Suhu udara di pagi hari rupanya lebih dingin dari semalam. Membuat menggigil dengan tubuh yang sedikit bergetar. Namun meski dingin, udaranya menyegarkan dan membuat nyaman sehingga suhu dingin pun sepertinga tidak masalah.
"Woi bangun lo!" Jimin menendang bokong Taehyung agar temannya itu segera bangun dan bersiap untuk pulang. Taehyung masih tertidur pulas seraya meringkuk di bawah sleeping bag yang sebenarnya tidak menghangatkan secara maksimal.
Yang di bangunkan hanya bergumam tak jelas dan bergerak tidak nyaman seraya terus meringkukan badannya, mencoba menghangatkan tubuhnya karena udara terlalu dingin. Dan hanya Taehyung yang masih tidur, yang lainnya sudah terbangun menikmati udara dingin pagi namun menyegarkan.
Oke, biarkan Taehyung menikmati tidurnya terlebih dulu beberapa menit sebelum benar-benar pulang.
"Iya, Ma. Maaf kemarin adek gak bisa langsung ngabarin, lagi repot soalnya." kata Jungkook yang sedang di telepon oleh Mamanya.
"Enggak kok, Ma gak ada apa-apa. Cuma ada sedikit--" Jungkook tidak melanjutkan ucapannya karena Mamanya memotong dengan cepat. Hal itu membuat Jungkook membuang nafas karena Mamanya yang super protektif. "Gak ada yang kenapa-kenapa, Ma. Disini baik-baik aja, adek gak apa-apa gak usah khawatir."
Lagi-lagi Jungkook membuang nafas, lantas ia melirik Seokjin yang sedang terdiam menikmati sentuhan angin bersama Jisoo dengan wajah bantalnya. "Iya bentar, adek kasih telponnya dulu."
Jungkook berjalan mendekati Seokjin tanpa memutuskan sambungan telepon dengan Mamanya. "Bang Jin."
Seokjin menoleh, begitupun juga Jisoo yang berdiri di sebelahnya. "Kenapa?"
"Mama." kata Jungkook seraya menyerahkan ponselnya dan langsung di terima oleh Seokjin yang sudah paham betul.
"Halo, tante?" sapa Seokjin dengan sopan dan ramah. "Oh, disini baik-baik aja, gak ada yang kenapa-kenapa. Cuma ada sedikit masalah, tapi semuanya aman."
Seokjin terkekeh kecil. "Iya, tante. Jungkook gak apa-apa, aman sama saya."
Seokjin terdiam sambil mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti ketika mendengar setiap kata dan beberapa pesan yang di ucapkan Mamanya Jungkook melalui telepon. Kemudian ia tersenyum lembut, lalu tertawa ringan setelahnya.
"Gitu ya? Semoga anak dan ibunya selalu sehat sampai lahiran ya. Tante juga jangan sampai terlalu kecapekan," kata Seokjin hangat ketika mendengar cerita sekilas dari Mamanya Jungkook tentang kakaknya yang tengah hamil muda dan sedikit merepotkan tanpa adanya Jungkook yang membantu. "Hari ini kita langsung pulang kok, gak akan mampir kemana-mana lagi kecuali makan."
"Mungkin sekitar jam 2 kita sampe. Tapi pasti di usahain cepet."
Seokjin tersenyum. "Iya. Maaf ya sudah bikin tante gak tenang dan khawatir."
"Iya tante sama-sama." balas Seokjin setelah Mamanya Jungkook menitipkan putra bungsunya padanya dan lalu berterima kasih karena Seokjin selalu bisa di andalkan.
Lelaki itu menjauhkan ponselnya dari telinga setelah panggilan berakhir, lalu ia kembali menyerahkannya pada Jungkook yang sepertinya merasa kurang nyaman karena Mamanya terlalu berlebihan sampai selalu menitipkan dirinya pada Seokjin. Padahal Seokjin bukan keluarganya, hanya sahabat yang sudah Jungkook anggap seperti kakak sendiri.
Jungkook tidak suka dirinya selalu di perlakukan seperti anak kecil. Ia sudah besar dan sudah bisa menjaga diri sendiri.
"Maafin mama gue ya, bang." kata Jungkook, khawatir kalau Seokjin merasa punya tanggung jawab yang merepotkan.
"Ngapain minta maaf, tulul? Udah sana siap-siap beresin barang lo, kita bentar lagi balik." titah Seokjin yang langsung di turuti oleh Jungkook setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterlove
Fanfic[COMPLETED] "Love is everything, but game is more than anything." "Yaudah. Aku sadar diri kok, aku gak kalah penting dari game!" (17+) Bangtan lokal!au Copyright © 2019 by carameluv