarik ulur mulu kerjaan, deketin cewek sana-sini pula." ucap Hoseok.
"Diem anjing, berisik dah pada bacot mulu dari tadi." balas Jimin yang merasa terganggu. Pasalnya, ia sedang menandai beberapa kata di dalam tugasnya yang perlu di revisi olehnya.
"Betewe, weekend nanti gue balik lagi ke rumah orang tua." Hoseok beralih pada perbincangan lain di tengah makan siang mereka di kantin universitas.
"Kenapa?" tanya Namjoon.
"Biri-biri lo ada yang mati?" disusul Taehyung.
"Bukan anjir, gue punyanya kuda bukan biri-biri. Kakak gue kawin, tanggalnya di percepat. Udah ngebet kali tuh lakinya." jawab Hoseok seraya mencomot kentang goreng milik Yoongi.
Taehyung terkikik. "Kakak lo langsung kawin, bang? Gak nikah dulu?"
"Ya maksud gue nikah, goblok. Ada kata yang ambigu dikit aja langsung bereaksi lo." balas Hoseok seraya melempar kentang goreng yang baru saja di comotnya dari piring Yoongi ke wajah Taehyung.
Yoongi berdeham. "Omong-omong, itu kentang goreng gue, Jey."
Hoseok cengengesan. "Hehe, maap."
"Eh eh, beli album dimana dah? Ada yang tahu kagak?" tanya Taehyung terburu-buru setelah melirik ponselnya.
Namjoon mengernyit. "Album apaan?"
"Album artis Korea. Gue mau beli buat hadiah ulang tahun cewek gue minggu depan," jawab Taehyung. "Bangsat, gue lupa nama grupnya. Apaan ya? Lo pada tahu kagak? Bang Joon?"
"Gue cuma tahu Le Min Ho." sahut Jimin yang tengah menandai beberapa kata penting di salah satu tugasnya dengan stabilo berwarna kuning. Dan Jimin masih salah mengucapkan nama depan salah satu aktor dari Korea itu, padahal Ibunya sudah berkali-kali mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterlove
Fanfic[COMPLETED] "Love is everything, but game is more than anything." "Yaudah. Aku sadar diri kok, aku gak kalah penting dari game!" (17+) Bangtan lokal!au Copyright © 2019 by carameluv