-put your hand in mine-
Kisah tentang Senja, si biduan kelas yang memiliki sikap ramah serta sedikit nyablak. Bertemu dengan Dean kelas 11 IPA 6, yang sikapnya selalu berubah-ubah dan aneh tapi, ganteng.
"Lo mau jadi pangeran gue?"
-SHS ser...
Gadis cantik bernama Senja itu melamun, mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu ditaman. Tatapan matanya sayu, ia hanya melihat keluar jendela. Biasanya Senja ikut bernyanyi bersama bersama temannya di depan kelas, tapi kali ini Senja beda, ia tampak tak bersemangat.
Deka melirik Senja begitu pula Jaehi yang kemudian menghampiri para pelawak kelas. "Senja kenapa?" Tanyanya berbisik.
Mereka semua menggeleng tak ada yang tau. Sampai akhirnya Misha menceritakan semuanya dengan berbisik. Jisa sudah geram, bisa-bisanya cewek yang tidak cantik dan sok seperti Sahila menghina Senja yang nyatanya lebih diatas dirinya, begitu pula dengan Mina yang sudah mengepal tangannya. Jaehi hanya diam dengan tenang walau masih terdapat khawatir di raut wajahnya, ya mau bagaimana. Mereka semua takut Senja terkena hujat oleh seantero sekolah dikarenakan Sahila adalah admin akun gosip yang sebenarnya, bisa saja ia memutar balikkan fakta dan sebagainya.
Dhimas selaku ketua kelas meminta para pengurus kelas untuk berkumpul pulang sekolah nanti, mau bagaimanapun Senja adalah salah satu bagian dari kelas 11 IPA 4 , kelas yang kalau ada satu orang kesusahan pasti semuanya turun tangan tuk membantu.
***
Senja berjalan gontai keluar area sekolah, Ia diajak Jihan untuk ke Galaxy, Una tak bisa ikut karena dia merupakan pengurus kelas dan harus berkumpul.
Sedari tadi, Dean mencari dirinya tapi Senja hanya bersembunyi dan menghindari Dean.
"Mau minum apa,? Biar gue yang traktir" kata Jihan ingin menghibur.
"Kek biasa lah, lo tau kan kalo gue lagi suntuk sukanya minum apa" balas Senja malas.
"Signature chocolate" sahut Jihan bersemangat, tetapi Senja hanya melirik sekilas.
Saat mereka berdua memasuki area galaxy, bertemu dengan Dean serta Sahila dan 'geng' nya.
Jihan panik saat itu juga, ia takut kalau Senja malah makin badmood. Tetapi, Senja hanya mengulum bibir serta mencoba tuk tersenyum melewati Dean.
"Duh udah ngerebut nggak ada muka tunduknya pula" sindir salah satu teman Sahila.
Senja diam, wajahnya kini pucat pasi pandangan matanya buram.
Brukk
Tubuh Senja terjatuh ke Jihan, dengan sigap Dean langsung menggendong dan membawanya ke UKS sekolah, kebetulan UKS nya belum ditutup.
Bisa dilihat, wajah Dean khawatir bukan main. Melihat hal itu Sahila menjadi jengkel dan tatapannya sinis. Jihan sudah pamit karena Ia ditelephone oleh sang ibu untuk pulang.
Hanya tersisa Dean, Senja serta pengurus PMR yang sedang membersihkan UKS. Dean memegang tangan Senja, cowok itu merunduk dan mencium tangan gadis yang sedang berbaring lemas di depannya. "Sen..bangun."
"Gue nggak bisa liat lo pucet kek gini, gue nggak bisa" katanya sambil berusaha tuk menahan air mata.
Walau cowok itu kuat, ia akan tetap menangis jika menyangkut orang yang ia sayang.
Air mata mulai membasahi pipi Dean, cowok itu menyalahkan dirinya. Karena saat itu ia masih bimbang antara Senja atau Sahila.
Dean menyeka air matanya dengan tangan kiri, tangan kanannya tetap memegang tangan Senja. Dean menyelipkan beberapa rambut Senja ke telinganya.
Cowok tampan itu mendekatkan wajahnya ke wajah Senja dan mencium pipinya cepat, berharap agar dapat membuat gadisnya ini bangun.
Namun, hasilnya sama. Gadis itu tak bangun sampai UKS sudah ingin ditutup. "Dean..Senja nya udah sadar?" Tanya Zivi, salah satu pengurus PMR yang sedang membersihkan UKS.
"Belom nih."
"UKS nya mau ditutup nih, gimana dong?" Tanya Zivi memandang gorden yang menutup mereka berdua.
"Hm, kalo misalnya udah sadar diapain?" Tanya Dean menoleh sekilas ke Senja.
"Kalo udah pulih, dikasih minyak kayu putih gitu" jawab Zivi.
Dean diam, ia menggendong Senja membawa keluar, "lo tutup aja UKS nya, darimana kek kejadian bulan lalu. Anak PMR kena marah" kata Dean sekilas lalu pergi.
Ia memesan taksi dan membawa Senja kerumahnya, syukur lah, di perjalanan Senja sudah sadar, jadi Dean hanya perlu mengantarnya sampai rumah Senja.
Dean berusaha tenang saat menghantar Senja sampai gerbang rumahnya. "Makasih ya, Yan" Senja berterima kasih diakhiri dengan senyum.
DEG!
Dean terdiam dengan jantung yang berdesir cepat, cowok itu masih memasang muka datar. Membuat gadis di depannya berbalik lalu masuk ke dalam.