30 : 1 4 3 [END]

7.4K 475 384
                                    

Serius, part ini panjang banget gils. Kalau bosen, kalian bisa jeda dulu dan di lanjut lagi sesuka kalian. Ya, intinya nikmati aja, jangan terburu-buru bacanya.

Mau extra part? Spam komen bisa kali ya, hehe💜

▫️▫️▫️

Setelah mengetik balasan pesan, Seokjin menyambar jaket serta kunci mobilnya di meja. Meninggalkan kamar dan berlari kecil menuruni tangga hingga ia sampai ke lantai dasar yang langsung mengarah pada ruang tengah. Ada Bunda dan kakak sepupunya yang sedang asik mengobrol serta keponakannya yang berusia 4 tahun, bermain sendirian di atas karpet dengan beberapa mainan yang di bawanya dari rumah.

"Bun, Abang pergi dulu." pamitnya seraya datang menghampiri dan menyalami tangan bundanya serta kakak sepupunya.

"Mau kemana?" tanya Bunda.

"Main."

"Sama siapa?" kini giliran kakak sepupunya yang bertanya.

"Kepo."

"Sama cewek sih yang pasti kalau udah cakep sama wangi gini." kata Bundanya.

"Oh, cewek yang waktu itu pernah di bawa kerumah bukan, Bang?" tanya kakak sepupunya lagi.

"Yang mana? Cewek gue banyak, mohon maaf." balas Seokjin seraya kembali mengetik pesan balasan pada seseorang.

"Dih! Sok playboy," dengus kakak sepupunya. "Yang sebulan lalu pernah bawa kerumah sama lo, cewek pokoknya, cantik. Siapa tuh namanya?"

Seokjin berdecak seraya memakai jaketnya. "Kepo banget sih lo!"

"Ish! Ceweknya Seokjin siapa namanya, Tan? Yang waktu itu pernah di bawa kesini." tidak ada pilihan lain selain menanyakan hal ini pada Bundanya Seokjin, yang tahu siapa perempuan yang di maksud.

"Jangan di kasih tahu, Bun. Keponya dia kebangetan, suka ngestalk." ucap Seokjin.

"Ih! Nyebelin lo! Gue cuma pengin tahu doang."

Bunda terkekeh. "Nanti juga kamu tahu sendiri kalau ceweknya udah di halalin sama Abang."

"Wuih! Serius lo kali ini? Lulus langsung kawin lo gila mantap!" ucap kakak sepupunya heboh.

"Nikah dulu, baru kawin," kata Seokjin mengoreksi. "Maen kawin-kawin aja nih, Bun. Kan gak boleh ya."

"Ya maksud gue itu paul!" balas kakak sepupunya. "Tapi serius lo? Maksud gue, sama cewek yang sekarang lo serius?"

"Becanda mulu capek."

"Beres kuliah langsung nikah, serius ni anak Tante?" tanya kakak sepupunya, melirik ke arah Bunda yang hanya terkekeh-kekeh menanggapinya. "Punya ape lo berani banget nikahin anak orang? Modal nikahnya udah siap belum?"

"Jangan ngeremehin, gini-gini duit gue banyak," balas Seokjin. Kemudian ia tersenyum usil seraya menaik turunkan alisnya. "Lo tinggal doain aja, tahu-tahu gue sebar undangan berlapis emas."

"Dih! Gaya lo."

Seokjin terkekeh. "Gue pergi dulu. Bun, Abang pergi ya, pulangnya malem."

"Hati-hati, Bang!"

"Om Seokjin!"

Langkah Seokjin kembali berhenti ketika keponakannya memanggil. "Kenapa?"

"Ubin ikut boleh?" kata anak itu seraya berdiri dari posisi duduknya, menatap sang paman dengan tatapan memohonnya yang terlihat menggemaskan, berharap Seokjin memperbolehkannya untuk ikut.

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang