Seharian ini Jisoo tidak banyak bicara seperti biasanya. Pikirannya di penuhi oleh serangkaian pertanyaan dan kemungkinan yang sama sekali tidak di inginkan olehnya. Sebenarnya Seokjin berteleponan dengan siapa tadi malam? Salah satu pertanyaan yang ada di dalam kepalanya.
Dan sebenarnya, hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya. Tapi Jisoo tidak menanyakan penjelasannya pada Seokjin.
"Ji, dari pada lo kepikiran kayak gini, mending lo tanya langsung aja deh ke pacar lo," saran Jennie seraya menyimpan dua cup besar es kopi ke atas meja. "Lo kalau diem-diem kayak gini serem tahu, serius deh."
Jisoo meraih es kopinya yang telah di pesan Jennie. "Kalau gue nanya, takutnya dia risih gitu. Nanti gue di anggap gak ngehargain privasinya lagi."
"Ya lo nanya nya santai aja. Maksud gue, lo nanya soal itu disaat kalian lagi ngobrol random gitu. Ngerti gak sih?"
Jisoo mengangguk-anggukan kepalanya dengan mulut yang menempel pada sedotan.
"Berpikir positif aja, mungkin dia tiba-tiba dapet telpon pas mau tidur. Maybe dari salah satu temennya. Lo jangan langsung nyimpulin kalau cowok lo telponan sama cewek lain. Kebanyakan baca wattpad sih lo."
Jisoo mendengus. "Asal lo tahu ya, wattpad itu penambah mood gue. Lo coba download deh, Jen. Banyak cerita seru, gratis lagi."
"Enggak, gue gak terlalu suka baca," balas Jennie. "Eh tapi serius, Ji. Mending lo tanyain aja, dari pada lo kepikiran gini."
"Iya, nanti aja kalau waktunya udah tepat," katanya. "Jen, lo kan pernah pacaran sama gamers. Gimana sih cara ngadepinnya?"
"Ngadepin gimana maksud lo? Kalau punya pacar gamers ya paling kita di cuekin. Ya gitu aja sih, lo mungkin ngerasain sekarang."
"Lo suka kesel gak sih kalau di cuekin gitu? Gini ya, gue bukannya haus perhatian, tapi kesel aja gitu di cuekin disaat kita butuh dia." jelas Jisoo.
Jennie tertawa. "Anjir, gue pernah ngerasain sih dan emang gue kesel. Untung cowok gue sekarang pecandu buku, meski kadang ngeselin juga karena gue gak terlalu suka baca buku, tapi seengaknya masih mending dari pada pecandu game. Serius deh."
"Lo putus sama dia alasannya gara-gara dia suka game?" tanya Jisoo.
"Bukan, kita pisah secara baik-baik kok. Tapi Ji, rata-rata cowok yang addict banget sama game itu setia loh. Mereka gak punya waktu mikir buat cari cewek lain. Gimana mau mikir cari cewek lain, cewek sendiri aja kadang gak di pikirin karena di otaknya cuma fokus sama game." jelas Jennie.
"Masuk akal juga sih. Tapi gue gak telalu percaya kalau setia. Gue yakin cowok gue banyak chattingan sama cewek lain."
Jennie mendengus. "Ah, mikir negatif mulu lo sama cowok sendiri. Emang lo udah buktiin sendiri kalau cowok lo chattingan sama banyak cewek?"
Jisoo terdiam sejenak seraya menghisap minumannya melalui sedotan. "Ya... Gak banyak sih. Tapi gue sesekali pernah liat daftar obrolannya. Dan selalu ada nama cewek di urutan teratas selain nama gue."
"Lo tahu Sana gak?" tanya Jisoo.
"Tahu. Kenapa? Dia cewek yang lo maksud?"
Jisoo mengangguk. "Iya. Gue rasa Seokjin sering chatting sama dia karena Sana selalu di urutan teratas, atau di urutan kedua di bawah gue."
"Paham sih gue kalau misalnya cowok lo sering chatting sama Sana. Soalnya Sana gamers juga, mungkin Seokjin ngerasa nyambung sama Sana karena pembahasan dan kesukaan mereka sama."
"Apa jangan-jangan malem itu dia telponan sama Sana kali ya?" Jisoo kembali menebak-nebak lagi.
Jennie berdecak. "Yaelah, jangan nebak mulu dan mikir negatif. Tanyain aja apa susahnya sih?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterlove
Hayran Kurgu[COMPLETED] "Love is everything, but game is more than anything." "Yaudah. Aku sadar diri kok, aku gak kalah penting dari game!" (17+) Bangtan lokal!au Copyright © 2019 by carameluv